MERAUKE, WARTA NUSANTARA- Berdasarkan data yang dirilis Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke, jumlah pasien covid-19 yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) maupun melakukan karantina di Hotel Akat berjumlah 300 lebih orang.
Dengan lajunya covid-19 yang tak kunjung dibendung, Bupati Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, MT mengambil langkah cepat. Salah satunya adalah frekuesi penerbangan dikurangi. Dimana seminggu hanya dua kali penerbangan ke Merauke. Lalu penumpang yang naik pesawat ikut dikurangi yakni hanya 50 orang.
Kepada sejumlah wartawan Senin (5/7/2021), Bupati Mbaraka menjelaskan, pihaknya telah melakukan rapat koordinasi bersama Muspida serta sejumlah stakeholder tadi pagi. “Memang setiap hari jumlah pasien covid-19 terus bertambah dan itu akibat kelengaan masyarakat Merauke,” ujarnya.
Dikatakan, setelah bersama wakilnya, H. Riduwan dilantik beberapa bulan lalu, langsung mengistruksikan kepada tenaga kesehatan agar tertib anggaran, managemen hingga pengendalian. Puji Tuhan, saat itu hampir nol persen. Hanya tersisa satu pasien covid-19 dirawat.
“Kenapa saya bilanng hampir nol, karena rata-rata kematian perhari sudah nol juga. Lalu pasien covid-19 yang dirawat hanya berkisar antara 1-2 orang,” katanya.
Disaat Merauke sudah ‘bersih’ dari covid-19, masyarakat mulai lepas control dan sudah tak taat kepada protocol kesehatan (prokes) lagi. Semua enak berangkat menggunakan pesawat. Apa jadinya, dari hanya tersisa satu orang, kini pasien covid-19 menembus angka 333 orang.
Dari rapat tadi pagi, lanjut Bupati Mbaraka, setelah dilakukan identifikasi, ternyata penyebabnya adalah pelaku perjalanan dari luar yang banyak membawa covid-19 ke Merauke. “Saya tak perlu urai pelaku dari mana saja. Karena terlalu banyak armada masuk disini,” katanya.
Selain itu, kunjungan ke Merauke meningkat baik swasta maupun pemerintah. Jadi intinya pertama, meledaknya covid-19 akibat pelaku perjalanan dan berikutnya mucul varian lokal. Contoh kematian anak kecil kemarin.
“Kami harus lakukan pemetaan secara baik terlebih dahulu, termasuk surat edaran yang telah saya dikeluarkan,” katanya.
Dijelaskan, dari laporan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke, dr. Nevil Muskita, rata-rata 100 sampel PCR yang dilakukan sehari di rumah sakit, Merauke berada pada posisi 50 persen. “Dengan demikian, kita tidak sehat,” ungkapnya.
Ditambahkan, setelah meningkatnya pasien covid-19 yang dirawat, pengobatan standard hingga lebih, harus dilakukan untuk menyembuhkan mereka yang sedang dirawat.
Ditambahkan, meskipun frekuensi penerbangan termasuk penumpang dikurangi, namun khusus barang tidak. Sehingga perekonomian tetap berjalan. (WN-kobun)