ADVERTISEMENT
google.com, pub-9566902757249236, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Sepenggal Kisahku Di Negeri Ikan Paus

Oleh : Thomas Krispianus Swalar

Guru SMAN 1 Nagawutung Kecamatan Nagawutung Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur

Mengenal Kehidupan Masyarakat Nelayan Lamalera

google.com, pub-9566902757249236, DIRECT, f08c47fec0942fa0

WARTA-NUSANTARA.COM-Masyarakat Nelayan Lamalera adalah dulunya sebuah desa tapi kini di memarkan menjadi dua desa yakni desa Lamalera A sebagai desa induk dan desa Lamalera B, berada di wilayah Kecamatan Wulandoni Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kehidupan sehari-hari masyarakat Lamalera adalah sebagai Nelayan. Karena kondisi topografi yang kurang menguntungkan bagi masyarakat Lamalera untuk bisa mencari penghidupan yang lain. Bila kita cermati, bagaimana kehidupan masyarakat Lamalera memang menunjukkan suatu keunikan.

Mengapa unik, setahu penulis sudah Beratus tahun kehidupan ini dijalani oleh masyarakat Lamalera. Hasil tangkapan berupa ikan paus, di olah dan di awetkan menurut tradisi masyarakat setempat. Dari hasil pengawetan tersebut akan di jual ke kampung tetangga dengan cara barter. Saya yakin barter sudah bisa dipahami barang ditukar dengan barang. Ya itulah yang dijalankan oleh masyarakat Lamalera dari waktu ke waktu. Ikan di tukar dengan jagung, ubi, pisang,dan padi.

RelatedPosts

Untuk pergi menjual hasil tangkapan adalah tugas dari kaum perempuan. Pagi pagi mereka harus berjalan kaki puluhan kilometer ke desa desa tetangga untuk menjual ikan. Tanpa kenal lelah, pekerjaan ini dikerjakan dengan suka cita. Tak ada keluhan sedikitpun keluar dari mulut mereka. Hasil penjualan ini dibawa pulang ke kampung untuk selanjutnya diolah menjadi makanan siap saji.

Tetapi jangan berpikir, hasil penjualan ini di muat di mobil ataupun motor, mungkin sekarang baru kendaraan ramai jadi mereka sudah bisa terbantu. Dulu mereka pulang jualan dengan hasil yang begitu banyak dan harus dipikul. Generasi kita sekarang ini bisa membayangkan, apakah kita sanggup menjalani rutinitas sehari-hari seperti ini?

Sedikit gambaran cara pengawetan jagung hasil dari menjual ikan. Caranya adalah jagung diluru setelah itu di campur dengan sedikit abu dapur dan selanjutnya di simpan di tempat yang aman. Cara pengawetan seperti ini sudah dilakukan sejak nenek moyang mereka hingga kini. Dengan mencampurkan abu dapur, kecil kemungkinan jagung akan rusak Dengan demikian persediaan bahan makanan sampai satu musim masih ada persediaan.

Memang kalau kita bandingkan dengan jaman sekarang ini, cara pengawetan seperti ini tentu dikatakan sangat primitif atau kolot tetapi itu anggapan yang salah dan keliru, bahkan kalau kita bandingkan dengan pola sekarang jauh dari istilah higienis. Bila kita melihat dari sisi kualitas sumber daya manusia, orang Lamalera boleh dikatakan sangat jenius.

Mungkin banyak yang mengenal sosok Goris Keraf, salah satu Ahli Tata Bahasa  yang cukup terkenal dengan kepiawaiannya mengantarkan perkembangan bahasa Indonesia sampai pada titik ini. Mungkin juga banyak yang mengenal sosok pribadi Sony Keraf, yang pernah menjadi Menteri Lingkungan Hidup .

Dua tokoh ini adalah contoh kecil yang dapat penulis sebutkan mewakili sekian banyak tokoh pintar’ yang terlahir dari negeri Ikan Paus. Banyak penelitian,mengapa orang Lamalera begitu pintar yang sudah di lakukan banyak peneliti dari luar negeri.

Apa sih yang menjadi ciri khas orang Lamalera yang kalau dilihat dari kaca mata awam tidak ada apa apanya.

Dari ketiadaan menjadi ada, mungkin bisa di katakan demikian untuk orang orang Lamalera, karena melihat situasi dan kondisi geografis yang kurang menjanjikan mereka belajar dengan tekun untuk bisa merubah masa depannya nanti.

Melihat kondisi orang tua yang sudah bersusah paya mencari rejeki untuk menghidupi keluarga mereka itulah alasan mengapa mereka berusaha keras untuk bisa merubah nasibnya.

Tatkala mereka pergi menjual ikan di desa desa tetangga,meski dalam kondisi fisik yang kurang prima ada rasa iba melihat mereka tetapi satu alasan pasti bahwa anak-anaknya membutuhkan uang untuk sekolah. Itulah jawaban dari mama- mama.

Mereka tidak pernah mengenal lelah dan letih untuk mencari sesuap nasi, meskipun berjalan kaki berkilo-kilo jauhnya.

Di terbangi cahaya obor saat mereka keluar rumah dan saat pulang dihantar dengan panas dan teriknya matahari.

Bakul yang begitu penuh dengan jagung,padi,ubi, pisang tak dirasakan beratnya oleh mereka karena ada perasaan suka cita, jualan mereka hari ini laku keras.

Semangat ini Takan lekang terpatri dalam sanubari mereka karena demi suami dan anak-anaknya.

Kalau melihat mama- Mama yang dengan tekad baja, bercucuran keringat, walaupun kadang sakit disembunyikan seperti ini hatiku sedih.

Adakah generasi yang sekarang juga punya semangat membara seperti ini, adakah yang lebih membara semangatnya menyaingi semangat kaum tua?

Menurut kaca mata penglihatan, generasi muda sekarang ini lebih banyak yang duduk manis sambil mengutak-atik handphone.

Bila kita melihat latar belakang keluarga aduh……… ampun beribu ampun…………orang tua boleh begitu Bermandi keringat tapi anak begitu cueknya.

Terlalu disayangkan generasi penerus bangsa yang seperti ini. Akan di bawah ke mana nasib bangsa ini.

Sepintas gambaran transaksi jual beli ikan dengan jagung,ubi,dan pisang dengan kampung- kampung tetangga.

Kalau jaman dulu,semasa Penulis masih kecil dan sampai dengan masa SMA, biasanya diserap kampung ada tempat yang dinamakan SNAK yaitu tempat dimana irang- orang dalam kampung tersebut datang pagi- pagi sekali untuk menunggu mama- Mama dari Lamalera untuk melakukan transaksi jual beli.

Tempat yang dinamakan SNAK ini biasanya berada di ujung kampung. Orang dalam kampung tersebut biasanya membawa jagung,ubi, pisang dan juga padi untuk ditukar dengan ikan.

Cukup asyik jika kita datang dan menyaksikan proses tukar menukar di tempat ini, biasanya satu ikan dapat ditukar dengan jagung atau ubi,atau pisang dua belas bulir/ buah. Kalau istilah Mama mama satu mongan. Kalau untuk garam takarannya lain lagi.

Pengalaman Penulis,semasa kecilnya sering di suruh Mama untuk pergi SNAK, dan memang mengasyikkan ketika barang bawaan kita kaky sampai habis.

Pasar Barter Wulandoni.

Mungkin sudah banyak orang yang mendengar, ataupun menyaksikan bagaimana serunya pasar tradisional yang satu ini. Ingin tahu atau ingin mendengar keseruan pasar tradisional tersebut? Sudah berpuluh puluh tahun yang lalu,pasar ini hadir dengan segala kekhasan yang tidak dimiliki oleh pasar lainnya.

Pasar Barter Wulandoni

Mengapa saya mesti mengangkat pasar yang fenomenal ini?

Tentunya tidak terlepas dari apa yang menjadi topik ulasan saya ini,mengenal kehidupan masyarakat Lamalera. Letak pasar ini,berada di pusat kecamatan Wulandoni yang dulu sebelum pemekaran kecamatan berada di wilayah Kecamatan Nagawutung.

Tetapi semenjak Lembata mengalami otonomi dalam hal pemerintahan, kecamatan- kecamatan terus dimekarkan. Kalau dulu, beratapkan pohon- pohon asam besar,kini sudah ada pembangunan pasar yang disiapkan oleh pemerintah. Pasti penasaran apa sih curi khas pasar tradisional tersebut?

Yuk mari disimak!

Pasar tradisional Barter Wulandoni. Menjadi icon bagi Kecamatan Wulandoni, karena di pasar tradisional ini hampir semua masyarakat kecamatan Wulandoni berkumpul di tempat ini. Pagi hari semua bergerak dari kampung masing-masing menuju pasar Wulandari, sesampainya semua orang di pasar tidak langsung melakukan transaksi jual beli, tetapi semuanya duduk menunggu tanda khusus untuk dimulainya kegiatan pasar tradisional ini.

Sambil duduk menunggu mereka mempersiapkan barang jualannya,sehingga  apabila tanda itu sudah dibunyikan mereka ramai-ramai berebutan bertransaksi. Orang yang bertugas membunyikan tanda dimulainya jual beli di sebut Mandor. Jika sudah waktunya tiba sang mandor akan membunyikan tanda di mulainya pasar berupa meniupkan semprit.

Ketika semprit berbunyi, alangkah ramainya suasana pasar yang sudah sejak tadi ditunggu- tunggu. Dalam sekejap, habislah barang- barang yang dibawa dari kampung masing-masing, berganti dengan barang lain yang menjadi barterannya. Inilah keunikan dari pasar tradisional Barter Wulandoni. Jika suatu hari anda berkenan singgah di tanah Lembata,jangan lupa bisa memanjakan mata anda di pasar Wulandoni. Anda pasti terheran heran melihat suasana pasar yang tidak seperti biasanya.

Loang,5 Juli 2021

Related Posts

Next Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *