MERAUKE, WARTA NUSANTARA- Bupati Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, MT angkat bicara sehubungan sikap arogan dua oknum POM TNI Angkatan Udara, Serda Dimas Harjanto dan Prada Rian Febrianto yang menginjak kepala Steven di atas trotoar di seputaran jalan Raya Mandala Senin 26 Juli 2021.
“Secara humanis, kepala bagi manusia itu adalah sebuah mahkota tertinggi yang tak boleh diinjak- injak oleh siapapun. Itu yang harus dipahami semua orang,” tegas Bupati Mbaraka saat ditemui Warta Nusantara di Gedung Negara Rabu (28/7/2021).
Bupati mengaku, pihaknya baru selesai melakukan pertemuan dengan puluhan perwakilan pemuda Marind. “Saya kumpul mereka sekaligus meminta agar persoalan dimaksud disikapi dengan bijaksana. Karena kalau orang Marind turun jalan melakukan aksi demonstrasi di tengah pandemic covid-19, tentu akan menambah banyak deretan pasien terkapar yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD),” ungkapnya.
Dalam pertemuan itu, telah disampaikan agar orang Marind menyerahkan sepenuhnya kasus penganiayaan berat itu kepada pimpinann TNI AU. “Ya saya mengatakan, kedua oknum anggota TNI harus ditindak tegas dan proses hukum transparan dilakukan,” ujarnya.
Dengan begitu, nampak ada keadilan terhadap masyarakat, apalagi yang dianiaya adalah orang asli Papua (OAP).
“Kita semua tahu bahwa OAP paling tidak suka dengan tindakan demikian, apalagi sampai menginjak kepala korban Steven. Mestinya aparat keamanan memahami dengan tupoks sesuai standard aturan yang berlaku,” pintanya.
“Sekali lagi saya katakan bahwa kepala bagi manusia adalah sebuah mahkota tertinggi yang tak boleh diinjak injak siapapun. Ini perlu dipahami semua orang,” tegasnya.
Dengan kejadian yang menimpa Steven, semua orang Marind agar menahan diri. Jangan sampai dengan emosi untuk turun ke jalan. Karena nanti akan menyebarkan covid-19.
Tetapi, lanjut Bupati Merauke, harus ada keadilan dari TNI AU agar nyata di depan masyarakat. Semua orang harus menghargai orang Marind di atas tanahnya. Karena mereka adalah pemilik ulayat. Kalau hidup menghargai, nusantara damai dan tak muncul konflik. (WN-kobun)