LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM – Meski telah menunjukan progres yang baik, pembangunan rumah hunian tetap untuk penyintas banjir bandang dan longsor akibat siklon tropis seroja pada 4 April lalu di Kabupaten Lembata, Provinsi NTT, masih terkendala aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Project Construction Manager PT Adhi Karya, Yoling Mokodompit, mengatakan, keberangkatan tenaga kerja dari pulau Jawa dan pengiriman material non lokal saat ini masih terkendala PPKM.
“Dengan karena adanya PPKM sekarang memang kita kendala berkaitan dengan mobilisasi tenaga dari luar ya, terutama pengiriman material non lokal dari luar daerah. Itu mungkin kendala di kita,” kata Yoling kepada wartawan, Senin (26/7/2021).
Meski demikian, Yoling optimis pengerjaan proyek perumahan dengan konsep RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) ini dapat diselesaikan tepat waktu sesuai kontrak kerja yakni pada 30 November mendatang.
Pasalnya, selain tenaga kerja dari pulau Jawa, PT Adhi Karya juga memanfaatkan tenaga kerja lokal untuk pengerjaan 700 unit rumah RISHA bagi penyintas di tiga lokasi yakni Waisesa, Podu dan Tanah Merah.
“Kita dari Adhi Karya tetap menfaatkan sumber daya tenaga lokal. Kita rekrut juga dari beberapa desa di sini terutama di area sekitar project itu kita sudah rekrut juga,” ungkapnya.
Dia menjelaskan dari total 400 tenaga kerja yang dibutuhkan untuk proyek perumahan ini, 100 orang di antaranya diisi tenaga kerja lokal.
“Insyaallah, bisa sesuai target. Kami akan selalu mengambil langkah-langkah akselerasi percepatan. Apa pun itu, kita akan berupaya unutk menjalankan program pemerintah ini supaya cepat selesai,” ucap Yoling.
“Supaya para korban ini tidak terlalu berlama-lama di pengungsian, mereka lebih cepat beralih tempat di rumah hunian tetap yang sudah kami sediakan,” lanjutnya.
Untuk relokasi di Waisesa, PT Adhi Karya telah membangun 168 rumah RISHA dari total 173 unit yang direncakan. Demikian halnya di Podu dan Tanah merah sejauh ini rumah RISHA masih dalam proses pembangunan.
Plt Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday saat memantau proyek ini berharap pengerjaan proyek ini dapat rampung tepat waktu sehingga dapat segera ditempati para penyintas.
“Mudah-mudahan target yang ditentukan semuanya bisa tercapai. Kita minta masyarakat yang masih ada di pondok-pondok bisa memenuhi aspek higienis dan punya harapan bahwa proses untuk masuk ke RISHA ini menggembirakan. Untuk itu kita minta supaya mereka bersabar,” kata Thomas.
Dia menjelaskan, Pemda Lembata terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan air, listrik dan sembako bagi masyarakat yang saat ini masih mengungsi di pondok-pondok.
Thomas Ola Langoday juga berterimakasih kepada relawan baik perorangan maupun kelompok atau komunitas, yang telah dengan senang hati membantu para penyintas dalam respon darurat bencana.
“Pemda dengan kesiapan yang ada kerjasama dengan PDAM kita siap untuk memenuhi kebutuhan air bagi mereka. Termasuk kebutuhan yang mendesak, ada alat penerangan, genset dan lampu solarcell dari para donatur dari komunitas yang sampai saat ini masih bersimpati,” pungkasnya.
Dilansir di laman utama dinas PUPR, pu.go.id, rumah RISHA yang dibangun PT Adhi Karya ini merupakan teknologi knock downyang dapat dibangun dengan waktu cepat dengan menggunakan 3 jenis modul beton bertulang pada struktur utamanya. (BN/WN-01)