ADVERTISEMENT
google.com, pub-9566902757249236, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Padma Indonesia Desak Kapolda NTT Tidak Proses Laporan Gubernur NTT

RelatedPosts

JAKARTA : WARTA-NUSANTARA.COM-Ketua Dewan Pembina Lembaga Hukum.dan Ham Pelayanan Advokasi Untuk Keadilan dan Perdamaian Indonesia (Padma Indonesia) dan Ketua Koalisi Masyarakat Pemberantasan Korupsi Indonesia (Kompak Indonesia), Gabriel Goa mendesak Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda ) NTT untuk tidak memproses hukum laporan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat melalui Kuasa Hukum Alexon Lumba, SH., M.Hum terkait dugaan pencemaran nama baik yang dilakukan Ketua ATRAKSI NTT, Alfred Baun yang dilaporkan ke Polda NTT. Demikian Rilis yang dikrim Padma Indonesia yang diterima Redaksi Warta Nusantara, Senin, 9/8/2021.

Gabriel Goa menegaskan, jangan terpancing dengan manuvernya Alexon Lumba,SH,M.hum yang melaporkan Ketua ARAKSI Alfred Baun ke Polda NTT atas kuasa dari Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat,SH dalam kapasitas dia sebagai Kepala Biro Hukum Pemprov NTT.

Berdasarkan hasil pemeriksaan administrasi kami dari Lembaga Hukum dan Ham Padma Indonesia, lanjut Gabriel Goa, ditemukan beberapa kejanggalan yang mengarah pada maladministrasi, karena itu kami menegaskan beberapa hal sebagai berikut :

google.com, pub-9566902757249236, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Pertama, bukti LP di Polda NTT tertera Pelapor atas nama Alexon Lumba,SH,M.hum sebagai Pribadi bukan sebagai Kepala Biro Hukum Pemprov NTT atas Surat Kuasa Gubernur NTT pada tanggal 26 Juli 2021. Di sini jelas beliau melaporkan Saudara Alfred Baun, Ketua Araksi atas nama pribadi bukan sebagai Kepala Biro Hukum atas Surat Kuasa Gubernur NTT dan tidak dijelaskan dalam bukti LP Surat Kuasa Gubernur NTT.

Kedua, surat panggilan Polda NTT kepada Saudara Fabian Latuan tertera LP terhadap Alfred Baun,Ketua Araksi tertanggal 2 Juli 2021. Ini juga bukti maladministrasi yang dilakukan pihak Polda NTT dimana tanggal LPnya saudara Alexon Lumba,SH,M.hum adalah pada tanggal 26 Juli 2021 bukan pada tanggal 2 Juli 2021.

Kami juga menghargai saudara Fabianus Latuan yang belum memenuhi panggilan Polda NTT karena beliau taat pada UU Pers dan MOU antara Dewan Pers dan Mabes Polri terkait bukti karya jurnalistik harus taat pada UU Pers dan MOU.

Terkait karya jurnalistik, menurut Gabriel Goa, pihak yang merasa keberatan atas pemberitaan diatur dalam UU Pers untuk melakukan Hak Jawab dan Hak Koreksi. Apabila Hak Jawab dan Hak Koreksi tidak dimuat pers bersangkutan maka bisa segera dilaporkan ke Dewan Pers bukan ke Polisi. Selain itu pers juga taat pada Kode Etik Jurnalistik. Pihak Wartawan yang dipanggil jadi Saksi juga sudah taat pada UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik yakni pemberitaan berimbang.

Berdasarkan pertimbangan diatas, kami terpanggil untuk penegakan hukum yang.adil dan tidak diskriminatif di wilayah hukum Polda NTT. Oleh Karena itu, kami dari Lembaga Hukum.dan Ham PADMA INDONESIA mendesak beberapa hal untuk ditindak lanjuti.

Pertama, mendesak Kapolda NTT dan Dirkrimum Polda NTT untuk tidak memproses Laporan Saudara Alexon Lumba,SH,Mhum yang mengaku dirinya Kepala Biro Hukum Pemprov NTT atas Surat Kuasa Gubernur NTT. Kedua, mendesak Kapolda NTT dan Dirkrimum Polda NTT untuk taat pada UU Pers dan MOU Dewan Pers dan Mabes Polri terkait karya jurnalistik yang dijadikan bukti Laporan.Tindak Pidana Umum. Ketiga, mendesak Gubernur NTT untuk menindak.tegas ASN.yang telah bertindak untuk.dan.atas nama Gubernur NTT tanpa memperlihatkan bukti Surat Kuasa kepada publik. Keempat, mendesak Solidaritas Masyarakat dan Pers untuk melawan kriminalisasi terhadap Penggiat Anti Korupsi dan Pers yang berani membongkar mafiosi Korupsi Berjamaah di NTT menuju NTT Bersih Dari Korupsi,Kolusi dan Nepotisme. **(WN-01)**

Related Posts

Next Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *