KUPANG : WARTA-NUSANTARA.COM-Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) bersama Ketua DPRD Provinsi NTT menghadiri acara pembukaan Konferensi Wilayah Nahdlatul Ulama ke 10 Prov. NTT di Asrama Haji Kupang, Kelurahan Maulafa, Kota Kupang pada Jumad (3/9). VBL mengatakan Nahdlatul Ulama (NU) adalah milik kita bersama. Demikian Siaran Pers dari Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT yang diterima Warta Nusantara, Minggu, 5/9/2021.
Bagi saya pribadi orgaisasi Nahdlatul Ulama bukan saja sebuah organisasi keagamaan akan tetapi merupakan sebuah organisasi kebangsaan, yang patut dimiliki oleh seluruh anak bangsa ini. NU bukan hanya milik kelompok tetapi merupakan milik bangsa karena orang-orang didalam NU mempunyai satu kesamaan yaitu berpikir untuk bangsa. Salah satu buktinya adalah saat ini saudara-saudara kita yang beragama khonghucu hari ini bisa merayakan hari raya imlek adalah berkat salah satu petinggi NU yaitu alm. K. H. Abdurahman Wahid. Sehingga kehadiran saya pada acara ini bukan hanya suatu kewajiban sebagai seorang gubernur tetapi kehadiran saya saat ini untuk menunjukan rasa terimakasih saya kepada para ulama yang telah menjadi fondasi pendiri dari seluruh nilai-nilai kebangsaan. Maka dari itu organisasi NU tidak boleh hanya dijaga oleh saudara-saudara kita yang beragama islam tetapi oleh kita semua karena orgnisasi ini milik kita bersama.
Acara pembukaan Konferensi Wilayah Nahdlatul Ulama ke 10 Prov.NTT dirangkaikan dengan penyerahan Hibah tanah dari Pemerintah Provinsi NTT Kepada Pengurus Besar NU Prov. NTT.
Lebih lanjut Gubernur VBL menyampaikan Saya ingin agar kita semua didalam Provinsi ini berhenti melihat kemiskinan sebagai salah satu yang telah memenjarakan kita dari cara berpikir, cara bertindak dan cara berkata, kita harus terlahir bebas untuk melihat masa depan kita. Karena jika kita hanya melihat semata-mata dari sisi kemiskinan provinsi ini maka kita tidak akan keluar dari kemiskinan ini.
Tetapi kita harus menjadi orang-orang besar dengan cara berpikir yang besar agar kita bisa keluar dari kemiskinan.
Perubahan tidak memerlukan banyak orang yang terlibat karena sebanyak apapun orang yang terlibat tetapi tidak dilakukan dengan “Militan” maka akan sia-sia upaya perubahan tersebut. Akan tetapi jika dilakukan dengan “Militansi”, dengan pengetahuan dan keyakinan kita maka saya yakin perubahan itu akan terlihat. Oleh karena itu saya terus mendorong agar kita tidak hidup hanya untuk menerima nasib kita akan tetapi kita harus menentukaan nasib kita kita harus punya keyakinan bahwa provinsi ini mempunyai masa depan yang luar biasa.
Acara pembukaan ditutup dengan pemukulan gong oleh Gubernur NTT sebagai pertandaa dibukannya Konferensi Wilayah Nahdlatul Ulama ke 10 Prov. NTT. (WN-01)