MERAUKE, WARTA NUSANTARA- Lea Efensia Kahol, salah seorang anak Marind, kelahiran Wanam, Distrik Ilwayab, Kabupaten Merauke dengan postur tubuh tingggi itu, memiliki talenta luar biasa di bidang olahraga terutama di dunia basket.
Sejumlah prestasi berskala nasional hingga internasional telah diraih hingga menghantarnya menjadi kapten tim basket Papua dalam perhelatan PO XX bulan depan.
Bagaimana perjalanan Lea yang kini sangat diperhitungkan di dunia perbasketan? Berikut penuturan pelatih sekaligus pembimbingnya, Frans Liptiay saat diwawacarai Warta Nusantara Senin (6/9/2021).
“Dulu sejak masih di bangku SMPN I Merauke, Lea lebih cendrung mengikuti latihan secara kontinyu di bidang atletik. Setiap sore dia pergi latihan dan melintas di depan lapangan basket di SMAN I Merauke. Saya guru olahraga disitu dan melihatnya sering bolak-balik. Suatu ketika saat melintas, mecoba berkomunikasi dengannya untuk meminta bergabung mengikuti latihan basket,” ungkapnya.
Dikatakan, ketertarikan merangkul Lea bergabung di basket, lantaran melihat postur tubuhnya yang tinggi. Lalu iapun meresponi dengan baik. Setelah tamat dari SMPN I Merauke, masuk di SMAN I dan mulai ditangani secara serius.
“Selama latihan, saya melihat selain postur tubuh yang tinggi, raihan tangan bola basket lebih panjang dan cepat, dibandingkan rekan-rekan lain,” jelasnya.
Selain itu, memiliki kelebihan melakukan rebond bola. Dimana ketika orang menembak bola, ia sudah ada sekitar sekaligus menangkap bola dengan cepat. Lalu dipegang erat dan dengan berbagai gerakan, melompat memasukkan ke gawang basket.
Melihat talenta luar biasa dimilikinya, Frans mengaku memberikan juga dasar-dasar tentang basket serta menguji mentalnya. “Lalu saya berpikir tak bisa melatih sendiri. Sehingga masih di bangku Kelas X, di kirim ke SMA Ragunan Jakarta (sekolah khusus olahraga),” ungkapnya.
Bersama temannya saat itu, dihantar di Jakarta dan masuk di SMA Ragunan tanpa melalui testing. “Awalnya saya merasa rugi kalau harus melepasnya ke Jakarta. Namun saya berpikir lebih baik diorbitkan untuk sekolah disana sekaligus mengembangkan talentanya,” ujar Frans.
Oleh karena semangat juang sangat tinggi, tanpa mengenal lelah sehingga selama di SMA Ragunan Jakarta, ia sudah masuk kelompok basket yunior nasional. Dari situ prestasiya terus ‘meroket.’
Torehan prestasi terus diraih seperti pemain Indonesia terbaik pertama FIBA Asia. Lalu megikuti sejumlah kejuaraan FIBA dunia di sejumlah negara. Dengan segudang prestasi itu, Lea kini dipercayakan sebagai Kapten Basket Papua dalam PON XX.
“Ya dengan sejumlah prestasi itu, Lea bisa membiayani sendiri kuliahnya, juga membantu orangtua membangun rumah di Kota Merauke serta membeli sepeda motor,” katanya.
Sejauh ini, ternyata Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke tak pernah memberikan perhatian secara khusus terhadap Lea yang telah megharumkan nama daerah di tingkat nasional sampai internasional.
“Ada keinginan besar dari Lea menjadi polisi. Semoga setelah menyelesaikan studinya di salah satu perguruan tinggi di Jawa, apa yang dicita-citakan itu tercapai,” ujarnya.
Disinggung target dari basket PON Papua, Frans mengaku sangat optimis tim yang ‘dikomandani’ Lea akan masuk final dan mendapatkan emas. Karena Lea bersama timnya akan mampu bekerjasama dalam lapangan selama pertandingan berlangsung.
“Saya juga memohon dukungan dari seluruh masyarakat Merauke agar Lea bersama rekan setim basket, dapat bermain bagus dan mendapatkan medali emas sebagaimana yang diharapkan serta diinginkan,” katanya. (WN-kobun)