KUPANG : WARTA-NUSANTARA.COM-Memberi dalam kelebihan, itu hal yang biasa, tapi memberi dalam kekurangan, itulah hal yang luar biasa, disampaikan oleh Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soo (JNS) saat menghadiri sekaligus sebagai Narasumber bersama Ketua KONI NTT, Andre Koreh pada acara dialog publik yang diselenggarakan oleh TVRI NTT. Senin (6/9) Demikian Siaran Pers Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT yang diterima Warta Nusantara, Selasa, 7/9/2021.
Wagub Josef menyampaikan kepada publik terkait regulasi Undang-undang nomor 3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan Nasional sebagai referensi dalam berkolaborasi untuk berpartisipasi dalam ajang nasional PON Papua 2021′”
“Sebelum saya menjelaskan soal persiapan saya kira saya harus menjelaskan dulu dari dimensi regulasi, dimensi kontekstual dan dimensi fleksibilitas. Mengapa? Karena ini harus diketahui oleh kita semua. sistem keolahragaan terdiri dari sub sistem. Ada yang namanya pelaku olahraga, ada yang namanya organisasi olahraga, pendanaan olahraga, ada yang namanya sarana dan prasarana, ada yang namanya partisipasi masyarakat dan ada yang namanya organisasi pendukung keolahragaan. Oleh sebab itu didalam kesisteman ini maka dimensi idealnya adalah semua sistem ini harus digerakan untuk menuju suatu sistem keolahragaan yang kita cita-citakan bersama. Itu merupakan substansi dari Undang-undang dimaksud,” ungkap Wagub Josef
“Kemudian dalam sistem keolahragaan itu mempunyai tujuan agar orang berolahraga. Olahraga ada 3 yaitu olahraga pendidikan, olahraga rekreasi dan olahraga prestasi. Sedangkan PON merupakan salah satu contoh olahraga prestasi. Olahraga prestasi terdiri dari atlet, organisasi olahraga. Organisasi olahraga sendiri adalah induk-induk cabang organisasi olahraga yang dibentuk oleh masyarakat. Kemudian tanggung jawab pemerintah daerah dalam sistem keolahragaan adalah sebagai pengelola olahraga di daerah dan dibantu oleh KONI daerah. Maka saya meminta kepada teman-teman dari KONI, dari induk organisasi. Mari kita duduk bersama agar jangan sampai pemerintah mengatakan bahwa ini tugasnya KONI, ini tugasnya induk organisasi.
Tanggung jawab olahraga sebenarnya pemerintah tetapi didelegasikan kepada induk-induk organisasi yang dikoordinir oleh KONI,” tegas Wagub Nae Soi
Wagub JNS menekankan terkait kekhasan dalam pelaksanaan PON Papua 2021. “Dalam konteks persiapan tentu saja persiapan kali ini berbeda karena PON kali ini berbeda dari sebelumnya, kali ini sangat luar biasa. Karena bisa menjadi sebuah ancaman, ganguan, tantangan atau hambatan. Tergantung bagaimana kita mengaturnya, Karena PON yang sekarang sangat ketat karena pertama diadakan di Papua, selanjutnya diselenggarakan dalam keadaan Covid-19 yang belum reda. Oleh sebab itu kita dalam mempersiapkan diri kita tetap memperhatikan prestasi olahraga, faktor kesehatan, faktor keamanan dan kenyamanan juga harus diperhatikan.” Jelas Wagub
Ketua KONI NTT, Andre Koreh menyampaikan gambaran persiapan Atlet NTT yang terlibat dalam cabang olah raga untuk mengikuti PON XX beserta cabang olah raga yang terlibat,
“Selanjutnya, persiapan atlet sudah cukup panjang karena sudah melewati tahapan seleksi dari tahun 2017 sampai saat ini. Kebetulan tahun ini NTT meloloskan 89 atlet yang tersebar pada
Cabang-cabang olahraga yang lolos ke PON XX adalah Kempo, tinju, silat, atletik, renang, taekwondo, tarung derajat, wushu, muatay, criket, menembak dan sepak bola,”jelas Andre “Saat ini KONI mentargetkan 10 medali emas yang didapatkan dari 6 dari kempo, 2 dari tinju dan 2 dari silat dari 12 cabang olah raga,” jelas Andre (WN-01)