MERAUKE, WARTA NUSANTARA- Menteri Koordinator Politik, Hukum dan HAM, Mahfud MD serta Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian meninjau PLBN Sota yang sedianya akan diresmikan Presiden RI, Joko Widodo bulan depan.
Saat melakukan peninjauan, Minggu (12/9/ 2021), kedua menteri didampiigi Bupati-Wakil Bupati Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, MT-H. Riduwan serta musyawarah pimpinan daerah (Muspida).
“Memang selama ini saya mendapat laporan dari Deputi Kementerian PUPR sehubungan dengan perkembangan fisik pembangunan PLBN Sota,” ungkapnya.
Sebagai tindaklanjut terhadap laporan dimaksud, demikian Mekopolhukam, hari ini bersama Mendagri melihat langsung dan ternyata bangunan PLBN Sota telah dirampungkan.
“Nanti saya dan Pak Mendagri melaporkan secara resmi kepada Bapak Presiden Jokowi, sehubungan dengan telah selesainya pembangunan PLBN Sota, sekaligus menunggu peresmian nanti,” ungkapnya.
Diharapkan setelah PLBN diresmikan Presiden Jokowi, perekonomian di sekitar harus hidup untuk mendukung aktivitas eksport maupun import.
Disaat geliat perekonomian sedang tumbuh baik, jelas Menkopolhukam, perlu diantisipasi berbagai kejahatan penyelundupan maupun kriminalititas lain. Untuk itu perlu peran serta pengawasan ketat aparat keamanan.
Sementara itu, Direktur Jendral (Dirjen) Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Diana Kusumastuti dalam laporanya mengatakan, PLBN Sota dikerjakan sejak 2019 dan semua sudah dirampungkan. Sedangkan lahan pembangunan PLBN Sota sekitar 5,3 hektar yang menyedot anggaran senilai Rp 114 milyar.
Dikatakan, pada gelombang pertama, ada pembangunan tujuh PLBN seperti di Kalimantan, NTT serta Papua di Skow. Lalu dalam tahap kedua, mendapat tugas serta tanggungjawab membangun 11 PLBN lagi, salah satunya PLBN Sota.
“Khusus PLBN Sota bangunan telah dirampungkan. Jadi hari ini saya melaporkan kepada Bapak Menkopolhukam dan Mendagri,” ungkapnya.
Bangunan PLBN Sota dengan type C itu, terdiri dari kantor PLBN, pos kedatangan serta keberangkatan, juga ruangan TNI/Polri serta plasa perbatasan.
Selain itu, patung Garuda serta gerbang PNG dan Indonesia. Lalu desainnya mengikuti sarang semut yang berbolong menyesuaikan tradisi adat masyarakat Marind.
“Ada juga beberapa tifa dibangun serta sona penunjang lain seperti mes karyawan, plasa 0 km, area parkir maupun fasilitas perekonomian bagi mama-mama Papua dan gereja juga mushola,” katanya. (WN-kobun)