MERAUKE WARTA NUSANTARA- Tifa menggema di dalam area Bandara Mopah-Merauke. Puluhan orang Marind yang mengenakan atribut adat, membunyikan tifa sambil menyanyi bersama.
Suasana semakin ramai kala empat atlet Papua cabang olahraga wushu taolu bersama pengurus pengprov, diterima secara resmi di pintu kedatangan oleh Ketua Harian Subda PON Merauke, Eleanor Dumatubun, sekaligus pengalungan bunga.
Nyanyian diiringi bunyi tifa terus menggelora. Mereka tampak bersemangat. Usai pegalungan bunga, keempat atlet bersama pendampingnya itu, dihantar menuju ke bus. Selanjutnya ke salah satu hotel.
Ketua Harian Subda PON XX Merauke, Eleanor Dumatubun kepada sejumlah wartawan Jumat (17/9/2021) menjelaskan, setelah penjemputan, langsung menumpang bus menuju ke hotel.
“Memang dijemput dengan tarian Marind. Rekan-rekan wartawan bisa melihat situasi tadi. Suasana berbeda dengan hari-hari sebelumya,” ungkapnya.
Dikatakan, setiap atlet maupun official dari berbagai daerah termasuk Papua yang datang, dipastikan dijemput di Bandara Mopah. Selanjutnya dihantar ke hotel maupun wisma yang telah ditentukan.
Konsultan Teknik Wushu Pengprov Papua, Pujianto mengatakan, sesuai perintah dari Buyung Lalana (Ketua Wushu Papua) agar selalu mendampingi atlet saat berangkat hingga sampai tempat tujuan, lalu ke wisma atau hotel, sekaligus latihan sampai pertandingan.
“Sesuai pesan Pak Buyung, PON XX di Papua harus sukses prestasi dan pelaksanaan. Khusus atlet wushu taolu Papua, telah dipersiapka secara matang dan siap bertanding,” ungkapnya.
Target wushu taolu, lanjut dia, minimal satu medali emas yang akan didapatkan selama pelaksanaan PON XX.
Ditanya tim paling berat dihadapi, Pujiono mengaku semuanya. “Saya tak menganggap remeh tim lain dari berbagai provinsi. Mereka juga lawan berat, sehingga perlu dipersiaplkan secara baik dan matang atlet wushu Papua,” ujarnya. (WN-kobun)