BORONG : WARTA-NUSANTARA.COM-Ada yang berbeda dalam pelantikan kepala desa terpilih dalam Pilkades serentak gelombang ke – 3 di Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Bupati Andreas Agas dan Wakil Bupati Jaghur Stefanus, melakukan pelantikan tematik. Memilih melantik kepala desa terpilih di obyek-obyek pariwisata, dan bukan di ibukota kecamatan. Demikian Siaran Pers Jefrin Haryanto, Kabag Prokopim Setda Matim yang diterima Warta Nusantara, Minggu, 19/9/2021`.
Kali ini giliran kecamatan Lambaleda Selatan yang mendapat kesempatan melantik 9 kepala desanya. Bupati Agas, memilih Lonto Ulu di desa Lenang sebagai tempat diadakannya pelantikan. Lonto Ulu sendiri adalah kawasan bukit yang masih dipenuhi ilalang dan terlihat pada beberapa titik masih dipenuhi pohon dan semak. Lonto Ulu sendiri adalah areal yang telah diserahkan masyarakat kepada Pemerintah yang disiapkan sebagai pusat Pemerintahan Kecamatan, jika nantinya Kecamatan Lambaleda Barat terbentuk.
Alhasil tanggal 18 September 2021 Bukit Lonto Ulu disulap menjadi panggung pelantikan. Kades terpilih dari 9 desa dan tentu pendukungnya memenuhi kawasan itu. Meski dalam kondisi cuaca angin yang kencang, pelantikan itu tetap berlangsung khidmat dan megah.
Dalam kesempatan sambutannya Bupati Ande mengingatkan tentang tidak mudahnya menjadi pemimpin pada masa krisis seperti sekarang ini.
” Pemimpin pada masa krisis seperti sekarang ini tidak mudah. Kita sedang berada dalam situasi yang tidak baik-baik saja. Situasinya tidak biasa, maka butuh kerja yang tidak biasa oleh pemimpin yang luar biasa, ungkap Bupati Andreas membuka pidatonya.
Dijelaskan Andreas, ada 3 hal yang harus dipunyai oleh seorang pemimpin pada masa krisis seperti saat ini, yaitu komunikasi, ketegasan/kepastian, dan kepedulian.
” Kemampuan komunikasi ke publik sangat dibutuhkan publik saat ini untuk menjelaskan situasi krisis ini tanpa menimbulkan kegaduhan dan kecurigaan. Penting masyarakat tahu kondisi perencanaan kita yang tidak bisa berjalan seperti biasanya. Keuangan daerah yang mengalami refocusing. Kemampuan komunikasi yang jarang dilatih adalah kemampuan mendengar. Kita kadang satu kali mendengar sepuluh kali bicara. Harusnya dibalik. Lebih banyak mendengar daripada bicara. Kemarin kita banyak bicara dari luar, di dunia maya, sekarang kita berada di dunia nyata, ‘tandas Agas.
Syarat kedua menurut Agas adalah kemampuan untuk memiliki ketegasan dan tidak ragu-ragu.
“Pemimpin itu bukan peragu. Ambil keputusan dengan keyakinan, asal ikuti semua aturan. Jadi pertimbangannya aturan bukan perasaan atau tekanan orang lain, ” tandas Agas.
Syarat ketiga seorang pemimpin pada masa krisis menurut Bupati Andreas, adalah kepedulian.
” Saat ini kita butuh pemimpin yang memiliki kepedulian tinggi. Ada bersama masyarakat, merasakan situasi mereka dan selalu turun lapangan. Saya minta kepala desa terpilih yang dilantik hari ini, untuk perhatikan diffabel dan orang dengan gangguan jiwa. Saya titip itu yah, pungkas mantan aktivis PMKRI ini.
Kegiatan pelantikan di allam bebas ini, tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Pantauan media, turut hadir bersama Bupati Manggarai Timur, Kapolres Manggarai Timur, Danramil Borong, Kepala Badan Bencana, Staf Ahli Bupati, dan banyak jurnalis dari berbagai media. (WN-01)