LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM-Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Propinsi Nusa Tenggara Timur, Linus Lusi mendorong agar tradisi tenun ikat menjadi program lokal di SD, SMP dan SLTA di Kabupaten Lembata.
Hal ini disampaikannya ketika mengikuti kegiatan pesta kacang di Lewohala, Kecamatan Ileape, Kabupaten Lembata, Rabu (29/9/21). Hadir pada kesempatan itu Manajer APMS Pitoby Kupang. Anton Ola Making, Mantan Kabag Hukum Setda Lembata Hendrik Mosa Langobelen, Kepala Seksi Penangkapan Ikan Propinsi NTT UPTD Ende Sipri anus Seru, Kepala SMA Negeri Ile Ape Aloisius Aba dan sejumlah pemangku kepentingan Lewohala mulai dari Baopukang, Waiwaru, Kimakama, Muruona, Ohe dan Riangbao.
Linus Lusi mengajak seluruh elemen Lewohala untuk memiliki prespsi pesta kacang secara komulatif milik bersama bukan hanya milik orang Baopukang dan Waiwaru. ” Saya mengajak semua pihak untuk memiliki persepsi bahwa pesta kacang itu milik bersama, milik orang orang Lewohala Yang tersebar di Desa Jontona, Desa Todanara, Desa Watodiri, Desa Laranwutun, Desa Kolontobo, Desa Riangbao dan Desa Petuntawa. Kesan saya tradisi ini hanya milik orang Jontona dan Tidanara, ^ tuturnya.
Selain itu Kadis PK NTT ini juga mengharapkan agar tradisi ini sebaiknya ditulis agar bisa diwariskan kepada generasi berikutnya. “Tentang Lewohala, selama ini hanyalah lisan atsu tuturan sebaiknya sudah harus tertulis dengan data pendukung. Data pendukung menjadi penting untuk penyelenggaraan ritual pesta kacang,”tegasnya.
Untuk kepentingan penyelenggaraan pesta kacang kedepan, Kadis PK menyumbangkan satu shat soundsystem. Tradisi pesta kacang ini sudah dilaksanakan sejak minggu lalu dan akan berakhir tanggal 30 September 2021, melibatkan 70 rumah adat.
(Sultansabatan-WN-01)