DEKENAT LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM-Paroki Waikomo, Dekenat Lembata, Keuskupan Larantuka merupakan satu-satunya paroki dibawah Pimpinan SVD (Sosietas Verbi Devini) dengan nama Pelindung, “Santu Arnoldus Janssen” sehingga dikenal dengan nama Paroki Santu Arnoldus Janssen Waikomo (SAJW). Kini, usia Paroki SAJW yang di[impin Pastor Paroki, Yoseph Ola Sabhe, SVD itu berusia 25 tahun (4 Oktober 1996-4 Oktober 2021), merayakan pesta perak dalam sebuah Perayaan Ekaristi meriah dengan tetap taat protokol kesehatan ditengah pandemi Covid-19. Menarik memang. Perayaan pesta perak paroki ini pada Minggu, 3 Oktober 2021, mengusung tema” Membangun Persaudaraan Dalam Kebersamaan , Satu Hati Aneka Wajah”.
Perayaan pesta perak Paroki SAJW berlangsung dalam sebuah Ekaristi yang dipimpin oleh Pastor Paroki SAJW, Yosep Ola Sabhe, SVD dengan sejumlah Pastor Selebran, P. Frans Soo, SVD, P. Viky Hurek Making, SVD dan P. Niko Gawen, SVD. Perayaan pesta perak itu kian meriah karena disemarakan oleh Paduan Suara Paroki yang dipimpin Frater Antonius SVD selaku dirigen dengan organis Lorens Karangora, yang dihadiri segenap umat Paroki SAJW.
Pastor Yosep Ola Sabhe, SVD, Pastor Paroki SAJW, dalam kotbahnya sekaligus sambutan mengatakan, tema perayaan perak 25 tahun Paroki SAJW saat ini adalah, Membangun Persaudaraan Dalam Kebersamaan, suatu frase atau kalimat yang memiliki makna mirip sekali dengan Slogan Pelindung Paroki Santu Arnoldus Janssen yaitu, Satu Hati Aneka Wajah. Tema perayaan kita diatas, lanjt Pater Ola Sabhe, mau menyegarkan kembali idealisme yang sepatutnya telah kita peroleh, kita wujudnyatakan, dan kita konkritkan selama sejarah hidup menggereja kita sepanjang 25 tahun ini. Mengapa saya katakan demikian ? Karena memperjuangkan persatuan di dalam keanekaragaman merupakan kerinduan hati setiap insan, teristimewa di Bumi Waikomo yang kita kenal dengan sebutan WKC, Waikomo City, Citynya ada dimana ?Citynya ada di Cityzens of the church, di wajah Warga Gereja Waikomo tercinta.
Menurut Pater Ola Sabhe, Waikomo yang kita semua dambakan menjadi Tabor (Kemah) Transfigurasi Ilahi (Perubahan Wajah Ilahi). Dengan kata lain, mengilhami kemanusiaan kita di Waikomo sebagai Icon yang bersejarah dan bermartabat. “Perak 25 tahun adalah pesta akbar dengan berbagai refleksi event (Peristiwa Hidup) dan sebagai momentum merecoveri daya gerak atau semangat baru untuk menata masa depan Gereja Katolik kita. Yaitu yang esa dan yang kudus ini sejak berdirinya pada tanggal 4 Oktober 1996. Hingga kini ada sejuta pesan dan kesan yang boleh kita abadikan sebagai memori cinta, tanda mata yang seharusnya dikenang selalu”, ungkap Pater Ola Sabhe, SVD.
Pada hari yang penuh kegembiraan dan rasa syukur, ujar Pater Ola Sabhe, kita lambungkan pujian, ungkapan bibir kita bergembira karena 25 tahun perak, merupakan berkat rahmat melimpah dari Tuhan Maha Penyelenggara. Mengapa ? Sebab Tuhan yang memulai, Ia merenda dan menenun masa depan WKC. Menjadi apa Paroki Waikomo nanti ? Senada dengan pertanyaan refleksi dan aspiratif diubah atau dengan apakah Paroki Waikomo akan berada seperti kemarin atau mengalami perubahan? Perlu mendapat jawaban kita bersama, bahwa WKC butuh manusia pertobatan, pengampunan dan pemulihan diri dari berbagai sendi kehidupan. ” Itu berarti tekad kita bersama, motivasi yang seharusnya kita wujudnyatakan karena Paroki Waikomo yang berpelindung St. Arnoldus Janssen Waikomo adalah : Rumah Kita Bersama,” ujar Pater Ola Sabhe.
Pater Ola Sabhe mengatakan, amatlah baik untuk disadari bahwa kita bukan outsider melainkan insider memiliki potensi dan kapasitas yang sama, menjaga dan merawat persatuan dan kesatuan sebagai kekuatan, sekalipun kita berhadapan dengan realitas keragaman, kemajemukan dengan latar belakang budaya yang amat vareatif yang mana fakta tersebut jangan sampai meredupkan atau mematikan idealisme kita yakni : “Satu Hati Aneka Wajah” karena prinsip hidup dan kesaksiannya adalah: ” Kita Bersaudara Walaupun Kita Bukan Sedarah”
Sekilas Sejarah Paroki SAJW
Lingkungan Beato Arnoldus Janssen Waikomo diresmikan menjadi Paroki Beato Arnoldus Janssen pada tanggal 4 Oktober 1996 oleh Mgr. Darius Nggawa, SVD terpisah dari Paroki Induk St. Maria Banneaux Lewoleba dipimpin oleh Pastor Paroki, P. Paskalis Berchmans,SVD (1996-1998) yang kemudian diganti oleh P. Benediktus Atok, SVD (1998-2002) yang kemudian diganti oleh P. Fransiskus Soo, SVD dan saat itu pada 5 Oktober 2003Waikomo menjadi Paroki St Arnoldus Janssen Waikomo bertepatan dengan kanonisasi pelindung paroki. Pada tahun 2012 Pastor Paroki beralih ke RP Anton Hayon, SVD dan sejak tahun 2013,Paroki SAJW dipimpin oleh P. Yoseph Ola Sabhe, SVD hingga saat ini.
Dalam perjalanan bersama sebagai paroki hingga sekarang ini, tutur Pater Ola Sabhe, dapat saya katakan bahwa keberagaman insani (asal-usul, latar belakang, pengalaman, pemikiran dan perasaan sebagai kekayaan personal belum mampu kita olah sebagai kekayaan bersama untuk membangun persaudaraan antar kita sebagai umat Allah yang saling melayani dan melengkapi untuk kebaikan kita bersama. Semoga ke depan kita dapat mewariskan karya gereja kita kepada generasi muda lebih baik lagi.
Ketua Dewan Pastoral Paroki SAJW, Markus Labi, mengatakan, perjalanan 25 tahun paroki ini merupakan waktu yang panjang dan juga bisa singkat karena tak terasa ditengah kesibukan hidup umat menggereja. Perjalanan karya pastoral di paroki ini tentu ada suka duka dan tantangan yang kita hadapi. Namun karena dalam semangat bebersamaan dan persaudaraan yang tinggi, apapun masalahnya dapat diselesaikan dengan baik. “Peran Ketua Lingkungan dan Ketua Basis sangat penting dan sukses telah ditorehkan dalam karya pewartaan dan kehidupan pastoral. Kita akui, banyak tantangan dan suka duka dalam membangun paroki ini, namun dapat diatasi karena peran semua pihak dan teristimewa dari umat Allah.
Markus Labi, yang juga Kadis Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lembata itu menyampaikan terima kasih kepada Pastor Paroki dan para Pastor Paroki Perdana dan pater Yos Ola Sabhe, SVD yang saat ini memimpin SAWJ. dan jajaran DPP yang telah bekerja jeras membangun paroki ini selama 25 tahun lebih maju dan mandiri. Sukses ini juga adanya peran besar semua organisasi gerejani dalam karya pelayanan di Paroki SAWJ yang akhirnya mampu melahirkan sebuah paroki baru, yakni Paroki Pada, Dekenat Lembata.** (Karolus Kia Burin/WN-01/ Majalah Narwastu).