BORONG : WARTA-NUSANTARA.COM-Kerja dalam isu anak dan perempuan itu harus mengacu pada 3 aspek : Pencegahan, Advokasi dan Rehabilitasi. Hal ini disampaikan oleh Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas dalam pertemuan pengembangan pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak ( P2TP2A), bertempat di Aula Kopdit Abdi Manggarai Timur, Kamis 4 November 2021. Demikian Rilis dari Jefrin Haryanto, Kabag Prokopim Setda Kabupaten Manggarai Timur yang diterima Warta Nusantara.
“Kerja kita harus lebih banyak porsinya pada pencegahan, jangan tunggu ketika ada kasus baru kita ribut, dan kita datang macam pemadam kebakaran, tanpa tahu sumber apinya, papar Bupati Agas.
Lebih lanjut Politisi PAN ini, membuat beberapa catatan agar selalu diingat tim ini, terkait kelebihan dan kekurangannya kerja kolaboratif.
” Rohnya kerja kolaboratif itu bahwa kita bekerja untuk isu yang sama dengan kapasitas masing-masing. Kelemahan dari sistem ini adalah saling mengharapkan, terjebak dengan alur yang terlampau birokratik dan cenderung bertele-tele, tandas mantan dosen Hukum Undana ini.
Lebih lanjut Bupati Andreas, mengingatkan agar P2TP2A jangan terjebak dengan kerja administratif.
” Sekali lagi saya ingatkan bahwa forum ini, jangan terjebak kerja administratif, dan mengabaikan situasi riil dilapangan, harap Bupati Agas.
Pada bagian akhir pidatonya Bupati Manggarai Timur itu meminta P2TP2A, untuk bekerja berbasis data.
“Petakan secara baik sumber masalah agar strateginya benar. Riset menjadi penting, supaya kita tidak hanya sibuk menyirami api, tapi tidak menghentikan sumber apinya, ‘pungkas mantan kepala Ombusdman itu.
Terpantau media, kegiatan tersebut dihadiri pihak Wahana Visi Indonesia, JPIC, Anggota DPRD Manggarai Timur, Perwakilan Organisasi Masyarakat dan Media. ( */WN-01)