Oleh : Germanus S. Atawuwur
Alumnus STFK Ledalero
Yer.33:14-6; I Tes. 3:12-4:2; Luk. 21: 25-28.34-36.
WARTA-NUSANTARA.COM-Bapa, ibu, saudara-saudari yang terkasih, minggu yang lalu kita telah menutup Tahun Liturgi dengan Pesta Kristus Raja Semesta Alam. Yesus menegaskan diri-Nya sebagai Raja atas pertanyaan Pilatus. “Ya, Saya adalah Raja. Tetapi kerajaan-Ku bukan dari dunia ini.” Kepada Pilatus, Yesus melanjutkan kata-kata-Nya:” Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran.” Jadi Yesus lahir dan datang ke dunia untuk bersaksi tentang kebenaran. Yesus menyebut diri sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup (Yoh. 14:6). Kebenaran ini adalah jalan yang memungkinkan manusia memperoleh hidup, dan satu-satunya jalan untuk manusia mengenal Tuhan dan menjadi berkenan di hadapan Tuhan.
Karena Yesus adalah Raja Kebenaran maka Dia bukanlah sebarang raja. Karena “kedudukan” Yesus sebagai Raja, adalah lain dari biasanya, karena kerajaan-Nya tidak terbatas pada ruang dan waktu, maka tidak bisa tidak, kedatangan-Nya harus disiapkan. Kita menyiapkan diri untuk menyambut kedatangan Sang Raja itu. Mulai hari ini, kita semua orang kristen, tanpa kecuali, mulai mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan-Nya. Maka pada Minggu Adven I ini kita menumbuh-kembangkan harapan kita pada kedatangan Yesus Sang Raja.
Agar harapan kita bukan jadi harapan semu, agar harapan kita tidak menjadi harapan nan sirna, maka kiblat kita untuk berharap, adalah bacaan-bacaan suci pada hari ini. Dalam bacaan I, nabi Yeremia bernubuat:” Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menepati janji yang telah Ku-katakan kepada kaum Israel dan kaum Yehuda. Pada waktu itu dan pada masa itu Aku akan menumbuhkan Tunas keadilan bagi Daud. Ia akan melaksanakan keadilan dan kebenaran di negeri.”
Perjanjian Tuhan dengan keturunan Daud dan keturunan Lewi, pada hari ini diperdengarkan kepada kita, sebagai juga perjanjian Allah dengan kita. Bahwa perjanjian Allah kepada kita akan ditepati. Kita percaya, janji Tuhan tidak berbunga dusta karena Tuhan sendiri sudah mengatakan:” Aku akan menepati janji yang telah Ku-katakan kepada kaum Israel dan kaum Yehuda. Pada waktu itu dan pada masa itu Aku akan menumbuhkan Tunas keadilan bagi Daud. Ia akan melaksanakan keadilan dan kebenaran di negeri.”
Supaya janji itu terwujud maka kita patut mengikuti nasehat Rasul Paulus dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Tesalonika:” Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain, dan kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya.”
Karena Tuhan yang datang adalah Kudus, maka kita pun harus kudus. Tidak boleh terdapat cacat-celah sedikit pun di hadapan Bapa kita, terlebih-lebhi pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita.
Supaya kita benar-benar bersih, supaya kita benar-benar kudus, tidak boleh bercacat saat kedatangan Yesus sang Raja, maka kata-kata penginjil Lukas hari ini menjadi sangat relevan untuk kita. “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”
Bapa, ibu, saudara-saudariku, dalam suasana pengharapan akan kedatangan Tuhan di minggu I Adven ini, penginjil Lukas meminta kita untuk jaga diri. Kita harus jaga diri dari pesta pora. Pesta pora, hidup berfoya-foya harus dihindari. Diganti dengan hidup yang sederhana, hidup yang uga hari. Tidak fokus mengarahkan pandangan pada kenikmatan duniawi.
Kita juga diminta untuk jaga diri dari kemabukan. Bila kita mabuk kita kehilangan kontrol diri. Kita tidak melangkah dengan kuat dan pasti. Bila kita telah mabuk kepayangan maka kita tidak focus mengarahkan pandangan, kita tidak focus arahkan hati dan pikiran akan kedatangan Tuhan. Kita tenggelam dalam kemabukan pada akhirnya membuat kita menjadi bukanlah siapa-siapa, karena tidak sadar dengan diri sendiri, apalagi sadar terhadap lingkungan sekitar.
Selain kedua hal di atas, permintaan Lukas adalah menjaga diri dari bahaya kepentingan. Kepentingan duniawi itu berupa kedudukan, kuasa dan pangkat, harta dan seks, adalah kenikmatan duniawi yang harus dihindari sepanjang kita menantikan kedatangan Tuhan dan selama kita menjadi Anak-anak Allah.
Untuk menjaga diri dari godaan akan ketiga hal di atas maka, kita semua tanpa kecuali diminta untuk membentengi diri, untuk memvaksinasi diri dengan berdoa. “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa” supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”
Menurut penginjil Lukas, doa membuat kita kuat untuk luput dari semua yang terjadi. Semua yang terjadi sebagaimana dilukiskan oleh penginjil Lukas adalah ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang , dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.”
Sedangkan oleh Paulus dalam bacaan kedua mengatakan bahwa dengan berdoa Tuhan menjadikan kita bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain. Dengan berdoa, Tuhan menguatkan hati kita, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita. Akhirnya, dengan berdoa membuat kita tetap tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.
Maka dari itu, mengakhiri kotbah ini, saya menyerukan kembali:” Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa!” ***