Kepsep SDI Kaniti, Wilem Sabaat, S.Pd.
Rilis dari Gerardy Tukan, Dosen Musik Unwira Kupang yang diterima Warta Nusantara.
LASIANA : WARTA-NUSANTARA.COM-Prodi Music UNWIRA Kupang, pada Kamis 9 Desember 2021 menyambangi SD Inpres Lasiana Kota Kupang dalam paket kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat. Kunjungan 6 orang dosen dan 3 mahasiswa prodi Musik UNWIRA ke wilayah kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang ini menyasar khusus pada 212 murid kelas 2 SD Inpres Lasiana untuk mengajak para murid sasaran kegiatan dapat giat dan semangat belajar membaca, menulis dan berhitung dasar. Pada hari Jumad 10 Desember 2021, tim yang sama bertandang ke SD Inpres Kaniti di Desa Penfui Timur Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, dan berjumpa dengan 50 orang murid kelas 2, dalam misi yang sama.
Ketua Tim Pelaksna Kegiatan, Stanislaus SangaTolan,S.Sn.M.Sn mengemukakan bahwa tim-nya berkunjung kes ekolah ini dan memilih kelas 2 sebagai khalayak atau sasaran kegiatan karena anak-anak kelas 2 mengalami hambatan belajar yang cukup besar akibat pandemi covid-19. “Anak-anak kelas 2 SD seluruh Indonesia ini boleh dikatakan merupakan anak-anak yang paling terdampak oleh pandemic covid dalam proses belajarnnya di jenjang paling dasar. Mereka ini sekarang duduk di bangku kelas 2.Pada tahun ajaran 2019/2020, semester genap, corona melanda kita,.Saat itu mereka di TKK. Mereka mengikuti sekolah tatap muka di kelas hanya satu semester. Setelah itu, di tahun ajaran 2020-2021, mereka kelas 1 SD, dan satu tahun penuh mengikuti proses sekolah secara BDR (Belajar Dari Rumah-red). Jadi, kurang lebih satu setengah tahun mereka tidak belajar di kelas. Mereka harus berhadapan dengan orang tua yang harus menjadi guru di rumah. Tentu banyak hal yang anak-anak alami, terutama psikologisnya.
Sekarang, mereka baru beberapa bulan kumpul di sekolah, di kelas dan mengenal banyak hal baru. Di sisi lain, para guru tentu harus kejar target kurikulum, target program pelajaran. Anak-anak ini pasti terlibat dalam urusan kejar-kejaran target itu. Pasti lebih banyak ketegangan yang terjadi dan yang mereka alami. Karena itu, kami hadir di sekolah ini, ajak mereka belajar sambil nyanyi dan main music perkusi. Alat musik berupa ember yang kami bawa, dan juga meja belajar mereka. Jangan pikir harus beli alat music yang mahal dan istimewa. Ember dan meja saja sudah jadi perkusi untuk anak-anak. Tergantung guru meramu dan memanfaatkannya. Mereka harus alami situasi belajar yang meyenangkan, yang menggembirakan. ”, Demikian Stanis membentangkan alasannya bersama tim melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat di sekolah ini, dengan menyasar pada murid kelas 2.
Kegiatan yang terjad idi SD Inpres Lasiana, Kota Kupang yakni sebanyak 112 murid kelas 2 di sekolah ini ditempatkan di 2 ruangan kelas. Tim pelaksana kegiatan membawa peralatan kegiatan berupa 10 ember cat yang dilengkapi dengan 10 stik, dan 212 paket buku bantuan belajar dasar, dan disebarkan di dua ruang kelas. Dari dalam kedua ruang kelas terdengar riuh anak-anak bernyanyi sambil memukul ember dan meja, dengan ritme yang telah dilatih sebelumnya oleh tim pelaksana kegiatan sehingga terdengar apik. Setelah bernyanyi satu lagu, anak-anak diajak membaca dan menulis serta berhitung sederhana dari paket buku yang dibagikan. Hal yang sama dilakukan pula di SD Inpres Kaniti, yang berada bersama kampus UNWIRA dalam wilayah Desa Penfui Timur.
Ibu Lusia Liban, Guru Kelas 2C SDI Lasiana, saat dimintai pendapatnya terkait kegiatan yang sedang dilaksanakan oleh tim prodi Musik UNWIRA, mengemukakan bahwa dirinya sangat senang dengan suasana belajar yang membuatnya turut memperoleh pengalaman baru. “Saya sangat senang karena bukan hanya anak yang disegarkan tetapi kami guru juga dapat penyegaran. Anak-anak diajak belajar sambil bernyanyi dan main music, i ni sangat membangkitkan semangat anak-anak” ungkapnya dengan raut wajah gembira. Ibu Lusia pun menuturkan bahwa anak-anak di kelasnya (kelas 2-red) saat awal masuk, tampak sangat bermasalah dalam hal penguasaan huruf dan membaca. Pihaknya harus mengajak anak kembali kekelas 1 dan memulai dengan mengenal huruf.“ Anak-anak memang sudah hafal huruf, namun ketika disuruh tulis huruf yang disebut, atau diperlihatkan jenis huruf dan diminta menyebut, anak-anak tidak bisa. Itu mungkin karena selama belajar dari rumah, anak-anak diajar bernyanyi menghafal huruf, tanpa mengenal bentuk hurufnya” Demikian ibu Lusia yang sembari mengemukakan bahwa dirinya berjuang mengupayakan agar anak muridnya yang telah kelas 2 itu dapat tahu huruf sehing ga bisa maju ke tahap membaca kata dan kalimat, sehingga suasana pembelajaran yang telah dijalankannya selama ini, umumnya berlangsung sangat serius.
Pendapat yang relatif sama dikemukakan oleh ibu Maria Doni, salah satu guru kelas 2 SDI Lasiana. Menurutnya, suasana belajar yang dilakukan oleh tim dari UNWIRA telah membantu mengaktifkan anak-anak dan membuat anak-anak tampak sangat senang. “Anak-anak terlihat sangat aktif, tidak takut dengan tim kegiatan, dan bersemangat mengerjakan pekerjaan yang ada dalam buku yang dibagikan oleh tim kegiatan.
Isi bukunya juga sudah saya lihat dan sangat bagus menuntun dan membantu anak untuk pelajaran paling dasar, mengenal dan menguasai huruf, angka dan kata. Memang itu masalah yang ada dalam diri anak-anak.Masih sangat banyak anak yang belum kuasai huruf secara baik. Jadi dengan sarana buku ini, kami bisa terbantu untuk akan terapkan strategi berikutnya yaitu kelompokkan anak yang telah bisa, yang sedang, dan yang belum bisa, agar tidak menimbulkan kejenuhan bagi anak-anak yang telah bisa.
Mungkin akan kami terapkan tutor sebaya dengan menggunakan sarana ini, jika PPKM telah dicabut dan anak-anak kembali ke sekolah semester depan. Buku sarana belajar yang dibagikan ini juga bisa atasi keluhan orang tua, sebab hampir semua orang tua mengeluh bahwa anak tidak mau lagi dengar mereka jika dibimbing belajar di rumah. Anak maunya ke sekolah dan dibimbing oleh guru saja”.Demikian ibu Maria Doni, sambil mengemukakan harapannya agar UNWIRA patut datang kunjungi mereka lagi agar suasana baru tetap dibentuk dalam rangka memacu semangat balajar anak.
Kepala SD Inpres Kaniti, Welem Sabaat,S.Pd mengemukakan kegembiraannya karena menyaksikan anak-anak murid kelas 2 dalam suasana riang gembira mengikuti kegiatan yang difasilitasi oleh tim dari Prodi Musik UNWIRA. “Anak-anak tampak gembira dan bersemangat karena mungkin mereka mengalami suasana baru dan berjumpa dengan orang baru yang dapat mengatasi kejenuhan mereka. Teman-teman dari UNWIRA telah menggugah mereka dan menciptakan suasana belajar baru yang membuat anak-anak jadi gembira, semangat dan berani” Demikian Kepsek Wilem sambil berharap bahwa UNWIRA yang telah datang kunjungi sekolahnya di pelosok ini, tetap harus datang lagi. Dirinya pun berencana untuk menjajak kerjasama agar di tiap semester perlu tetap didatangi oleh UNWIRA***.
(*/WN-01)