NAGEKEO : WARTA-NUSANTARA.COM-Sebanyak 50 orang peserta Kuliah Kerja Nyata Tematik-Pembelajaran Pemberdayaaan Masyarakat (KKNT-PPM), dari Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Kupang, beserta 2 orang dosen pendampingyaitu Gerardus D Tukan,S.Pd.M.Si dan Krisantus Satrio Wibowo Pedo,ST.MT,akhirnya tiba di kecamatan Keo Tengah, kabupaten Nagekeo, Kamis, 27 Januari 2022, pkl 15.00 WITA. Setelah menempuh perjalananyang cukup menantang dari Kota Kupang, rombongan peserta KKN ke pulau Flores yang memang membutuhkan kesiapan mental sejak awal keberangkatan karena cuaca saat itu yang kurang bersahabat, akhirnya bisa tiba di lokasi KKN dengan aman. Angin kencang dan tingginya gelombang laut sebenwrnyq sempat membuat cemas panitia dan para peserta, tetapi para peserta KKN tetap bertekad untuk berangkat sehingga rombongan ini pun diberangkatkan dengan kapal Pelni.
Sebagaimana rilis yang disampaikan Dosen FISIP Mikhael Rajamuda, rombongan ini berangkat menggunakan KMP Wilis yang bertolak dari pelabuhan Tenau Kupang, pada Rabu, 26 Januari 2022, pkl 15.00 WITA. Cuaca saat itu memang kurang baik, persis seperti yang dilaporkan BMKG sebelumnya. Saat kapal mulai berjalan, keadaan sempat mencekam karena gelombang laut yang cukup tinggi. Tetapi, sebagaimana dituturkan Dosen Pendamping Lapangan Gerady Tukan,tingginya gelombang laut seakan menguji ketangguhan tekad ke-52 orang “laskar” UNWRA yang sudah bertekad untuk bisa tiba di lokasi tujuan KKNT-PPM, yaitu Kecamatan Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo ini. Sehingga mereka tetap tenang dan menikmati perjalanan dalam cuaca buruk tersebut.
Menurut Dosen Pendamping Gerady Tukan yang juga dosen Kimia ini, para peserta terlihat enjoi dan gembira menikmati pelayaran saat itu.Meskipun cuaca buruk saat itu cukup menguji adrenalin. Tetapi bagi para peserta, sebut Gerady, hal ini merupakan salah satu upaya rintis jalan bagi kampus UNWIRA untuk melakukan KKN di lokasi yang jauh dari Kupang, yaitu lokasi yang harus ditempuh dengn “langgar laut”. Dan akhirnya ke-52 peserta KKNT-PPM ‘utusan UNWIRA’ yang terdiri dari 20 putri dan 32 putra termasuk dua dosen pendamping ini, tiba di pelabuhan Ipi Ede dengan aman pada, Kamis, 27 Januari 2022, pkl 08.00 WITA. “Semuanya berada dalam keadaan cukup segar. Tampak tidak ada satu pun yang membutuhkan penanganan khusus akibat nausea (mabuk laut-dalam bahasa Yunani),” kata Gerady.
Rombongan peserta KKNT-PPM Unwira lalu turun dari kapal dan menuju ke gedung terminal penumpang untuk beristirahat. Gunung Meja yang berdiri kokoh di samping Barat kawasan pelabuhan Ipi Ende, seakan turut menyambut para laskar Unwira ini. Setelah menikmati udara segar dan sarapan pagi untuk memulihkan kondisi, para peserta kembali bersiap untuk menempuh perjalanan darat. Di mana kali ini perjalanan dilanjutkan pada pkl. 10.00 WITA.
Menurut Gerady, rombongan KKNT PPM Unwira menggunakan 2 unit bus menuju ke Maunori di Kecamatan Keo Tengah kabupaten Nagekeo. Jarak yang ditempuh sekitar 70,8 Km, yang melewati jalan raya Ende ke Bajawa, dan harus belok ke kiri di pertigaan Nangaroro. Hujan deras pun menyambut peserta di sini, dan menemani perjalanan peserta menyusur jalan tepi pantai sepanjang kawasan Tanjung yang berhadapan dengan Teluk Kota Ende dan Pulau Ende. Ruas jalan yang telah dibangun oleh pemda Nagekeo cukup baik sehingga memperlancar perjalanan peserta.
Rombongan Peserta KKNT-PPM Unwira akhirnya tiba di Kantor Camat Keo Tengah pada pkl. 15.00 WITA dan disambut oleh Camat Keo Tengah, Hilde Mutakasi,SH beserta aparat kecamatan dan 5 pimpinan desa yang merupakan desa-desa lokasi KKNT-PPM Unwira. Para pimpinan desa tersebut yaitu: Kepala Desa Lewangera, Penjabat Kepala desa Kotowuji Timur, Sekertaris Desa Mbaenuamuri, Penjabat Kepala Desa Udiworowatu, dan Kabang PEM desa Kotowuji Barat. Hadir pula Abdul Hamid, teknis pendamping desa dalam wilayah kecamatan Keo Tengah.
Inspirasi bangun BUMDES Bersama
Camat Keo Tengah, Hilde Mutakasi,SH pada sambutan penerimaan peserta di aula Kantor Camat mengemukakan bahwa KKNT-PPM yang dijalankan UNWIRA di kecamatannya, dengan tematik pada penguatan BUMDES, telah menginspirasi pihaknya untuk mencoba menggalang dan menghidupkan BUMDES bersama antar desa. Dikemukakannya bahwa wilayah Keo Tengah yang kaya akan potensi hasil bumi, patut berpikir tentang membangun wadah BUMDES bersama antar desa sebagai wadah penguat BUMDES, peningkatan ekonomi warga, serta mengoptimalkan potensi hasil bumi daerah.
“Setiap desa telah berupaya mendirikan BUMDes di desanya masing-masing, dan berjuang menjalankan BUMDESnya dengan berbagai macam tantangan. Melalui kehadiran mahasiswa peserta KKN serta kegiatan tematik BUMDES yang akan dijalankan, mendorong kita di Kecamatan Keo Tengah untuk perlu mulai berpikir tentang membangun BUMDES bersama antar desa”,ungkap camat Hilde sambil menyebut tanggal 7 Februari 2022 sebagai kesempatan untuk para kepala desa dan pengelola BUMDES berkumpul dan memulai membicarakan hal ini.
“Kami akan mengundang para kepala desa dan pengelolah BUMDES untuk hadir bersama membicarakan upaya mendirikan BUMDES bersama antar desa ini, dan di kesempatan ini kami juga mengundang para mahasiswa peserta KKN serta dosen pendamping untuk hadir guna membantu memberikan pikiran-pikiran guna memperkuat gagasan ini”. Demikian Camat Hilde menutup sambutannya dan menyerahkan para mahasiswa peserta KKN ke 5 desa melalui kepala desa atau aparat desa yang hadir menjemput peserta KKNT-PPM dari UNWIRA.
Belajar Bersama Masyarakat
Usai penerimaan secara tingkat kecamatan di kantor camat Keo Tengah desa Udiworowatu, tiap kelompok KKN dibawa ke masing-masing desa lokasi oleh kepala desa atau pejabat desa yang ditugaskan menjemput peserta di Kantor Camat. Desa-desa lokasi KKN memberikan dukungan, tidak hanya melalui utusan yang menjemput di kantor Camat, tetapi juga menyiapkan kendaraan angkutan peserta ke desanya. Desa Lewangera yang merupakan desa terjauh dari pusat kantor camat Keo Tengah, dan juga merupakan lokasi tejauh dari 31 lokasi KKNT-PPM Unwira, semester ganjil 2021/2022, justru mengirim seluruh aparat desa, yang dipimpin langsung oleh Kepala Desa, Gabriel So,SH untuk menjemput peserta.
Di puncak pegunungan letak desa Lewangera (Lewa = tinggi), yang juga merupakan kawasan lokasi Perang Lejo tahun 1914 (perang mengusir penjajah Belanda), peserta KKN diterima di kantor desa. Kepala Desa Lewangera. Kepala Desa Lewangera, Gabriel So meminta kepada para peserta untuk membaur bersama warganya dan bersama warga membangun Lewangera melalui ilmu yang dimiliki. “Saya baru dilantik jadi Kepala Desa tujuh hari yang lalu, dan menjadi sangat bersyukur karena kedatangan tamu-tamu istimewa yang akan bantu kami dalam proses pembangunnan desa” ucapnya.
Di desa Kotowuji Barat (Kobar), peserta KKN UNWIRA diterima kepala desa dan aparat di kantor desa. Kepala Desa Kotowuji Barat, Eman Embu,S.Pd dalam sambutan penerimaannya mengajak peserta KKN untuk memanfaatkan waktu dan kesempatan belajar bersama masyarakat selama menjalani KKN. “Adik-adik datang bukan hanya untuk belajar dari masyarakat, atau mengajari masyarakat, namun belajar bersama-sama dengan warga di sini. Kondisi itu yang harus kita lakukan untuk dapat memupuk dan menjalin kebersamaan selama adik-adik ada di desa ini”. Harap Kades Eman, yang selama masa kepemimpinannya, berhasil mendrong BUMDES di desanya memproduksi coklat batangan dengan nama produk Cobar, dan juga merintis produksi minyak daun cengkeh melalui teknik destilasi uap.
Desa Udiworowatu yang menjadi pusat Kecamatan Keo Tengah, kelompok peserta KKN disambut oleh penjabat kepala desa, Ludgerdus Sale Dandong,S.Hut beserta staf di kantor desa. Dalam smbutannya penerimaan, dikemukakannya bahwa desa Udiworowatu sedang memiliki beberapa hal yang membutuhkan penguatan dan dampingan, seperti Bumdes yang tidak berjalan baik dan staf desa yang perlu diperkuat dalam hal teknologi informasi untuk urusan administrasi desa.
Desa Kotowuji Timur (Kotim) yang berada di puncak perbukitan dan dipenuhi hutan cengkeh sebagai komoditi utama, didatangi 10 peserta KKN yang didampingi dosen Satrio Pedo,ST.MT. Peserta diterima oleh Kepala Desa, Ambrosius Jumat, sekertaris desa Florianus Goa, dan aparat desa lainnya. Kades Ambros mengharapkan agar para peserta KKN dapat hidup membaur dengan warganya yang di pegunungan tersebut, dapat menyesuaikan diri dengan kondisi desanya dan bersama warga berupaya mewujudkan program pembangunan desa.
Desa Mbaenuamuri, yang lebih umum dikenal dengan nama Maunori atau Mbari, menerima 10 peserta KKN dengan berbagai harapan, bahkan tugas-tugas yang diberkan. Desa ini terletak di tepi pantai dan menjadi pusat pertemuan warga kecamatan Keo Tengah, sebab di sini terdapat berbagai sarana umum seperti pasar dan bank. Kepala Desa Mbari, Petrus Sambu Jong dan Sekertaris desa, Florianus Mite,S.IP, menerima peserta KKN dengan harapan agar dapat membaur dengan masyarakat dan bersama warga saling berbagi pengetahuan. Di hadapan peserta KKN, Kades Petrus Sambu bahkan langsung memberikan tugas kepada salah satu peserta KKN, Udin Muhammad Serajawa, mahasiswa Arsitektur UNWIRA, semester 7, untuk harus menggambar desain pembangunan gedung Masjid Mbaenuamuri dan desain gedung pasar rakyat Mbaenuamuri. Undin yang kebetulan berasal dari desa ini, diberi tugas pula untuk merancang kolam pemandian di desa Udiworowatu*** (*/WN-01)