WARTA-NUSANTARA.COM-Nama lengkapnya Safrudin Muhammad Serajawa. 26 tahun. Lahir di Maunori kecamatan Keo Tengah kabupaten Nagekeo. Anak ke 6 dari 7 bersaudara dari pasangan Muhamad Alwandan almarhumah Siti Maimuna. Ia menjalani pendidikan Sekolah Dasar Inpres Maunori, kemudian SMP Setya Budi Maunori, dan SMA Negeri 1 Keo Tengah. Kini, di bulan Februari 2022, ia duduk di semester 8, sebagai salah satu mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Kupang.
Udin, demikian dia disapa, dalam masa waktu tanggal 24 Januari hingga 24 Februari 2022, merupakan salah satu dari 10 mahasiswa UNWIRA semester 7 yang ditempatkan menjalani Kuliah Kerja Nyata Tematik-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKNT-PPM) semester ganjil tahun ajaran 2021/2022, di desa Mbaenuamuri Kecamatan Keo Tengah kabupaten Nagekeo. Desa Mbaenuamuri yang disingkat Mbari, lebih dikenal dengan nama Maunori. Dengan demikian maka Udin secara kebetulan ditempatkan di kampung halamannya sendiri untuk menjalani KKNT-PPM UNWIRA ini. Ia bersama 9 temannya yang lain yang berasal dari program studi berbeda, dan baru berkenalan di dalam kapal Wilis menuju Ende (26 Januari 2022) untuk selanjutnya ke desa Mbaenuamuri. Udin sendiri meupakan mahasiswa dari program studi Arsitektur, fakultas Teknik.
Tiba di desa Mbaenuamuri (Maunori), Udin bukan pulang kampung, namun datang di kampungnya sebagai mahasiswa peserta KKNT-PPM. Ia bersama rombongan peserta KKNT-PPM diterima di kantor camat Keo Tengah, kemudian dibawa ke kantor desa Mbaenuamuri. Pihak desa pun menempatkannya menginap di rumahnya sendiri bersama salah satu peserta yang lain.
Kehadiran Udin, seorang mahasiswa program studi Arsitektur yang menjalani KKNT-PPM di kampung halamannya, membuat dirinya harus menerima tantangan dari kampung halamannya untuk berbagai pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya. Kepala Desa Mbaenuamuri, Petrus Sambu Jong, yang masih hubungan keluarga dekat dengan Udin, memberinya beberapa pekerjaan. “Pekerjaan yang diberikan kepada Udin ini bukan karena Udin itu anak kami dan warga asal dari desa ini, namun karena kami juga ingin memberikan kuliah kepadanya melalui kesempatan KKN ini”. Demikian kades Petrus yang terkenal kalem itu.
Pekerjaan yang ditaruh di atas pundak Udinsebagai mahasiswa program studi Arsitektur UNWIRA, peserta KKNT-PPM di desanyaitu adalah rancang bangunan beberapa sarana masyarakat. Permintaan dan kepercayaan dari pemerintah desa kepada kelompok KKNT-PPM di desa tersebut melalui Udin adalah desain atau racang bangun gedung pasar rakyat Mbaenuamuri, rancang bangun spot wisata di tepi pantai Mbaenuamuri, dan rancang bangun gedung Masjid Mbaenuamuri. Rektor UNWIRA, Pater Philipus Tule,SVD juga turu menantang Udin dengan memberinya kepercayaan mendesain banguan kolam pemandian di tepi pantai desa Udiworowatu, yang merupakan desa asal Pater Philipus, dan juga merupakan desa tetangga Mbaenuamuri. Tidak hanya itu. Udin juga diminta oleh kepala SMAN 1 Keo Tengah, Maximus Soo Lundu,S.Pd untuk mendesain gerbang masuk ke kompleks sekolah yang merupakan almamaternya Udin tersebut. Perminaat itu dilontarkan oleh kepsek Maximus di forum sosialisasi kampus, ketika Udin bersama teman-temannya mengunjungi sekolah itu untuk perkenalkan kampus UNWIRA di para siswa kelas XII, Rabu, 02 Februari 2022. Permintaan kepada Udin pun datang pula dari pastor paroki Paroki Hati Kudus Yesus Maunori, Rm Servas Sai,PR, untuk mendesain gerbang masuk kompleks gereja paroki yang berdiri di atas puncak bukit tersebut.
Udin, ketika diminta pendapatnya, apakah dapat menyelesaikan semua permintaan itu dalam masa KKNT-PPM yang hanya berlangsung 1 bulan tersebut, pria berambut air itu hanya garuk-garuk kepala sambil menyembul senyum, lalu mengangguk-angguk kepala dengan raut wajah yang menggambarkan dirinya siap berjuang menyelesaikan tantangan-tantangan itu. Ketika diganggu dengan pertanyaan bahwa dari sekian banyak tantangan itu, apa yang paling membuatnya tertantang, salah satu pemuda pemain bola kaki Mbaenuamuri itu secara diplomatis berujar bahwa dirinya sudah terbiasa dengan tantangan, dan permintaan dari desa itu pun pas dengan bidang ilmu yang sedang dipelajarinya. Dia justru menyatakan bersyukur karena bisa ditantang oleh kampung halamannya sendiri dalam kapasitasnya sebagai mahasiswa peserta KKNT-PPM UNWIRA. Diakuinya bahwa masalah yang dihadapinya adalah dirinya diminta tidak hanya menggambar desain tetapi juga harus menghitung biaya pembangunan dari sarana-sarana yang dirancangnya. Ia jujur mengungkapkan bahwa ia lemah di hal itu. Namun, ternyata hal itu membuatnya membuka diri bahwa ia harus bisa belajar bekerja sama dengan teman lain yang memiliki kemampuan itu. Oleh karena itu, ia mengajak teman sekelompoknya dari bidang Tekni Sipil, Romualdus Kawaso Jano, untuk bersama berkolaborasi. Tiap malam mendesain bangunan-bangunan yang dipercayakan kepadanya, ia juga ditemani Antonius Due, dari program studi Musuic FKIP UNWIRA yang kebetulan dibagi tempat menginap di rumahnya
Udin mengakhiri obrolan dengan mengemukakan bahwa KKNT-PPM yang dijalankannya ternyata menjadi kesempatan yang mengajarniya untuk kolaborasi dengan teman-teman dari bidang ilmu yang lain. Ia pun mengisahkan bahwa pilihannya masuk kuliah di progran studi Teknik Arsitektur UNWIRA Kupang karena ia ingin belajar teknik dan seni design. Ia mengakui mempunyai bakat menggambar. Informasi tentang Teknik Arsitektur UNWIRA Kupang, ia peroleh dari kakanya yang bernama Imron Nuga, alumni program studi Arsitek UNWIRA, yang baru diwisuda pada tahun 2021.
“Pak, saya izin untuk beberapa hari lagi di sini guna menyelesikan gambar-gambar rancang bangunan yang bapa desa dan bapa romo minta”. Ucap Udin memohon pada penulis, yang adalah dosen pendamping lapangan KKNT-PPM bagi Udin dan kelompoknya***.(Gerady Tukan)