Oleh : Germanus S. Atawuwur, Alumnus STFK Ledalero
Sesungguhnya Aku Ini Adalah Hamba Tuhan.”
Yes. 7:10-14.8-10; Ibr.10:4-10; Luk. 1:26-38
WARTA-NUSANTARA.COM-Bapa, ibu, saudara, saudari, Putra-Putri Maria yang terkasih, Hari ini adalah Hari Raya Maria Mendapat Kabar Sukacita dari Malaekat Gabriel. Inilah Hari Raya Bunda Maria dari sekian Hari Raya untuk menghormati Bunda Maria, yang memiliki dasar Biblis. Satu-satunya Kisah Injil yang menceritakan Kabar Sukacita ini adalah Lukas. Karena itu injil Lukas disebut juga injil “orang kecil”, injil “orang pinggiran”, injil kaum “anawim.” “Kaum yang tidak diperhitungkan” di mata manusia. Maria disebut sebagai wakil dari orang-orang kecil itu.
Maria yang tidak diperhitungkan di mata manusia itu, justru diperhitungkan Tuhan. Karena itu maka Tuhan mengutus malaekat Gabriel untuk menjumpainya dalam kesunyian kota kecil Nasareth. Perjumpaan mesra itulah digambarkan dengan sebegitu bagus oleh penginjil Lukas yang kisahnya kita dengar hari ini.
Kisah ini dapat dibagi ke dalam bebrapa adegan
Adegan I: Malaekat Gabriel mendatangi Maria. Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.
Adegan II : Penyampaian Malaekat.
Malaket Gabriel memulai perjumpaan itu dengan memberikan salam kepada Maria. “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”
Reaksi Maria terhadap salam itu. Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.
Malaekat tahu apa yang sedang berkecamuk di dalam hati Maria. Karena itu ia berkata kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.
Adegan III: Reaksi Maria dan Jawaban Malaekat:
Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Maria sedang berada dalam situasi dilematis. Antara percaya atau tidak percaya. Karena itu, sebagai manusia biasa ia bertanya:” Bagaimana mungkin hal itu terjadi karena aku belum bersuami.”
Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
Adegan IV: Penyerahan Diri Maria.
Atas penjelasan Malaekat itu, Maria Percaya. Maria percaya akan kata-kata Malaekat Gabriel yang terakhir:” Bagi Allah tidak ada yang mustahil.”
Karena itu, dengan penuh iman, ia serah-diri secara utuh-total, sambil berkata:”Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Kata-kata penyerahan diri ini sering disebut sebagai Viat Maria.
Pertanyaan kita adalah, apa sich hebatnya Maria hingga dari sekian banyak perempuan di Nazaret, Tuhan justru memilihnya menjadi Ibu Yesus?
Apa keunggulan Maria, hingga pada akhirnya membuat Allah tertarik kepadanya dan memilihnya sebagai Ibu dari Anak Allah? Bukankah Maria adalah juga perempuan desa sebagaimana wanita-wanita lainnya?
Riwayat hidup Maria tidak banyak ditemukan dalam Kitab Suci. Ayahnya bernama Yoakim dan ibunya bernama Anna. Maria lahir pada tanggal 8 September. Riwayat Maria sedemikian singkat. Namun Allah sepertinya tidak perlu dengan riwayat hidup yang panjang-panjang. Adalah otoritas tunggal Allah untuk memilih Maria sebagai ibu Yesus. Jadi keunggulan Maria adalah hidupnya yang sederhana dan saleh. Karena cara hidupnya yang sedemikian itu, begitu menyenangkan hati Allah sehingga Allah berkenan memilihnya untuk tugas yang paling penting ini.
Bapa, ibu, saudara, saudari, putra-putri Maria.
Kalian semua yang hadir di sini, tidak hanya disebut sebagai putra-putri Maria, tetapi lebih daripada itu, Anda semua adalah Legioner. Tidak semua orang katolik adalah legioner. Hanya orang-orang tertentulah yang disebut legioner. Prajurit-Prajurit Maria. Dan anda semua adalah orang-orang itu. Karena itu kalian, adalah orang-orang istimewa tidak saja di mata Maria tetapi lebih dari itu, Anda semua menjadi orang istimewa, orang yang dikhususkan, orang yang mendapat tempat khusus di Hati Maria.
Dan kalian orang-orang istimewa itu, pada hari ini, kini dan di sini, Anda semua dengan sebulat hati dan tekad membaharui perjanjianmu sebagai Prajurit Maria:” AKU ADALAH MILIKMU, YA RATU DAN BUNDAKU. DAN SEGALA MILIKKU ADALAH KEPUNYAANMU.”
Setiap tahun, pada peringatan Maria Menerima Kabar Sukacita dari Malaekat Gabriel, kita merayakan Misa Acies. Misa yang dikhususnya untuk para legioner Membaharui Janjinya kepada Maria Ratu Legio. Tujuan dari Pembaharuan Janji ini adalah untuk menerima berkat khusus dan kekuatan dari Maria sebagai bekal untuk “pertempuran” selama satu tahun yang akan datang. Dalam pembaharuan janji ini kita kembali disadarkan bahwa segala milik kita adalah kepunyaan Bunda Maria. Maka, kata-kata kita harus dipastikan sebagai “kata-kata” Maria. Perbuatan kita harus selalu disadari sebagai representasi dari perbuatan Maria.
Sudah dikatakan di atas bahwa tujuan dari Pembaharuan Janji ini adalah untuk menerima berkat dan kekuatan khusus dari Maria sebagai bekal untuk “pertempuran” selama satu tahun yang akan datang. Pertanyaannya adalah, siapakah atau apa yang harus dilawan dalam pertempuran itu? Orang-orang yang dilawan dalam pertempuran itu adalah orang-orang yang hidupnya terpaut hanya pada harta. Orang-orang yang bermental hedonis, hanya ingin bersenang-senang. Orang-orang yang hidup hanya untuk diri sendiri. Mereka yang terperangap dalam hidup ingat diri berlebihan.
Sedangkan yang harus dilawan dalam diri para legioner, adalah sikap keangkuhan rohani, sikap ingin pamer diri, sikap malas dan acuh tak acuh. Sikap banyak omong tapi berbuat sedikit. Cara kita bertempur “melawan” orang-orang itu dan melawan diri sendiri adalah dengan cara, menyerahkan diri sepenuhnya pada kehendak Allah sebagaimana yang diteladankan oleh Bunda Maria. Kita harus bersikap ugahari, sederhana dan saleh. Dalam sederhanaan dan keugaharian kita, kita serahkan diri kepada Tuhan dengan mengulangi kata-kata Maria:” Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu.”
Sambil kita memohon kepada Maria, Ratu Legioner agar mendoakan kita untuk benar-benar meneladani kebajikan-kebajian Bunda Maria. Maria yang dengan ikhlas menyerahkan dirinya kepada kehendak Allah, Maria yang menyimpan semua perkara di dalam hatinya dan Maria yang peduli pada kegelisahan dan kecemasan sesama serta Maria yang selalu setia mengikuti Jalan Salib Putra-Nya. Maria akhirnya tidak saja menjadi Ibu Tuhan, tetapi sekaligus menjadi Murid yang dikasihi Yesus. Sebagai Murid yang dikasihi Yesus, kepada Yohanes murid kesayangan Yesus ia menyerahkan ibu-Nya:” Inilah Ibumu.”
Bapa, ibu, saudara-saudari, para legioner yang terkasih,
Sesudah kita baharui janji, kita akan kembali ke medan tugas kita masing-masing. Kita seperti murid yang dikasihi Yesus, menerima Maria di dalam hidup dan kehidupan kita. Oleh karena itu, hendaknya semangat Maria Ratu Legioner tetap menjadi motivator keprajuritan kita.
Kita menjadi prajurit-prajurit Maria tidak hanya untuk orang lain, tidak hanya untuk orang-orang yang bukan legioner tetapi juga, kita menjadi prajurit untuk bertempur “melawan” godaan-godaan jahat di dalam hati kita. Pada akhirnya, semoga oleh doa-doa Bunda Maria, Ratu Legioner, kita senantiasa, menyerahkan diri kepada kehendak Tuhan:” Aku ini Hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu.” Amin!