- Ditulis oleh Melky Koli Baran dan Yuni Setyaningsi
- Berisi cerita indah Kerjasama gotong royong berbagai pihak di Flores Timur dalam menurunkan prosentase stunting
LARANTUKA : WARTA-NUSANTARA.COM-Keberhasilan Inovasi Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Flores Timur bernama Gerobak Cinta telah dibukukan. Konsep Inovasi yang diinginkan dan diharapkan Bupati Flores Timur periode 2017-2022, Antonous Hubertus Gege Hadjon, ST dan dirancang detail oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur itu telah cukup berhasil menurunkan prosentase stunting di Kabupaten Flores Timur.
Inovasi itu dipicu oleh Deklarasi Flores Timur Gempur Stunting di Flores Timur tanggal 16 November 2018 yang diprakarsasi oleh Forum Pangan dan Gizi (Foranzi) Kabupaten Flores Timur atas dukungan penuh Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS) bersama mitranya SNV Belanda melalui program Voice for Change Partnership (V4CP). Pernyataan-pernyataan deklarasi dikumandangkan bupati Flores Timur Antonius Hubertus Gege Hadjon dari atas panggung deklarasi dan diikuti oleh seluruh Kepala Dinas dan Badan lingkup Pemda Kabupaten Flores Timur serta stakeholder kunci yang hadir. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Flores Timur Paulus Igo Geroda, S.Sos,M.AP mengarahkan agar saat bupati tampil membacakan point-point deklarasi, para Kepala Dinas wajib mendampingi karena merekalah yang akan menjadi ujung tombak pelaksanaan deklarasi ini.
Dukungan stakeholder dalam deklarasi inipun sangat representatif. Bahkan Uskup Larantuka Mgr. Fransiskus Kopong Kung sendiri hadir dan menandatangani pernyataan deklarasi mewakili Gereja Katolik. Di kalangan panitya pelaksana Deklarasi, Romo Yansen Raring Pr, salah seorang imam projo Keuskupan Larantuka memimpin panitya ini, bahkan menggelorakan semangat gempur stunting dengan menyusun lagu gempur stunting yang dinyanyikan bersama-sama hadirin saat berlangsung deklarasi. Kalangan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan para pewarta media juga menghadiri deklarasi tersebut.
Ternyata, hajatan deklarasi Flores Timur Gempur Stunting yang diisi juga dengan kuliah umu tentang Stunting yang dibaswakan oleh pak Dody selalu Direktur Gizi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia itu bukanlah sebuah kesiasiaan. Sebab, setelah deklarasi itu, bupati Flores Timur Antonius Gege Hadjon langsung tancap gas. Dihadapan stakeholder kunci terkait penurunan stunting saat aksi 3 Rembuk Stunting beberapa bulan kemudian, bupati Flores Timur mengumumkan Inovasi Percepatan Penuruna Stunting “Gerobak Cinta” dengan dukungan dana mencapai 3 miliar rupiah lebih untuk PMT Terfokus selama 90 hari berturut-turut kepada semua anak stunting dan ibu hamil KEK di kabupaten Flores Timur.
Hasilnya ternyata bukan cuma hisapan jempol. Penurunan stunting sangat signifikan menuju 20-an% dari total 36% sebelumnya. Kabid Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Flores Timur ibu Kamaria Kewa Lamanele menyebut prevalensi stunting Flores Timur di tahun 2019 mengalami terjun bebas.
Cerita-cerita sukses kolaborasi dan gotongroyong para pihak di Flores Timur dalam menurunkan stunting melalui Inovasi Gerobak Cinta itu kini telah dipublikasikan dalam sebuah buku kenangan berjudul “Cerita Perubahan Dari Timur Indonesia: Flores Timur Gempur Stunting”. Buku ini merupakan rekaman proses kerja yang bersinergi di antara berbagai pihak di bawah payumg Inovasi Gerobak Cinta yang telah berhasil menurunkan stunting.
Buku cerita yang ditulis bersama oleh Direktur YPPS Melky Koli Baran dan Yuni Setyaningsi mantan staf program V4CP dan kini Dosen Studi Pembangunan Institute Sepuluh November(ITS) Surabaya itu telah secara resmi dilounching oleh bupati Flores Timur Antonius Hubertus Gege Hadjon bertepatan dengan Rembuk stunting tahun 2022 tanggal 20 Mei tahun 2022.
Sebelum melakukan lounching buku yang ditandai dengan bunyi sirene dan dentuman mercon bertempat di lapangan bola kaki Lebao, Larantuka, bupati Antonius Hadjon yang lagi dua hari mengakhiri masa jabatannya itu mengatakan bahwa buku ini pantas dibaca agar cerita perubahan yang saat ini dialami itu diketahui sejarahnya.
Menggarisbawahi kerja kolaborasi para pihak, bupati Anton Hadjon saat lounching buku ini mengingat dan menceritakan lagi pengalaman awal bergulat memahami isu stunting dalam pembangunan. Berkat masukan dan ajakan stakeholder pembangunan terkait di Flores Timur, dirinya semakin yakin bahwa penuruna stunting mesti menjadi perhatian karena terhubung erat dengan visi dan misi pembangunan daerah, secara khusus misi Selamatkan Orang Muda Flores Timur.
Dalam buku ini, korelasi antara gempur stunting dan isu pembangunan, secara khusus kontribusinya dengan visi dan misi pemerintah Flores Timur terkhusus misi Selamatkan Orang Muda diberi porsi pembahasan yang memadai.
Melky Koli Baran mewakili dirinya dan Yuni Setyaningsi selaku penulis buku ini menjelaskan sebelum lounching buku oleh bupati Flores Timur bahwa buku ini bercerita tentang Perubahan dari Timur Indonesia, yakni Inovasi Gerobak Cinta dalam menggempur stunting di Flores Timur. Sebuah inovasi yang dalam pelaksanaanya melibatkan berbagai kalangan baik pemerintah maupun non pemerintah secara berkolaborasi. Sebuah kekuatan yang mampu menurunkan stunting hingga 20,4% di tahun ini.
Selain itu, penerbitan buku ini hendak dan sedang mempromosikan budaya apresiatif bagi berbagai keberhasilan pembangunan. “Hendaklah kita membiasakan diri untuk berpikir positif dan mengapresiasi keberhasilan kita, sekalipun kecil. Ketimbang terjebak dalam kegaduhan-kegaduhan yang memnperguncingkan kesuksesan yang belum dicapai. Apresiasi positif akan menjadi energy baru bagi pembangunan selanjutnya”, demikian tutup Melky dan memohon dengan hormat kepada Bupati Flores Timur untuk melounching secara resmi buku Cerita Perubahan Dari Timur Indonesia: Flores Timur Gempur Stunting.*** (AtaKiwang/WN)