Diprediksi Bakal Seru, Berikut Nama-Nama Para King Maker Pada Pilpres 2024
JAKARTA : WARTA-NUSANTARA.COM – Pasca munculnya beberapa figur yang disebut-sebut akan bertarung di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Kini muncul pula nama-nama yang disebut bakal berperan sebagai Sutradara-King Maker. Dilansir dari Tribunnews.com, ada lima nama politisi senior yang disebut menjadi King Maker pada Pilpres 2024. Kelima orang tersebut disebut kemungkinan memberi pengaruh besar terhadap capres yang akan bertarung pada Pilpres yang akan digelar dua tahun lagi
Salah satu sosok yang disebut King Maker adalah Jusuf Kalla (JK) tokoh politik asal Sulawesi Selatan. JK merupakan Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia. Munculnya nama-nama King Maker tersebut dapat dipastikan akan menjadikan perhelatan pesta pemilihan 5 tahunan itu akan semakin seru.
Pasalnya, pada Pilpres 2024 nanti, kemungkinan besar akan ada beberapa koalisi untuk mengusung Capres 2024. Sejumlah nama capres yang hingga hari ini menghiasi survei, di antaranya, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.
Dari ketiga nama tersebut selalu nangkring di tiga besar. Sedangkan nama-nama tokoh politik lainnya surveinya dibawah 10 persen. Para king maker nantinya yang akan menentukan dan membuat koalisi agar capres yang dinginkan bisa lolos syarat maju sebagai calon presiden.
Berikut ini analisis pengamat politik, sekaligus Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda terkait siapa saja para King Maker di Pilpres 2024
Hanta Yuda menyebut, kelima king maker itu adalah Jokowi (Presiden), Jusuf Kalla (pengusaha sekaligus mantan wakil presiden), Megawati Soekarnoputri (Ketua Umum PDIP), Surya Paloh (Ketua Umum Partai Nasdem) dan Susilo Bambang Yudhoyono (Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat).
Lebih lanjut, Yuda menyebut, bahwa berdasarkan kondisi peta politik yang diamatinya saat ini, termasuk sudah mulai terbentuknya koalisi-koalisi hingga pertemuan para petinggi partai politik, akan terbentuk tiga poros capres-cawapres untuk Pilpres mendatang.
Adapun untuk poros pertama, yakni PDIP karena memiliki presidential threshold (PT) tertinggi lebih dari 20% sehingga bisa mencalonkan sendiri. “Jadi kalau PDIP ternyata hanya sendiri atau berdua dua koalisi saja kemungkinan potensinya kita 3 poros,” ucap Yuda, Kamis (9/6/2022). Poros kedua kata Yuda, yakni Koalisi bentukan dari Partai Golkar, PAN, PPP yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Dan yang terakhir, poros dari hasil pertemuan antara Ketua Mahkamah Kehormatan Partai (MKP) Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh.
“Itu juga membuat potensi membuat 1 poros yaitu terdiri dari, NasDem, Demokrat, PKS dan PDIP nanti sendiri,” ucap Yuda. Dari ketiga poros itu kata dia, ada beberapa sosok yang dinilainya mempunyai kendali besar atas pengusungan capres-cawapres nantinya.
Paling anyar, Yuda menyebut nama Presiden Joko Widodo yang diduga menjadi king maker bagi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) besutan Partai Golkar, PAN dan PPP.
“Saya bicara analisis Kingmaker. KIB itu Kingmakernya potensi besarnya adalah pak Jokowi dibelakangnya. Karena kita tahu Golkar, PAN, dan PPP adalah partai-partai yang cukup dekat pada pak Jokowi sekarang ini dibandingkan partai-partai lain,” katanya. Kemudian untuk poros dari PDIP yang akan menjadi Queenmaker yakni sang ketua umum sekaligus mantan Presiden RI, Megawati Soekarnoputri.
“Queen maker nya? Yang jelas ada bu Mega kalau terjadi (PDIP maju sendiri), jadi keliatan ya bu Mega, dan pak Jokowi (Kingmakernya),” ucap dia. Lebih lanjut, Yuda juga menyebut ada sosok Kingmaker lain yang diduga akan muncul dari hasil pertemuan antara Partai Demokrat dengan Partai NasDem.
Adapun sosok yang dimaksud yakni, SBY, Surya Paloh, dan mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. “Satu lagi siapa Kingmakernya? yang berpotensi menjadi Kingmaker di sini adalah yang kemarin bertemu baru-baru ini, yaitu pak SBY, Surya Paloh, dan JK. JK adalah orang dekatnya Anies Baswedan,” kata dia.
Kendati demikian, kondisi terkait dengan peta politik ini kata Yuda masih dinamis dan bisa berubah mengingat kontestasi Pemilu masih sekitar 20 bulan lagi. “Nah dugaan saya kalau PDIP 1 poros sendiri, akan 3 poros nanti terjadi, 3 poros mungkin potensinya akan berlangsung 2 putaran,” kata dia.
(*/SDC/WN-01)