BORONG : WARTA-NUSANTARA.COM-Selama pandemi Covid-19, remaja di Manggarai Raya yang tergolong milenial dan Z mengalami peningkatan gangguan kesehatan mental mencapai 27%. Hal ini disampaikan Jefrin Haryanto dalam kesempatan memberikan materi tentang Generasi Milenial dan Ancaman Kesehatan Mental bagi Siswa/i baru di SMKN 1 Borong Manggarai Timur dalam rangka MPLS Tahun Pelajaran 2022/2023, Senin 18 Juli 2022.
Jefrin menjelaskan, Yayasan Maria Moe Peduli Bersama Biro Psikologi UGM baru saja melakukan sebuah studi komparatif tentang situasi kesehatan mental milenial selama masa pandemik. Untuk Flores kebetulan lokusnya di Manggarai Raya. Secara umum terang Jefrin, bahwa internet selain memberikan kemudahan akses atas informasi, ternyata menyumbang dampak buruk bagi Kesehatan mental, terutama yang paling mencemaskan adalah, gangguan kesehatan mental yang terjadi pada kaum remaja generasi milenial dan generasi Z.
Merujuk data Yayasan Mariamoe Peduli, selama pandemi Covid-19, remaja di Manggarai raya yang tergolong milenial dan Z mengalami peningkatan gangguan kesehatan mental mencapai angka 27%. Dalam paparannya Jefrin Haryanto mengungkapkan, gangguan yang muncul akibat kesehatan mental dapat bermacam-macam, seperti kecemasan, stres, dan depresi. Selama pandemi, angka gangguan kesehatan mental generasi milenial dan generasi Z meningkat secara signifikan.
Meski begitu,Jefrin juga mengingatkan bahwa setiap orang harus memiliki stres, karena ada stres yang baik dan stres buruk. “Katakan besok saya akan menjadi petugas pengibaran bendera, dan saya tidak stress maka mungkin saja saya akan masa bodoh dan tidak melakukan latihan. Tapi, kalau saya ada takutnya, ada stresnya, saya pasti latihan. Tapi (jika) terlalu berlebihan stressnya, itu menjadi tidak baik,” kata Haryanto.
Dihadapan ratusan Siswa/I baru SMKN Borong, Jefrin menjelaskan, semua generasi memiliki potensi untuk mengalami hal yang sama. Hanya saja, pada saat pandemi ini, ada sekelompok generasi yang ditemukan peningkatannya secara signifikan. Mental yang sehat adalah suatu kondisi dimana seseorang senang dan bahagia dalam menjalani hidupnya. Seseorang dapat dengan mudah mengerjakan hal-hal yang dikerjakan, dan dapat bekerja dengan jernih.
Jefrin juga memaparkan, salah satu temuan dalam riset mereka lakukan yaitu melihat relasi antara Loneliness dengan adiksi media sosial. Kami menemukan, individu-individu yang kesepian cenderung memiliki tingkat adiksi media sosial yang tinggi. Bahkan, ada temuan menarik bahwa remaja yang mempunyai kepercayaan diri yang rendah memiliki ketergantungan yang juga tinggi terhadap media sosial.
Menurutnya, gangguan kesehatan mental ini penting untuk ditangani. Generasi milenial dan generasi Z perlu memahami bahwa menggunakan media sosial itu boleh, hanya saja jangan sampai menggunakannya karena kepercayaan diri yang rendah, kesepian, ataupun fear of missing out (FOMO). “Ini perlu ditangani, karena akan berbahaya untuk kedepannya. Buat bangsa kita juga berbahaya, karena generasi penerusnya, generasi yang punya masalah dengan kesehatan mental,” tuturnya.
Terpantau media kegiatan yang dihadiri oleh seluruh siswa/I baru SMKN Borong tersebut, berlangsung dengan sangat antusias. Tampak siswa/i berlomba-lomba bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan Pengasuh Kolom Sang Jiwa itu.
Kepala Sekolah SMKN 1 Borong, Agustinus Galvan Daroly, S.Si, kepada media mengaku sengaja menghadirkan Jefrin Haryanto, untuk mengingatkan para calon siswa/inya tentang bagaimana berbahayanya ancaman gangguan kesehatan mental ini.“kita semua tahu Pak Jefrin ini sangat intens melakukan studi-studi terkait kesehatan mental ini. Maka kami berharap agar fakta tersebut menjadi awasan bersama bagi anak didik kami yang memang adalah remaja, ungkap Galvan.
Galvan juga menyadari betul beratnya tantangan ke depan bagi remaja-remaja kita, maka perlu disiapkan satu strategi yang terencana untuk mengantisipasi situasi-situasi buruk, diantaranya dengan pelibatan ahli-ahli terkait maslah Kesehatan mental tersebut. (*/WN-01)