EMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM-Bupati Lembata, Marsianus Jawa meresmikan Nama Alm. Brigjen Pol (Purn) Drs. Anton Enga Tifaona menjadi Nama Aula Kantor Camat Nubatukan, Kabupaten Lembata, Provinsi NTT. Peresmian Nama Aula Anton Enga Tifaona setelah Berdasarkan Keputusan Bupati Lembata Nomor 66 Tahun 2022 menetapkan Jalan Anton Enga Tifaona dari Titik Nol Perlimahan Wangatoa menuju Desa Lamalera B, Kecamatan Wulandoni sepanjang sekitar 45 KM.
Bupati Lembata, Marsianus Jawa, selain melakukan Lauching Aula Anton Enga Tifaona juga Launching Call Center : 081239588827 dengan Nama Keren ” Layanan Masyarakat Nubatukan Untuk Kita “Nubuat” ” yang digagas oleh Camat Nubatukan Dionisius Ola Wutun, yang berlangsung Kamis, 21/7/2022, di Lewoleba.

Hadir pada momentum bersejarah itu, Tim Forum Perjuangan Pahlawan Nasional (FORPALNAS) Jakarta yang terdiri dari, Thomas Nuba Tifaona, Alex Bala Tifaona, Bona Beding, Mikhael Kleden dan Yosef Adi Prasetio, didampingi Tim Forpalnas Lembata yang dipimpin, Yohanes Tifaona. Hadir pula Pimpinan Organisasi Perangkat daerah (OPD), para Lurah, Kepala Desa dan berbagai elemen masyarakat se-Kecamatan Nubatukan.

“Sebagai Insan Tuhan, Kita patut mohon doa dan berkat Tuhan agar melapangkan jalan perjuangan yang berat ini. Perjalanan perjuangan masih panjang untuk mewujudkan Anton Enga Tifaona menjadi Pahlawan Nasional. Namun kita harus punya tekad dan menjalani semua proses ini dengan baik”, ungkap Marsianus Jawa.
Menurut Bupati Marsianus Jawa, Perjuangan menjadikan sesorang menjadi Pahlawan Nasional tidak mudah. Selain harus memenuhi syarat regulasi, tetapi juga harus melalui proses panjang baik secara administratif dan pengkajian oleh Tim mulai dari bawah sampai ke tingkat pusat. Ketika Pemkab Lembata mulai berproses, termasuk rencana pentaktaan Patung Anton Enga Tifaona banyak tantangan dan protes. Bahkan saya mendapat WhatsApp, kenapa bukan tokoh Pejuang otonomi Lembata yang diusulkan jadi Panhlawan Nasional. saya katakan, urai Jawa, mari kita berproses, siapapun dapat diusulkan, asalkan memenuhi syarat. Silahkan diusulkan oleh siapapun juga. Dipastikan, Patung Anton Enga Tifaona akan ditaktakan di Smpang Lima Wangatoa, Titik Nol Jalan Anton Enga Tifaona.

“Saya salut kepada keluarga Alm Anton Enga Tifaona baik yang bergabung dalam Forpalnas Jakarta dan Forpalnas Lembata yang selama ini sudah berproses dan turun ke desa-desa menggalang dukungan. Kita berharap perjuangan berat yang masih panjang ini dapat terwujud. Pemkab Lembata mendukung proses ini meski banyak tantangan. Tapi mesti kita berani eksekusi. Bukan pemimpin kalau tidak berani eksekusi kebnijakan dan keputusan”, tandas Jawa.
Bupati Marsianus Jawa juga menyinggung soal penataan Kota Lewoleba dan masalah kebersihan yang masih memprihatinkan. Karena itu, ketika menjabat Bupati Lembata, pihaknya menggerakan kembali jajaran ASN untuk kembali melakukan “Jumat Bersih”, dimana setiap hari Jumat pagi wajib membersihkan sampah di Kota Lewoleba. Saya yakin dalam waktu 6-7 bulan wajah kota ini akan berubah, bersih dan indah.

Tentang masalah Stunting, urai Jawa, masih menjadi masalah nasional dan daerah. Masalah ini merupakan masalah bersama. Semua pihak wajib memberi perhatian asupan makanan bergizi bagi anak dan balita yang dimulai dari rumah. Banyak ASN yang sama-sama sibuk kerja, akhirnya lalai beri asupan makan bergizi bagi anak-anaknya. Bahkan Bupati Jawa pada setiap kesempatan mengimbau kepada Gereja dan Mesjid agar turut memberi perhatian dengan caranya sendiri mengatasi masalah stunting ini.
Menurut Bupati Jawa, masalah stunting menjadi masalah kita bersama. Dimana saat ini masih sebanyak 1000 orang yang mengalami stunting. Jika kita semua bahu membahu memberi asupan bergizi yang baik, masalah stunting dapat teratasi demi kesehatan generasi kita.
Bupati Jawa juga menyambut positif atas gagasan Camat Nubatukan membuka Call Center demi menampung aspirasi masyarakat terutama berbagai keluhan permasalahan masyarakat. Camat dan jajaran harus cepat tanggal atas berbagai keluhan dan masalah yang dihadapi masyarakat. Camat harus cepat tanggap dan cepat turun temui masyarakat dan atasi masalahnya. Bukan hanya kita sekedar seremonial Lanuching, tapi harus dibuktikan dengan aksi nyata dan cepat tanggap atas masalah masyarakat itu yang penting. Ia juga mengingatkan para Lurah dan Kepala Desa untuk cepat tanggap atas masalah rakyat.
Pada kesempatan itu, Tim Forpalnas Jakarta memberikan bantuan sejumlah peralatan Stunting kepada Pemkab Lembata yang diserahkan oleh putra Sulung Anton Enga Tifaona, yakni, Thomas Nuba Tifaona kepada Bupati Marsianus Jawa, yang selanjutnya diberikan kepada Camat Nubatukan, Dion Ola Wutun untuk dimanfaatkan mengatasi stunting.
Camat Nubatukan selaku tuan rumah, mengawali sapaannya, menyampaikan terima kasih kepada Bupati Lembata yang telah melakukan Lanching Aula Anton Enga Tifaona dan Peresmian Call Center pelayanan masyrakat. Hal ini dilakukan, kata Camat Dion Wutun, sebagai sebuah strategi pendekatan pelayanan kepada masyarakat. Banyak keluahan dan masalah masyarakat yang tidak bisa dideteksi secara cepat. Karena itu, lewat Call Center, mendekatkan pelayanan, keluhan masyarakat dapat ditampung dengan cepat dan diatasi dengan cepat pula.
Thomas Nuba Tifaona, yang akrab disapa Tomy, ketika didaulat menyampaikan “Kata Hati Keluarga”, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Bupati Lembata yang telah mengeluarkan Keputusan Bupati menetapkan Nama Jalan Anton Enga Tifaona. Dan pada momentum bersejarah ini, lagi-lagi Bupati Lembata melakukan Lauching Aula Anton Enga Tifaona.
“Kami dari keluarga dan Tim Forpalnas patut menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Bupati Lembata dan Camat Nubatukan yang telah mengambil keputusan menetapkan Aula Pertemuan Kantor Camat Nubatukan dengan nama, ‘Aula Anton Enga Tifaona”. Keputusan yang sangat berani ini kami pandang sebagai sebuah penghormatan dan penghargaan kepada alm Anton Enga Tifaona, yang merupakan Tokoh Nasional di Jajaran Polri dan juga Pejuang Otonomi Kabupaten Lembata,” ungkap Tomy.
Menurut Tomy, Keluarga dan Tim Forpalnas melakukan gerakan perjuangan menjadikan almahrum menjadi Pahlawan Nasional merupakan kebanggaan kita semua atas jasa dan kiprahnya bagi bangsa dan negara. Rekam jejak perjuangan beliau dijajaran Polri menorehkan sejarah penting ketika menjabat Kapolda Sulawesi tenggara, Kapolda Maluku dan Wakapolda Jawa barat.
Karena itu, kami dari keluarga (8 bersaudara) mendorong perjuangan ini dan ternyata disambut positip oleh Pemkab Lembata dan dukungan elemen masyarakat dari desa-desa di Kabupaten Lembata. Perjuangan Pahlawan Nasional bagi Anton Enga Tifaona, jelas Tomy, tentu saja berdampak positif bagi kemajuan dan derap pembangunan Kabupaten Lembata ke depan. Nama besar Anton Enga Tifaona bakal jadi batu loncatan bagi kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Sangat mungkin tetesan pembangunan dari pusat baik oleh pemerintah dan investor mengalir ke bumi Lembata.***
(Karolus Kia Burin/Warta Nusantara)