Bupati Lembata, Marsianus Jawa Resmikan Pemancangan Papan Nama Jalan Anton Enga Tifaona
EWOLEBA : WARTA-NUSANTARA.COM–Patung Anton Enga Tifaona, tokoh Nasional yang berkiprah di Kepolisian Republik Indonesia dan Pejuang Otonomi Kabupaten Lembata itu bakal ditaktakan di Jalan Simpang Lima Wangatoa, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata. Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa meresmikan Pemancangan Papan Nama Jalan Anton Enga Tifaona, Jumat,22/7/2022.
Peresmian pemancangan Papan Nama Jalan Anton Enga Tifaona oleh Bupati Lembata, Marsianus Jawa usai mendengarkan Presentase Desain Patung oleh Pematung terkenal, Inang Dolorosa Sinaga dan Tenaga Teknik, Danny Wicaksono itu di Ruang Rapat Kantor Bupati Lembata.

Keluarga mendiang Brigjen Pol (Purn) Anton Enga Tifaona mendatangkan Arsitek dan Pematung dari Jakarta mempresentasikan konsep pengembangan dan penataan Area Simpang Lima Wangatoa, Kota Lewoleba, kepada Penjabat Bupati Lembata, Jumat, 22 Juli 2022.

Presentasi berlangsung di ruang rapat Kantor Bupati Lembata dihadiri Penjabat Bupati Lembata Marsianus Jawa dan para pejabat lainnya serta pembuat patung, Inang Dolrosa Sinaga berserta Asisten Teknis, Danny Wicaksono.
Dalam paparannya, Simpang Lima Wangatoa bakal disulap menjadi lebih indah berkonsep plaza. Akan ada patung Anton Enga Tifaona di tengah-tengahnya, lengkap dengan narasi-narasi tentang putra asli Lembata tersebut.
Plaza tersebut dilengkapi dengan hiasan Batu Alam, Pepohonan dan sistem drainase yang baik. Selain itu, Simpang Lima Wangatoa juga akan dilengkapi dengan Tata Cahaya Lampu agar bisa dinikmati malam hari oleh masyarakat dan para pengunjung plaza itu.
Dolrosa menyebutkan, dirinya sudah merancang, tinggi dan sosok patung Anton Enga Tifaona yang akan ditempatkan di Simpang Lima Wangatoa memiliki kedekatan dengan masyarakat yang berkunjung ke sana. Dia ingin mengubah paradigma banyak orang, bahwa patung di ruang publik, tidak harus besar dan megah sebagaimana biasanya.

Dalam presentase sebelumnya di Sekretariat Forum Perjuangan Pahlawan Nasional (Forpalnas) Kabupaten Lembata yang dipimpin Yohanes Tifaona, Dolorosa Sinaga dan Danny Wicaksono menjelaskan, desain patung ini dari bahan tembaga dengan ketinggian sekitar 5-6 Meter setelah kita melihat dari dekat lokasi pentaktaan patung ini.
Dolorosa dan Danny mengatakan, tidak sekedar kita taktakan patung itu di lokasi. Tapi yang penting pula desain taman berupa pepohonan, lampu dan aspek artistik plaza juga jadi perhatian utama. Dengan taman yang indah dan aksesoris plaza indah pengunjung dan terutama generasi muda kita dapat menangkap inspirasi dan motivasi tentang ketokohan almahrum. Selain itu, bakal dipasang Prasasti dan didalam kaca sangat boleh jadi disimpan atribut berupa topi, tomgkat komando, pangkat dan sejarah rekam jejak perjuangan beliau agar generasi muda dapat mengikuti dan termotivasi atas ketokohan dan keteladanannya.
Penjabat Bupati Lembata Marsianus Jawa ingin ada karya yang monumental. “Saya ingin orang datang menikmati dan kagum dengan tempat ini. Saya cuma pingin itu,” katanya.

Mantan Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo yang akrab disapa Stenly, yang juga Tim Forpalnas Jakarta mengapresiasi konsep yang sudah dipaparkan. “Konsep ini pernah saya saksikan dan luar biasa. Patung tidak harus ada di ketinggian, gundukan. Jadi orang bisa punya pengalaman fisik dengan patung itu,” katanya.
Lebih jauh, Stenly berujar, dari konsep penataan yang ada, perlu ada dukungan dari Pemerintah Daerah. Dia juga memberi perhatian khusus perihal sistem drainase dan saluran pembuangan di sekitar Simpang Lima Wangatoa.
Ketika Presentase di Sekretariat Forpalnas Lembata, Alex Bala Tifaona menjelaskan rencana desaian patung ini harus desai secara baik dengan bahan berkualitas agar bertahan lama dan megah dan indah. Karena itu, lanjut Lexi Tifaona demikian sapaan akrab putra Alm Anton Enga Tifaona, mendorong keluarga mencari Pematung yang hebat.
Dari tiga orang pematung yang ditawarkan, ternyata keluarga menilai Inang Dolorosa paling tepat menerima tugas mulia membuat patung ini untuk dipersembahkan bagi Lewotana, dan masyarakat Lembata. Menyurut Lexi Tifaona, nilai patung pembuatan patung dan plaza serta aksosoris lainnya itu mencapai Rp 1,2 Miliar. Meski mahal, bukan masalah, tapi ini persebahan keluarga untuk Lewotana Lembata tercinta. ***
(*/Karolus Kia Burin/WN-01)