LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM-Para suporter fanatik dari Perseftim Flores Timur bikin ricuh di Gor 99 Lewoleba, Lembata. Kerusuhan terjadi saat pertandingan antara Perseftim Flotim dan Perse Ende di GOR 99 Lewoleba, Jumat (23/9). Pertandingan pun terhenti. Terhadap insiden ini, Ketua DPRD Lembata, Petrus Gero meminta Asprov NTT untuk bertindak tegas atas insiden ini.

Kerusuhan terjadi pada menit ke-80, saat Ende sedang unggul 1-0. Supporter Flotim yang menempati tribun utama, melempari air mineral dan batu ke arah bench wasit, bench Flotim dan bench Ende, termasuk petugas P3K. Lemparan bahkan ditujukan juga ke dalam lapangan.
Perangkat pertandingan dan ofisial beserta pemain cadangan berhamburan ke dalam lapangan. Begitu juga wasit dan pemain berlarian mencari posisi aman di bagian timur lapangan pertandingan.

Suasama mulai kacau-balau. Tidak lama kemudian bench Ende dibalikkan. Lalu bench wasit juga mengalami hal yng sama. Pagar pengaman di belakang bench Ende juga jadi sasaran amuk supporter.
Supporter yang turun dari tribun juga sempat mengejar Red Boys 58, supporter Ende yang menempati sebelah utara bagian barat lapangan. Untung saja, aparat keamanan bertindak cepat mengamankan.
Belum diketahui apa yang memicu supporter Flotim bertindak anarkis. Informasi simpang siur menyebitkan aksi anarkis terjadi akumulasi berbagai persoalan, baik secara internal karena urusan teknis, salah paham dengan aparat keamanan, hingga ketinggalan sementara dari Ende.
Hingga saat ini belum diketahui bagaimana nasib pertandingan Flotim dan Ende yang terhenti saat kerusuhan. Wakil Sekretaris Asprop PSSI NTT Piter Fomeni yang ditemui di lapangam pertandingan beralasan belum mendapatkan laporan resmi dari perangkat pertandingan yang bertugas pada saat pertandingan Flotom dan Ende.

Ende turun dengan kostum kebanggaan merah-merah. Juara ETMC dua kali itu tampil meyakinkan sejak pluit dibunyikan wasit Thobias Besi.
Servis, gelandang kanan Ende memecah kebuntuan pada menit ke-23. Dia memanfaatkan umpan silang Adi Aba. Shooting keras Servis berhasil mengecoh penjaga gawang Stanly Juan Gilberto Bolle.
Cahya Dwi Permana mestinya menambah pundi-pundi gol Ende. Dia gagal mengeksekusi tendangan pinalti pada menit ke-79. Tendangannya masih bisa ditepis Stanly Juan Gilberto Bolle. Wasit menghadiahkan tendangan pinalti setelah seorang pemain belakang Flotim menarik baju Cahya Dwi Permana di kotak pinalti.

Ketua DPRD Lembata, Petrus Gero lebih lanjut menyayangkan kericuhan ini. Menurutnya, kompetisi Liga Tiga ETMC adalah ajang bergengsi tidak boleh dinodai dengan aksi perusakan fasilitas di Gor 99. Ajang ini harus menjadi kesempatan menujukan keahlian dan strategi memainkan si kulit bundar. Selama ini kita sudah berlatih tentu membuat kita semakin matang dan dewasa sehingga tidak perlu terjadi insiden. Suporter pun harus dewasa dalam aksi dukung tim yang sewajarnya. (*/WN-01)