JAKARTA : WARTA-NUSANTARA.COM-Berdasarkan prediksi, Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto yang juga Ketua Umun Partai Gerindra, Gubernur Jawa Tengah , Ganjar Pranowo dan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan tak terbentung lagi untuk maju sebagai Calon Presiden (Capres) Tahun 2024 mendatang.
Peta rencana koalisi partai politik menyongsong Pilpres 2024 sampai saat ini belum banyak berubah. Meski belum punya kandidat capres-cawapres definitif, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) agaknya tetap setia dan solid berkongsi di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Nama Airlangga Hartarto, Ketum Partai Golkar, disebut-sebut menjadi salah satu kandidat kuat bakal capres atau cawapres yang akan diusung KIB. Tampaknya KIB menunggu sinyal siapa kandidat capres yang akan diusung oleh PDI Perjuangan. Konon, kalau PDIP mengusung Ganjar, KIB berpotensi bergabung dengan PDIP untuk mengusung nama Gubernur Jawa Tengah tersebut.
Sementara itu, rencana pembentukan Koalisi Perubahan yang diinisiasi oleh Partai Nasdem, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tampaknya tak menemui kesulitan untuk bersepakat mengusung bakal capres Anies Baswedan yang pada 3 Oktober lalu secara resmi telah dideklarasikan sebagai kandidat capres Partai Nasdem.
Bahwa hingga kini rencana Koalisi Perubahan belum juga dideklarasikan secara resmi, pangkal soalnya adalah nama kandidat cawapres pendamping Anies yang tak kunjung ada kata sepakat. Masing-masing partai masih belum beranjak dari nama-nama kandidat yang mereka tawarkan. Demokrat misalnya, masih tetap berharap dan berupaya agar Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sang ketua umum, didapuk sebagai bakal cawapres.
Di sisi lain, koalisi Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pun setali tiga uang. Hingga kini belum jelas kapan akan mendeklarasikan pasangan bakal capres-cawapres yng akan mereka usung. Untuk capres, nama Prabowo Subianto, sang Ketum Gerindra, agaknya tak tergoyahkan lagi, Namun ihwal nama cawapres, kabarnya masih alot juga. Nama Ketum PKB Muhaimin Iskandar disebut sebagai kandidat kuat cawapres. Tapi nama Erick Thohir, Menteri BUMN, yang juga anggota kerhormatan Banser NU, membayangi dan disebut-sebut punya kans besar untuk menadi pendamping Prabowo.
Sementara di kubu partai banteng, PDIP, isu pencapresan belum beranjak jauh dari panasnya pertarungan antara kubu Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dengan kubu Ketua DPR Puan Maharani, yang juga putri Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Terakhir, DPP PDIP memberikan surat teguran keras kepada beberapa anggota Fraksi PDIP DPR RI pendukung Puan nyapres yang tergabung dalam kelompok yang disebut Dewan Kolonel. Mereka antara lain Trimedya Panjaitan dan Johan Budi S.P.
Sedangkan Ganjar yang menyatakan siap menjadi capres bila ditugaskan PDIP, mendapat teguran lisan dari DPP PDIP karena pernyataannya dalam sebuah wawancara dengan satu stasiun televisi soal kesiapannya maju jadi capres dinilai menimbulkan multitafsir di masyarakat.
Harus dakui, Ganjar menjadi pusat perhatian karena namanya selalu nangkring di tiga besar kandidat capres dengan elektabilitas tertinggi, Bahkan, di beberapa hasil survei, nama Ganjar meraih elektabilitas tertinggi di antara dua nama lainnya yakni Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Hal ini berarti Ganjar punya peluang memenangkan Pilpres 2024.
Tiga nama—Prabowo, Ganjar, Anies, tampaknya tak akan terbendung lagi untuk melaju ke arena Pilpres 2024. Jika segala sesuatunya lancar, ketiganya akan berkontestasi dalam putaran pertama pilpres. Ketiganya punya peluang yang hampir sama untuk bisa melaju ke putaran kedua atau babak final.
Pertanyaan terbesarnya kini adalah siapa yang bakal menjadi cawapres masing-masing kandidat capres tersebu? (*/WN-01(