LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM-Keluarga Besar Desa Puor Meluwiting , Kecamatan Wulandoni yang ada di Kota Lewoleba menyambut Romo Reynaldi Sakeng,Pr di Bandar Udara (Bandara) Wunopito, Lewoleba, Kabupaten Lembata, Sabtu, 29/10/2022. Putra anak tanah Desa Puor itu baru saja pulang dari Sumba Barat usai ditahbiskan menjadi Imam minggu lalu di Sumba Barat.
Penyambutan RD Markus Reinaldo Sakeng, Pr di Bandara Wunopito meski sederhana namun tampak penuh suka cita. Begitu tiba di Ruang Kedatangan, Korvandus Sakeng langsung mengenakan sarung tenunan dan topi kebesaran “Knobo” selanjudnya menuju teras Bandara. Disana tampak menanti keluarga besar Puor antara lain, Hyasintus Tibang Burin, Mateus Magu Lamak, Yohanes Vian K. Burin, Sinu Yohanes, Ferdinandus Diri Burin, Karel Kia Sakeng dan keluarga lainnya. Sejenak foto bersama, kemudian rombongan kecil ini meluncur dengan mobil menuju rumah keluarga Korvandus Sakeng.

Mewakil Keluarga Puor Lewoleba, Hyasintus Tibang Burin menyampaikan sapaan selamat datang bagi RD Reynaldi. ‘Ada cerita menarik dari Sumba. Ketika Reynaldi mau sekolah di Sumba, ada tuntutan dari Om Tobias Kobun. Kalau mau sekolah jadi iman, saya ongkos. Hal serupa pula ketika Karel Burin mau kuliah ke Jakrta, Om Markus Sony Alior (Almahrum) juga bilang. Kalau mau sekolah jadi iman, saya ongkos”, ungkap Sintus Burin disambut tawa keluarga.
Menurut Sntus Burin, kisah ini sesungghuhnya bermakna motivasi agar panggilan hidup membiara ditumbuhkan dengan cara yang berbeda. Motivasi dalam bentuk lain, ketika Sintus Burin menjadi perintis dan Direktur SMP Labalekan Puor. Sejumlah siswa pun dmotivasi untuk menjadi pastor dan suster. Kalian kalau masuk biara itu makan enak, dan kalau tamu yang datang di pastoran biasanya perempuan cantik-cantik. Gaya motivasi ini juga agak beda. Namun yang pasti terbukti. Sejumlah murid saya menjadi pastor dan suter, Antara lain, Pater Ignas Kobun,SVD, Karel Wadan,SVD, Rm Robert Sakeng,Pr, suter Maria Goreti Kobun dan suster Maria Goreti Dai Kilok.
Menjadi suatu kebanggaan, kata Sintus Burin, RD Reynaldi bukan saja jadi imam tapi juga menambah deretan anak tanah Puor Meluwiting menjadi sarjana. “Pana ma mela-mela. Jaga imamat mai gelekat alapes dan layani umat Allah sampai akhir hidup. Pana ma kua-kua kam mengaj beg”, ungkap Sintus dalam bahasa Puor. Diakhir sapaan, Sintus Burin mengajak keluarga Puor di Lewoleba kembali bersatu sehingga memudahkan setiap hajatan keluarga seperti ini dan urusan lainnya.

Selaku tuan tuan rumah, Romo Christo,Pr, Pastor Paroki Kristus Raja Wangatoa pun menyapa. Sesuai tradisi, biasanya pastor dari luar wajib lapor diri di Dekenat. Namun Om Kor sudah lapor di Paroki Wangatoa. Meski saya belum kenal RD Reynaldi, tapi namanya pstor pasti kami satu jajaran klerus.
Romo Christo menyatakan rasa bangga karena Paroki Boto panen imam lagi untuk melayani umat dan menjadi misionaris. Saya tertarik dengan Puisi Ibu, Surga Yang Tersembunyi. Kita boleh kemana saja. Tapi jangan lupa pulang ke rahim ibu, kampung halaman. Karena bertemu keluarga membawa perutusan. Ia pun mengakui motivasi menjadi imam pun macam-macam. Kalau dulu saya mau jadi imam ingin naik motor besar. Motivasi sangat sderhana nanti saat sekolah baru motivasi dimurnikan. Menurut Romo Christo, penyambutan meski sederhana tapi suasananya penuh suka cita. Kita bangga karena hadir disini orang-orang hebat dari Puor.
Sementara Vian Burin mengungkapkan, patut kita bersyukur kepada Tuhan, Lera Wulan Tana Ekan karena atas berkat dan restu RD Reynaldi jadi pastor. Karena menjadi Imam di zaman teknologi informasi digital saat ini sangat berat tantangannya. Sekarang di eropa misalnya, umat tak lagi ke Gereja. Gedung Gereja sudah jadi tempat hiburan. Karena itu, tidak heran jika sekarang banyak pastor dan suster menjadi misionaris ke luar negeri.
Vian Burin yang pernah menuntut ilmu di Seminari San Dominggo Hokeng itu menuturkan, memang banyak tantangan ketika kita mulai berada dijalan panggilan hidup membiara. Ada teman angkatan mereka itu sopan-sopan. Tapi akhirnya keluar setelah ditahbiskan jadi imam. Karena itu, Romo Reynaldi yang kini sudah jadi imam muda hendaknya terus melangkah, “Pana mela-mela” jaga Imamat dan setia sampai akhir hayat. Ia juga meminta agar keluarga besar Puor di Lewoleba merajut kembali kebersamaan dan kekeluargaan dalam sebuah wadah pemersatu, minimal punya WA Group untuk saling komunikasi menatap persoalan suka duka kehidupan dirantau.

Sedangkan Thomas Swalar, Guru SMAN 1 Nagawutung pun tampil berefleksi sekaligus menghibur dengan membacakan sebuah Puisi karyanya, “Ibu, Surga Yang Tersmbunyi”. Sementara, Sinu Yohanes, mantan Kepala SMAN 1 Nagawutung juga berkisah tentang disiplin dan motivasi panggilan hidup membiara. Ia berpesan singkat kepada Romo Reynaldi, Jaga imamat baik-baik. Kuncinya, harus terus berdoa dan berdoa. mencintai semua orang tanpa pandang bulu, maka imamatmu pasti terus dipertahankan selamanya. (WN-01)