Stenly Boymau, diterima di Kafe Bitauni yang merupakan Lopo Di@ BISA Bank NTT di Desa Bitauni, Kecamatan Insana, TTU.
KEFAMENANU KABARNTT.CO—Bank NTT mendukung usaha Kafe Bitauni, di Kecamatan Insana, Kabupaten Timur Tengah Utara (TTU) sebagai bentuk pemberdayaan berbagai usaha produk hidangan menarik. Bagi para pelaku perjalanan yang ingin melepas penat sambil menikmati kopi hangat ditemani aneka camilan lezat serta mata dimanjakan aneka tenunan dan produk hasil modifikasi, Kafe Bitauni adalah tempat yang layak untuk direkomendasikan.
Benar, kafe yang terletak berhadapan dengan Gua Bitauni, Desa Bitauni, Kecamatan Insana, Kabupaten TTU ini dihadirkan kerja sama Bank NTT dengan pemerintah desa setempat, untuk menjadi lokasi sentra penjualan aneka produk milik masyarakat setempat.
Kafe yang merupakan Lopo Di@ BISA Bank NTT ini menyediakan aneka makanan ringan seperti keripik ubi, keripik pisang, berbagai produk berbahan dasar kacang tanah, asinan, serta masih banyak lagi camilan dan kue yang dihadirkan oleh siswa/i SMKS Katolik St Pius X Insana dan para pelaku UMKM Desa Bitauni.
Mereka hadir atas dukungan Bank NTT, bank kebanggaan masyarakat NTT. Menariknya, seluruh kemasan produk itu sudah terstandarisasi, dan semuanya difasilitasi oleh Bank NTT. Bahkan perijznannya pun sudah lengkap.
Hari Jumat (18/11/2022), juri Festival Desa Binaan Bank NTT dan Festival PAD tahun 2022, Stenly Boymau, didampingi Echni Marisa Killa dan Ronald dari Divisi Kredit Kantor Pusat Bank NTT melakukan penilaian kedua dan terakhir di lokasi tersebut.
Jika di Agustus lalu, lokasi ini masih belum ramai, berbeda dengan kunjungan kali ini. Kini, Kafe Bitauni sudah menjadi sebuah rest area yang layak. Siapapun bisa mampir, dan menikmati aneka makanan lokal khas desa tersebut. Juga ada tua kolo, minuman dengan kadar alkohol 40 % dan 70 %. Minuman ini diproduksi di desa tersebut dan sudah bertahun-tahun memenuhi kebutuhan warga setempat.
Bagi pengunjung yang ingin mengetahui sejarah desa, dipersilahkan mengakses layanan digital tentang histori Desa Bitauni, yang sudah tersedia dan tinggal discan pada kode bar yang disiapkan oleh Bank NTT.
Saat menerima juri, Pimpinan Bank NTT Cabang Kefamenanu, Fridolina M. M. Faturene, tak sendirian. Dia hadir bersama Camat Insana, Alex Tabesi, SSTP., MM., Romo Donatus Tefa, Pr, Yulius Djami selaku Pimpinan Bank NTT Capem Oelolok, Dominikus Sako selaku Kades Bitauni, mama-mama penenun dan pelaku UMKM lainnya.
Usai diterima secara adat, Stenly Boymau diajak masuk dan melihat dari dekat meja-meja besar yang dipenuhi aneka kue dan makanan ringan serta minuman sehat yang diproduksi baik oleh SMKS Katolik St Pius X Insana maupun pelaku UMKM lainnya.
Juga ada bawang merah bersiung besar, hasil kebun petani desa. Mereka pun memajang sejumlah manekin yang dibaluti pakaian wanita yang dimodifikasi dalam berbagai bentuk. Tak hanya itu, banyak tenunan berupa selimut dan selendang.
Dalam diskusi, Camat Insana, Alex Tabesi mengucapkan terima kasih kepada Bank NTT yang sudah memilih salah satu desa di Insana sebagai peserta Festival Bank NTT. Diakuinya, kehadiran Bank NTT di sana sangat membantu. Tidak saja masyarakat dimudahkan untuk permodalan dalam usaha melainkan juga pemasaran.
Tabesi berharap dengan kehadiran Bank NTT kehidupan ekonomi masyarakat akan berubah. Apalagi ada terobosan yang dilakukan olehnya, yakni tahun ini menjadikan tiga desa sebagai pilot project pelaksanaan gerakan menabung sejak usia dini. Yakni seluruh bayi yang berusia nol bulan diwajibkan memiliki tabungan Simpanan Pelajar (Simpel) Bank NTT.
Mekanisme penyetorannya adalah setiap bulan disetor pada waktu perkunjungan ke posyandu. Nilai tabungannya pun bervariasi. Dan ada pegawai Bank NTT yang menjemput setiap bulan sekali saat posyandu. Tiga desa lainnya segera menyusul.
Sementara terkait keberadaan aneka produk UMKM yang dipajang di Kafe Bitauni, menurut Romo Donatus Tefa, Pr., secara swadaya dikelola oleh umat di wilayah pelayanannya.
“Kami berterima kasih karena Bank NTT sudah membangun tempat ini bagi kami sehingga ke depan akan menjadi tempat persinggahan bagi para pelaku perjalanan baik itu dari Atambua ke Kefa, SoE dan Kupang maupun sebaliknya. Apalagi ini adalah Trans Timor sehingga yang mau berhenti untuk ngopi, kami persilahkan,” ujarnya.
Yulius Djami selaku pimpinan Bank NTT Capem Oelolok menambahkan, di lopo tersebut agen di sana menerima pembelian token listrik, pulsa HP berbagai operator, maupun pembayaran Samsat online, BPJS, maupun jenis pembayaran lainnya.
Stenly Boymau yang tahun ini adalah tahun kedua menjadi juri festival, menegaskan bahwa usaha yang sudah dilakukan oleh Bank NTT, pemerintah kecamatan, desa dan juga paroki, adalah sebuah upaya yang bagus dan layak diapresiasi.
Apalagi, menurutnya, tepat di depan Kafe Bitauni ada sebuah destinasi wisata religi yang memiliki nilai histori tinggi. Yakni Gua Bitauni. Goa ini sudah dikenal sebagai sebuah tempat doa, dan tak sedikit umat yang mengalami pemulihan ketika melakukan ziarah dan berdoa di sana.
“Nah, ini sudah sangat komplit. Di sini ada kafe, ada juga Gua Bitauni yang sangat bersejarah itu. Sehingga bisa dijadikan sebagai paket dalam wisata rohani. Apalagi, Bank NTT mempunyai layanan wisata rohani. Paroki melalui Mudika bisa mengelola parkir, dan seluruh pembayaran retribusi parkir melalui kanal pembayaran Bank NTT. Kita siapkan,” tegas Konsultan Humas Bank NTT itu.
(*/KN/WN-01))