Valery dan Orangtua
Laporan Gerardus D. Tukan dari Waingapu
WAINGAPU : WARTA-NUSANTARA.COM-Pendidikan yang dijalani oleh seseorang, hanya akan berjalan dengan baik jika kemampuan dasar yakni mahir mengenal huruf, angka, menulis, baca, dan hitung telah dimiliki secara baik. Kemampuan dasar tersebut patut dimiliki oleh seseorang sejak masih di jenjang pendidikan dasar, atau pada masa usia dini.
Sebab, itu merupakan pijakan dan fondasi dasar untuk dapat mengikuti pelajaran di tingkatan berikutnya dan memperluas pengetahuan serta pengembangan diri. Upaya untuk memperkuat seorang anak agar dapat menguasai huruf, angka, kata, menulis, membaca dan berhitung, sejak dini, membutuhkan kerja sama berbagai pihak dan penerapan strategi yang tidak memaksa anak. Anak patut menjalaninya dalam suasana yang menyenangkan, namun efisien dan efektif. Trik-trik yang baik harus dapat menjadikan anak termotivasi untuk tetap giat belajar, hingga menjadikan belajar sebagai kebutuhan, bukan kewajiban semata.
Berangkat dari dasar pikir tersebut, penerbit Lembata G-Tukan Media melakukan safari Gebyar Aman Caturlistung (gebyar Anakku Mantap Baca, Tutur, Tulis, Hitung) di berbagai tempat di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur sejak 2014. Peserta yang disasar yaitu murid TK/PAUD, murid kelas 1, 2 dan kelas 3. Pelaksanaan Gebyar tersebut pun kini menjangkau Pulau Sumba. Pada Minggu 20 November 2022, Penerbit Lembata G-Tukan Media bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sumba Timur menggelar Gebyar Aman Caturlistung di Kompleks SMP Katolik Andaluri Waingapu. Peserta kegiatan yang dilibatkan yaitu murid Sekolah Dasar kelas 1, 2 dan kelas
Sosialisasi pelaksanaan kegiatan gebyar, dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sumba Timur dengan cara menyebarkan surat elektronik dari Penerbit Lembata G-Tukan Media melalui whatsapp group (WAG) Srikandi, yakni group komunikasi yang beranggotakan para Kepala Sekolah dalam wilayah kabupaten Sumba Timur. Selain surat elektronik, disebarkan pula informasi melalui stiker di WAG tersebut. Pelaksanaan Gebyar Aman Caturlistung di Waingapu, diikuti oleh 184 anak peserta dan sekitar 600 orang pendaping. Para pendamping yang jumlahnya cukup banyak ini terdiri dari orang tua, anggota keluarga anak dan guru pendamping.
Gebyar Aman Caturlistung di Waingapu, Minggu 20 November 2022, menorehkan pula satu kisah unik. Adalah Valery Natania Vilaraja,, murid kelas 1 SDN Kondanamu di desa Wula kecamatan Wulawaijelu. Valery merupakan peserta yang datang dari sekolah dan desa yang berjarak 120 Km dengan kota Waingapu. Ia datang didampingi oleh bapak dan mamanya dengan menempuh perjalanan yang terbilang sangat jauh bagi anak seusianya..
Ayah Valery bernama Yakob Hiwa Radamuri yang juga adalah Kepala Desa Wula menuturkan bahwa dirinya memperoleh informasi tentang adanya gebyar Aman Caturlistung tersebut melalui group Whatsapp alumni SMA Negeri 1 Waingapu. Ia kemudian menyampaikan hal ini kepada putrinya, Valery.
Valery pun bersikeras mau mengikuti gebyar tersebut dan meminta orang tuanya untuk mendaftarkan dirinya menjadi peserta kegiatan. Kedua orangtuanya pun menjelaskan tentang gebyar yang akan dijalankan dan materi-materi lomba serta kategori yang akan dilangsungkan. Mendengar itu, Valery bersikeras ingin mengikuti kategori membaca naskah di depan umum, yang mana kategori ini diperuntukan bagi murid kelas 2 SD.
Meskipun telah dibujuk dan diberikan pengertian namun Valery tetap pada pendiriannya, mau ikut lomba baca di depan umum. Setibanya di arena kegiatan, SMP Katolik Andaluri Waingapu, Valery masih tetap pada pendiriannya. Kedua orang tuanya pun menuruti saja keinginan dan kemauan Valery, sebab mereka telah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Jika tidak mengikuti kemauan Valery, tentu Valery akan menangis atau memperlihatkan sikap lain, yang mana bisa terjadi kesia-siaan setelah menempuh perjalanan yang jauh.
Valery pun bergabung di ruang lomba membaca. Ia bersama 53 peserta yang lain yang adalah murid kelas 2 SD. Bagi kedua orang tuanya, Valery diikutkan saja pada ruang lomba sebagaimana yang ia inginkan, sesuai dengan niatnya. Bukan juara yang mau dikejar. Orang tuanya hanya ingin melihat, Valery yang datang jauh-jauh dari desa, bisa tampil di depan umum, bisa baca dan ditatap oleh banyak orang. Itu saja yang ingin dilihat oleh kedua orang tuanya.
Lomba pun berlangsung. Valery tidak gugup saat dipanggil ke depan untuk menjalani lomba. Valery bisa membaca dengan baik naskah bacaan dari buku Aku Suka Belajar IPA, pada naskah yang ia peroleh melalui penarikan undian naskah. Dewan juri pun menempatkan Valery menduduki peringkat 12. Orang tua Valery mensyukuri hal itu dan yang lebih membuat mereka bangga adalah bahwa Valery tidak gugup, bisa mandiri maju ke depan, berani, percaya diri dan telah punya mental yang baik, yang mulai diuji melalui ajang ini. Semoga Valery menjadi ‘virus baik’ bagi teman-temannya di SDN Kondanamu untuk giat membaca***