Oleh : Germanus S. Atawuwur, Alumnus STFK Ledalero
Yes. 2:1-5; Rm. 13:11-14a; Mat. 24:37-44
WARTA-NUSANTARA.COM-Bapa, ibu, saudara, sauari yang terkasih, hari ini adalah hari Minggu Adven I, sekalian kita merayakan Tahun Baru Liturgi, – Tahun A -. Selama masa Advent ini kita akan bertemu dengan tokoh-tokoh perjanjian Lama, yakni Nabi Yesaya dan Yohanes Pembaptis, yang menubuatkan, – yang meramalkan- kedatangan Yesus. Karena Yesus yang datang adalah Sang Penyelamat Dunia, Yang Kudus, – Anak Allah – maka kedatangannya sungguh-sungguh harus dipersiapkan oleh orang-orang yang percaya kepada-Nya. Persiapan-persiapan yang dimasudkan adalah meninggalkan perbuatan-perbuatan jahat, lalu bertobat untuk menciptakan hati yang baru , hati yang suci untuk menyongsong kehadiran Yesus Penyelamat Dunia, – Yesus Al Masih -.
Persiapan orang-orang percaya yang sedang menunggu kedatangan Yesus untuk pertama kalinya, dilaksanakan berdasarkan tuntutan para nabi, para orang kudus, yang disampaikan melalui firman Tuhan, melalui Kitab Suci, sebagaimana kita mulai dengar dalam bacaan-bacaan suci pertama ini.
Dalam bacaan pertama tadi, melalui Kitab Nabi Yesaya, kita mendengarkan seruan, himbauan dan ajakan sang nabi sebagai berikut:” Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem.”
Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa,t dan mereka tidak akan lagi belajar perang. Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang TUHAN! Umat Israel diajak untuk datang ke Rumah Tuhan karena di Rumah Kudus itu orang Israel akan mendengar tentang pengajaran tentang jalan-jalan Tuhan dan diharapkan orang menghikuti jalan-jalan-Nya. Di Rumah Tuhan itu akan dinubuatkan tentang figur yang akan muncul sebagai hakim dan wasit bagi segala suku bangsa. Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa. Bila Dia yang dinubuatkan itu akan menjadi hakim dan wasit yang adil dan benar maka, segala sesuatu yang bukan masuk kategori keadilan dan kebenaran serta hal-hal lain yang tidak sesuai dengan jalan Tuhan wajib disingkir-lenyapkan.
Karena itu pula, Dia Sang Hakim dan Wasit itu akan sendiri mengajarkan mereka untuk menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas;bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang. Bahwa Sang Penyelamat itu, Dia menyerukan perdamaian total untuk segala suku bangsa.
Tidak boleh ada pedang dan pisau pemangkas, Bangsa yang satu tidak boleh lagi berperang melawan bangsa yang lain dan tidak boleh lagi orang belajar perang. Itu semua harus ditinggalkan. Dan yang harus mereka lakukan adalah mengusahakan dan mewujudkan perdamaian di antara segala bangsa dan terus-menerus belajar dari Firman Tuhan, firman yang mengajarkan tentang perdamaian, keadilan dan kebenaran. Hal senada, – mari kita berjalan di dalam Terang Tuhan yang dihimbau oleh nabi Yesaya, juga disampaikan oleh Paulus dalam bacaan II, dengan bahasa-bahasa kiasan, gaya Paulus:” Saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur.
Hari sudah jauh malam, telah hampir siang.Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan.” Kamu harus bangun dari tidur dan hari sudah larut malam, adalah bahasa kiasan yang mengandung makna, sekarang ini kita masih sedang bermasgul-mesra dengan perbuatan-perbuatan dosa dan kejahatan, maka Paulus mengngatkan jemaatnya di Roma untuk segera “bangun dari tidur”, tidak lain adalah menanggalkan dan meninggalkan dosa-dosa yang sedang menggerogoti tubuh kita. Paulus menyebutkan dengan jelas dosa-dosa yang harus ditanggalkan pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.
Di satu pihak Paulus mengajak umatnya untuk segera menanggalkan perbuatan-perbuatan “malam”, tetapi di lain pihak, dia mengajak untuk segera berbuat baik. Karena itu dia mengatakan saatnya telah tiba!! Tidak boleh tunggu lagi!! Tidak boleh tunda-tunda, tetapi, sekarang, lakukanlah!! Kaena itu Paulus dalam pembukaan suratnya dia langsung katakana:” Hal ini harus kamu lakukan! Ini perintah! Bukan permintaan. Perintah bersifat wajib. Maka harus segera dilaksanakan. Maka pertanyaannya adalah, apa yang harus dilakukan? Menurut Paulus, hal yang harus segera dilakukan adalah:” Kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang.
Kemudian Paulus melarang:” Janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya. Dengan kata lain, larangan ini Paulus mau sampaikan jangan jadikan tubuhmu sebagai sarang dan sekaligus menjadi sumber dosa: ketidakadilan, kebencian, dendam, irihati, percabulan dan hawa nafsu, serta dosa-dosa lainnya. Dosa-dosa itu menurut Paulus adalah perbuatan malam, perbuatan gelap yang harus segera ditinggalkan karena saatnya sudah tiba.
Saatnya sudah tiba, mengacu pada kedatangan Yesus Kristus Penyelamat Dunia yang harus benar-benar disiapkan. Hal ini sejalan dengan penyampaian Matius dalam injil hari ini:” Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuriakan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia,karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.”
Berjaga-jagalah, siap sedialah dalam bahasa Yunani, – gregoreo – ditulis dalam bentuk imperatif masa kini, yang menunjukkan keadaan siap siaga terus-menerus pada masa sekarang. Alasan untuk kesiagaan ini sekarang dan bukannya pada masa yang akan datang ialah bahwa orang percaya masa kini tidak mengetahui kapan Tuhan akan datang untuk menjemput mereka.
Tidak ada tanda peringatan, dan mereka tidak boleh menganggap bahwa Ia tak mungkin datang hari ini. Dengan kata lain, orang percaya masa kini harus menghadapi kemungkinan bahwa Tuhan bisa datang setiap saat. Saudara-saudaraku, berjaga-jaga untuk kita yang pada hari membaca/mendengarkan Sabda Tuhan, bermakna, kita semua, – anda dan saya – harus segera “bangun dari tidur” karena saatnya sudah dekat. Kita tinggalkanlah perbuatan-perbuatan “malam”, kita semua tanggalkanlah perbuatan-perbuatan “gelap”, lalu kita pergi ke Rumah Tuhan untuk mengenakan Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang. Hal inilah yang harus kita lakukan!! Mengenakan Tuhan Yesus Kristus sebagai Perlengkapan Senjata Terang. ***