Laporan Reporter Warta Nusantara, Gerardus D. Tukan dari Belu
BELU : WARTA-NUSANTARA.COM–Mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Kupang yang sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran dan pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) semester ganjil tahun ajaran 2022/2023 di Desa Kabuna, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, menjalankan berbagai kegiatan Pengabdian kepada masyarakat. Salah satu kegiatan yang dijalani pada Sabtu 21 Januari 2023 oleh 17 peserta KKN-PPM yang ditempatkan di desa ini yaitu bersama warga menanam ratusan anakan pohon.
KKN-PPM merupakan satu kesempata bagi mahasiswa secara kolaborasi dari berbagai disiplin ilmu untuk menjalankan Pengabdian kepada Masyarakat, dan merupakan salah satu bentuk pertisipasi mahasiswa dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni dharma Pengabdian. Pelaksanaan kegiatan bakti menanam 500 anakan pohon bersama masyarakat desa Kabuna merupakan salah satu dari program pelaksanaa KKN yang dikonsepkan oleh kelompok KKN UNWIRA Desa Kabuna. Selain program lain yang telah disiapkan yakni pada bidang ekonomi, lingkungan, pendidikan dan sosial kebudayaan. Semua program kegiatan yang disiapkan oleh kelompok KKN di desa Kabuna tersebut, dikemas dalam bingkai tema KKN-PPM semester ganjil tahun ajaran 2022/2023 yang ditetapkan oleh Panitia KKN-PPM UNWIRA yaitu Penguatan Ekonomi Dalam Menghadapi Tingkat Inflasi.
Kegiatan bakti penghijauan melalui penanaman 500 anakan pokok, dilakukan oleh kelompok mahasiswa KKN-PPM Unwira di Desa Kabuna bersama dengan masyarakat Desa, berlokasi di area puncak bukit Wehor. Puncak bukit Wehor merupakan salah satu bukit di Desa Kabuna yang merupakan salah satu destinasi wisata. Penanaman pohon di kawasan puncak Bukit Wehor ini pun bertujuan melindungi satu mata air yang berada di bawah kaki bukit, yang dimanfaatkan masyarakat setempat sebagai sumber air minum maupun untuk pertanian. Adapun jenis anakan pohon yang ditanam terdiri dari anakan mahoni, lantoro, pinang, dan asam.
Ito Naimnanu, Ketua Kelompok KKN-PPM UNWIRA di Desa Kabuna-Belu mengemukakan bahwa penanaman anakan pohon di sekitar puncak bukit Wehor merupakan bentuk kepedulian terhadap alam yang setiap harinya selalu memberikan kehidupan kepada masyarakat. Ia mengajak anggota kelompoknya untuk bersunggih-sungguh membantu warga bersama-sama melakukan kegiatan penanaman anakan pohon di kawasan Wehor tersebut agar menjadi tindakan nyata bersama masyarakat dapat menjaga kelestarian hutan bukit Wehor demi menjaga kelestarian mata air di kaki bukit Wehor.
“Keterlibatan kelompok kami bersama masyarakat menanam pohon di kawasan bukit Wehor ini sebagai satu kepedulian mahasiswa dalam menjaga kelestarian lingkungan demi menjaga agar mata air di kaki bukit ini tidak kering, sebab mata air ini merupakan sumber air bagi warga, baik untuk konsumsi di rumah maupun untuk mengairi sawah”. Ujar Ito Naimnanu.
Kepala Desa Kabuna, Adrianus Yosef Laka, yang hadir pada kegiatan menanam pohon bersama tersebut mengemukakan bahwa kehadiran mahasiswa KKN dari UNWIRA dan bersama warga terlibat melakukan reboisasi di sekitar mata air, membantu memacu keseriusan pemerintah desa dan masyarakat untuk menjaga dan melestariakn hutan. “Kegiatan menanam ini sangat baik karena program desa dipadukan dengan kegiatannya adik adik KKN. Dengan adanya kegiatan bersama ini, semakin memacu keseriusan pemerintah desa dalam menjaga dan melestarikan hutan yang merupakan warisan bagi anak cucu”. Demikian Kepala Desa, Adrianus, sambil menambahkan bahwa hutan desa yang ada akan di-peta-kan bersama Badan Pertanahan Nasional sehingga menjadi hutan yang dijaga bersama, dan setiap minggu secara rutin akan dilakukan penanaman pohon.
Terlibat dalam kegiatan pelestarian hutan ini, komunitas pencinta alam Kabuna. Ketua Komunitas Pencinta Alam Kabuna, Adolfo Prudensio menyampaikan bahwa kegiatan penanaman anakan pohon merupakan aktivitas rutin yang selalu dilaksanakan dua kali dalam seminggu setiap hari Jumat dan sabtu. “Kegiatan ini terus dilakukan untuk menjaga kekayaan alam bukit Wehor agar tetap terpelihara sebagai jantung kehidupan seluruh masyarakat Desa Kabuna”. Ungkap Adolfo Prudensio. (GDT/WN-01)