LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM–Uskup Keuskupan Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang mengatakan, mendiang Brigjen Pol (Pur) Drs. Antonius Stephanus Enga Tifaona telah mengabdi secara total dalam tugasnya bagi bangsa dan negara serta gereja dalam terang iman dan keteladanan hidup penuh kasih bagi banyak orang.

Uskup Agung Kupang Mgr. Petrus Turang mengungkapkan hal itu dalam kotbahnya ketika memimpin Misa Inkulturasi menjelang peresmian Monumen Anton Enga Tifaona, Jumat, 27/01/2023 di Gereja Kristus Raja Wangtoa, Dekenat Lembata, Keuskupan Larantuka. Mgr Petrus Turang didampingi Deken Lembata, Romo Sinyo Da Gomez, Romo Christo Soge dan 6 (enam) imam selebran lainnya.
Hadir dalam Perayaan Ekaristi itu antara lain, Ketua DPRD Provinsi NTT, Ibu Nomleni, Anggota DPRD NTT, Viktor Mado Watun, Yohanes De Rosari, Alex Ofong, dan Ana Kolin. Sementara Panitia Forpalnas Jakarta yang hadir, Bernard Tifaona, Alec Tifaona,Tomy Tifaona dan Petrus Bala Pattyona. Sedangkan dari Pemkab Lembata, hadir Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa, dan Ketua DPRD Lembata, Petrus Gero,
Membaca rekam jejak mendiang Anton Enga Tifaona , lanjut Mgr Petrus Turang, orangnya hidup sederhana tapi sangat mengerti orang lain. Seorang tokoh dan figur inspiratif dan memberi nilai-nilai keteladanan hidup dalam cinta kasih. Karena dijaman sekarang kita mudah meninggalkan orang lain.
“Bagi mendiang sangat tekun dan disiplin dalam tugas bagi bangsa dan negara. Namun ditengah kesibukan itu, urusan gereja juga tetap menjadi prioritas. Ia memberi apa yang ada pada dirinya untuk orang lain. Terkadang orang-orang hebat memberi dari apa yang tersisa. Ibarat Janda dalam Alkitab, ia memberi apa yang ada padanya, bukan dari apa yang tersisa”, ungkap Uskup Turang. sembari menyebut sangat tepat moto beliau,”Pro Deo et Patria”.
Dalam tugasnya di Kepolisian, menurut Uskup Turang, mendiang Anton Tifaona senantia mengajak anak buahnya selalu berdoa sebelum dan sesudah bekerja. Keteladanan hidup rihani beliau mesti diteladani teristimewa kalangan generasi muda dan orang muda katolik. Mungkin kita disini tidak ada orang kudus, namun teladan hidup dan kekudusan kita mesti terus ditunjukan bagi orang lain. Perbuatan kasih harus menjadi perhatian kita bagi banyak orang. Karena perbuatan kasih mulai berkurang. Orang lebih sibuk main tik tok atau lato-lato ketimbang perbuatan kasih. Bahkan beliau sering berbuat kasih merukunkan banyak orang penuh damai tanpa memandang darimana asalnya.
Menurut Mgr Petrus Turang , keteladanan hidup beliau harus menjadi inspirasi bagi kita dan khususnya orang muda katolik agar ketika menjadi pemimpin yang bijak, memberi diri bagi banyak orang dalam pengabdian bagi bangsa dan gereja. Karena ada kecenderungan saat ini orang lebih suka menyerang dan memfitnah orang lain di media sosial. Padahal, saat ini banyak ketimpangan sosial yang harus diatasi dengan kepedulian sosial. Semangat hidup dalam terang Injili mesti terus dikobarkan dengan berbuat kasih. Sembari mengutip pesan Mendiang Paus Benediktus, teruslah berbuat cinta kasih. Karena kasih tidak pernah mati dan tidak pernah berhenti.
Karena itu, momentum peresmian Monumen Anton Tifaona pada hari ini menjadi catatan sejarag penting bagi kita dan bagi generasi muda. Tokoh yang memberi inspirasi hidup dan keteladanan hidup, merajut persaudaraan dan membangkitkan semangat menata hidup yang lebih baik. Seperti Moto Gogernur NTT , Viktor Bungtilu Laiskodat, “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Sejahtera”.
(WN-01)