LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM– Advokat-Pengacara Putra asal Lembata, Petrus Bala Pattyona SH, MH.,CLA menyumbang buku karya Prof Dr Gorys Keraf berjudul “Tata Bahasa Indonesia”untuk menambah koleksi bacaan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Lembata yang sejak tahun 2022 dinobatkan menjadi “Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Prof. Gorys Keraf “Kabupaten Lembata, Jumat (27/1/2023).
Petrus Bala Pattyona, SH.,M.H.,CLA ketika menyerahkan buku diterima oleh Pustakawan, Ignasio Mariano Riangtobi, S.IPI yang mewakili Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Prof. Gorys Keraf, Apolonaris Mayan, S.Pd yang berhalangan hadir. Kedatangan Petrus Bala Pattyona didampingi Jurnalis, Ansel Deri, yang juga putra asal Desa Belabaja yang mengabdi di Senayan Jakarta.
Kedatangan Pattyona yang terkesan mendadak, tidak direncanakan hanya disambut beberapa staf di Perpustakaan Daerah Gorys Keraf. Kedatangannya untuk menyerahkan sejumlah buku karya Gorys Keraf terbitan Gramedia Jakarta.
“Saya mengikuti pemberitaan di media sosial bahwa perpustakaan daerah di Kabupaten Lembata itu termasuk perpustakaan bagus tapi ada satu kalimat yang mengganggu pikiran saya. Mereka bilang namanya perpustakaan Gorys Keraf tapi tidak ada satupun judul buku karya Gorys Keraf disana,” kata Pattyona.
Atas informasi itu, Praktisi hukum kelahiran kampung Kluang, Desa Belabaja (Boto), Nagawutung ini tergerak hatinya ingin melengkapi koleksi buku di Perpustakaan Daerah Gorys Keraf. Gerakan hatinya ini muncul karena ia tahu lewat pemberitaan viral di Media Massa bahwa Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Lembata telah “dibatis” namanya menjadi Perpustakaan Prof. Gorys Keraf.
Namun puhaknya menlai, masa perpustakan termegah di NTT dengan nama Prof. Gorys Kerah kok tidak dilengkapi satu pun buku karya beliau. Karena itu, Petrus berinisiatif untuk membeli semua judul buku karya Prof. Dr. Gorys Keraf dari berbagai judul, tidak ditemukan disumbangkan untuk perpustakaan ini. Tapi, sayangnya, ungkap Petrus, setelah dicari buku-buku beliau tidak ditemukan karena laris dipasaran.
“Disini dan hanya baru satu judul yang bisa diberikan sebagai koleksi Perpustakaan Daerah yakni Tata Bahasa Indonesia”, kata Pattyona. Ia berjanji akan melengkapi perpustakaan daerah dengan buku-buku karya almarhum Gorys Keraf, semisal buku Diksi dan Narasi, ada juga Komposisi, dan Argumentasi. Dikisahkan, Gorys Keraf seorang tokoh, secara personal memiliki saya banyak kenangan bersama Petrus Bala Pattyona.
Menurut Pattyona, bukan jumlah banyak atau sedikitnya buku yang disumbangkan, namun pesan penting yang ingin disampikan ke publik terutama generasi muda milenial Lembata bahwa inilah Gorys Keraf, pakar bahasa Indonesia, Putra asli kelahiran Desa Nelayan Lamalera.
“Siapa itu Gorys Keraf, dia adalah seorang ahli bahasa sesudah Sutan Takdir Alisjahbana. Gorys Keraf sebagai seorang ahli bahasa bertahan hampir tiga puluhan tahun sebelum ada penulis yang baru atau diambil alih oleh Dinas Pendidikan”, bebernya.
Bahkan menurut Bala Pattyona, buku-buku karya putra Lamalera Prof Dr Gorys Keraf itu telah di bajak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. “Jadi anda ke Senen itu, buku bajakan Gorys Keraf itu banyak sekali bukan dari penerbit Nusa Indah atau Gramedia,” katanya. “Beliau adalah seorang tokoh bukan hanya di kampus UI saja, semua universitas termasuk PTIK adalah beliau salah satu pengajar,” kata Advokat asal Boto, Desa Belabaja, Kecamatan Nagawutung ini.
Pustakawan, Ignasio Mariano Riantobi yang lazim disapa, Marno ketika menerima Advokat Petrus Bala Pattyona, menyatakan rasa syukur dan terima kasih atas kunjungan dan sumbangan buku karya Prof. Gorys Keraf untuk melengkapi referensi daftar pustaka di Perpustakaan ini. Jujur bahwa belum ada karya buku Prof. Gorys Keraf menjadi koleksi dan bahan bacaan disini. Karena itu, kami atas nama pak Kadis menyampaikan terima kasih atas sumbangan ini.
(WN-01)