JERMAN : WARTA-NUSANTARA.COM–Setelah tamat SMA/SMK, apa mungkin bisa kerja dan belajar ke Jerman? Terasa sangat sulit dalam pikiran. Orang bayangkan bahwa yang sudah kiliah saja susah dapat kerja apalagi yang tamat SMA?
Mitos ini yang dipatahkan oleh Ines. Wanita kelahiran Lewoleba, Kabupaten Lembata, 17 Mei 1998 ini merasa beruntung dapat kesempatan untuk kerja dan belajar ke Jerman. Bagimana kisah anak dari Fransiska Jaga Namang ini? Mengapa Ines yang hanya tamatan SMK bisa mendapat kesempatan yang bisa mengantarnya untuk mengikuti program lanjutan di Jerman?
Keluarga Sangat Sederhana
Niat untuk ke Jerman sebenarnya tidak ada dalam benak Ines. Ia tahu kondisi keluarganya yang sangat pas-pasan, apaalagi Ines adalah sulung dari 5 bersaudara (salah satunya anak lumpuh). Keadaan tambah memprihatinkan ketika ayahnya Urbanus Sowa (asal Ende) yang hanya seorang Satpam meninggal dunia 2017. Tinggallah Ines dengan mamanya yang memiliki pekerjaan utama sebagai tukang tenun.
Meski kondisi keluarga sangat tidak cukup tetapi setamat SD, Ines ke Jakarta dan melewati SMP/SMK di Yapipa Serpong. Yang ada dalam pikiran, mungkin dengan ijazah SMK ia bisa bekerja apapun yang penting bisa membantu orang tuanya. Beruntung, Ines yang rajin dan selalu belajar itu berhasil diterima magang di Samsung. Karena disiplin dan kerja kerasnya, ia pun bekerja hingga Desember 2022 dimana ia terpaksa harus resign karena harus berangkat ke Jerman.
Lalu mengapa harus ke Jerman? Menurut Ines, kalau lihat latar belakang keluarga maka seakan mimpi siang bolong. Apalagi dia mendengar bahwa ada agen yang menawarkan peluang ke Jerman tetapi dengan biaya yang sangat besar yakni puluhan juta (malah mendekati seratus juta). Itu tidak akan mungkin terjadi.
Tetapi dengan banyak bergaul dan mendengarkan orang lain, ia akhirnya merasa bahwa harusnya semua peluang itu dicoba. Inspirasi awal menurutnya muncul ketika dengan sepupupnya Diego menonton film Habibie dan Ainun yang memberikan gambaran tentang Jerman. Dalam hati muncul kesadaran bahwa suatu saat ia pun bisa sampai ke sana.
Inspirasi kecil itu menjadi semakin kuat dan nyata ketika membaca postingan di Facebook oleh seorang kaka dari Ende tentang program ‘Au-pair’ dan ‘Ausbilding’. Ia pun coba mencari tambahan informasi di Youtube yang memberikan tahapan-tahapan untuk sampai ke sana. Karena yang dipilih adalah Jerman maka syarat yang harus ia lewati adalah mengikuti kursus bahasa Jerman agar bisa mencapai leval dasar A1 sebagai syarat untuk wawancara bahasa Jerman dengan keluarga di Jerman.
Itulah yang dikerjakan Ines selama 1 tahun terakhir. Seminggu dua kali pkl 08.00 – 10.00 ia mengikuti kursus bahasa Jerman. Waktu yang pas karena di Samsung kerja dimulai pkl 11.00. Selain itu di rumah kontrakan kecil dimana ia tinggal dengan saudara-saudaranya, ia terus belajar hingga bisa menyelesaiakn A1 Bahasa Jerman pada Oktober 2022.
Ingin Kuliah Keperawatan
Sabtu 4/2/2023 pkl 06.00 waktu Jerman, Ines tiba di Bandara Munich. Sejak tiba, Ines akan mengikuti program ‘au pair’ yang benarnya merupakan sebuah program perturakan budaya. Program ini diperuntukan bagi kaum muda usia 18-26 tahun untuk memperdalam bahasa Jerman dengan keluarga angkat. Selama waktu itu, seseorang yang ikuti program Au-pair bisa membantu keluarga misalnya menjaga anak dan pekerjaan ringan rumah tangga.
Untuk memperoleh keluarga angkat tentu harus lewat wawancara. Pada aupairword.com telah terdapat penawaran kerja. Ines sempat wawancara dengan 3 keluarga. Pada wawancara pertama dan kedua sebenarnya sudah ada kesepakatan tetapi karena keluarga angkat masih berlibur sehingga proses dokumen terhambat. Ines baru beruntung bisa berhasil pada wawancara keluarga Jerman yang punya 2 anak kecil yang akan diasuh oleh Ines.
Selama melaksanakan program Au-Pair, Ines dan rekan-rekan yang mengikuti program serupa. Mereka akan mendaptkan uang saku akomodasi, asuransi, dan kursus bahasa Jerman 2 kali seminggu selama setahun. Bagi pengikut program Au-Pair, sebenarnya tidak mengeluarkan biaya apapun dari uang saku yang diterima. Karena itu seseorang bisa berhemat untuk tujuan lain.
Ketika ditanya, apa yang akan direncanakan selanjuntya setelah program Au-Pair setahun? Ines ternyata sudah punya rencana. Menurut Ines, program Au-Pair sebenarnya bukan saja Jerman tetapi banyak negara Eropa dan Amerika. Tetapi yang membedakan program Au-Pair di Jerman adalah setiap orang yang telah menyelesaikan Au-Pair setahun bisa ditawarkan mengikuti program Ausbildung.
Saat ini, Ausbildung adalah salah satu program Jerman yang sangat diminati oleh generasi milennial Indonesia. Dalam pelaksanaannya, Azubi (sebutan bagi peserta program Ausbildung di Jerman) akan belajar teori di Berufschule (sekolah kejuruan) sebanyak 2 hari dan kerja selama 3 hari. Beberapa perusahaan juga ada yang menggunakan sistem blok, yaitu 1 bulan sekolah dan 1 bulan kerja praktik.
Program yang berlangsung selama 3 tahun (setingkat D3) ini meliputi beberapa bidang seperti Perhotelan, Restauran, Chef, keperawatan, teknik, dan IT. Selama proses pendidikan dan kerja inilah seseorang bisa digaji antara 20 – 30 juta.
Lalu apa syarat utama untuk mengikuti ausbildung? Menurut Ines, kunci utama adalah penguasaan bahasa. Bagi yang mengikuti ausbildung harus memiliki tingkat kemahiran bahasa B2. Untuk itu selama 1 tahun program Au-Pair, Ines bermaksud meningkatkan kemampuan bahasa semaksimal mungkin sehingga setelah selesai Au-Pair ia tidak punya kendala mengikuti Ausbildung.
Jangan Pakai Calo
Mencermati proses rekrutmen hingga kini berada di Jerman, Ines hanya menyarankan agar bagi anak-anak Lembata yang ingin ke Jerman tidak usah pakai calo. “Kalau pakai calo, tentu harganya sangat besar dan akan jadi kendala bagi banyak orang”, demikian tuturnya.
Ines anjurkan agar yagn berminat bisa mengikuti prosedur yang ada di link: https://www.aupairworld.com/de. Di situ bisa diikuti berbagai syarat yang diperlukan. Syarat minimal misalnya tamat SMA/SMK. Selain itu untuk kepentingan kerja, sebaiknya masing-masing sudah punya keterampilan kerja rumah tangga sehingga lebih mudah mendapatkan orang tua asuh.
Ines juga menganjurkan untuk mulai pasan target kursus bahasa Jerman Dasar. Hal itu bisa dilakukan via internet atau mengikuti kursus bahasa pada lembaga yang ada mengingat saat wawancara awal, keluarga Jerman melakukan komunikasi dalam Jerman. Selain itu bahasa Inggris juga bisa minimal pasif agar ketika ada kendala dalam bahasa Jerman, kita bisa gunakan bahasa Inggris.
Untuk kemampuan bahasa, Ines mengatakan kemampuannya sama dengan teman-teman di Lembata. Tetapi kini dengan YouTube, sebenarnya kita bisa berlatih sedikit demi sedikit.
Lalu apakah teman-teman yang mau ker Jerman bisa menghubungi Ines secara langsung? Ya bisalah. Bisa berteman via Facebook Inesantia Meici Letek (ines). Tentang Nomor WA, ia hanya berikan ke orang-orang khusus. Yang paling ‘khususpun’ harus tunggu 4 tahun lagi baru bisa ada kepastian (hahaero, Ina Ines). RB (4/2/23). ***( Robert Bala. Sebuah Wawancara Eklusif)
Keterangan: Gambar Ines saat tiba di Bandara Munich 4/2/23
Maju Terus Ines. Semoga jadi inspirasi bagi banyak anak agar tidak menyerah tetapi terus berusaha.