LARANTUKA, WARTA-NUSANTARA.COM– Aktivis perempuan dari Yayasan Permata Bunda Berbalas Kasih – Larantuka, Benedikta da Silva menghimbau masyarakat Flores Timur, khususnya kaum ibu yang memiliki anak usia PAUD dan SD agar tidak perlu curiga yang berlebihan, yang tidak masuk akal.
Sikap paranoid (Paranoid adalah sikap tidak percaya kepada orang lain secara berlebihan) seperti itu bisa timbulkan masalah baru dalam proses hidup bersama di dalam masyarakat kita yang sangat majemuk ini.
Permintaan itu disampaikan Benedikta da Silva, Minggu (5/2) di Larantuka menyusul adanya fenomena di masyarakat sebagai akibat dari beredarnya informasi yang belum pasti kebenarannya, melalui pesan di whatsapp tentang penculikan anak-anak usia TK dan SD.
“Saya kira apa yang terjadi saat ini menjurus kepada sikap curiga yang berlebihan yang tanpa dasar. Ini berawal dari pesan-pesan tentang penculikan anak yang disebarkan melalui WA yang entah oleh siapa. Padahal pesan itu belum tentu benar,” kata aktivis yang selama ini selalu memberi perhatian kepada para pekerja migram asal bumi Flobamora.
Dia lalu mencontohkan beberapa tulisan status di media sosial khususnya facebook, yang disebutnya sebagai isu yang terus direproduksi seolah-oleh ada faktanya.
Padahal, menurutnya, jika kita mengikuti alur komentar yang ada pada status di medsos itu, ternyata baik penulis status maupun yang berkomentar, keduanya sama-sama tidak memiliki bukti yang menguatkan bahwa pesan WA itu adalah fakta dan informasi yang benar tentang adanya penculikan yang sungguh terjadi.
“Hanya asumsi-asumsi berdasarkan desas-desus saja. Atau paling tidak, dasarnya adalah dari pesan singkat di WA yang juga tidak dapat disebut sebagai informasi benar. Tidak pelaku yang telah ditangkap,” ujarnya.
Walau demikain, dia meminta para pengelola pendidikan di Flores Timur, khusus pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sekolah dasar (SD), kalangan orangtua murid dan polisi untuk memberi perhatian lebih bagi keamanan anak-anak usia PAUD dan SD, khususnya pada jam-jam menjelang bubaran sekolah.
Dilain pihak, perempuan yang sering disapa sebagai Mama Noben itu juga menyebutkan bahwa sikap responsif sebagaimana yang terjadi di medsos, memperlihatkan bahwa masyarakat Lamaholot di Flores Timur masih memiliki kepekaan sosial yang perlu dipertahankan agar tidak luntur dan berubah menjadi masyarakat yang individual. *)
Laporan Wartawan Warta-Nusantara.Com, Peren Lamanepa