LARANTUKA, WARTA-NUSANTARA.COM–Tulang belulang manusia yang seluruhnya masih berada dalam baju dan celana yang dikenakan, ditemukan warga di lokasi Kebun Gomi, Desa Lewoingu, Titehena, Flores Timur pada Rabu (8/2) sekitar pukul 13.30 waktu setempat.
Kapolres Flores Timur melalui Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasatserse) Polres Flores Timur, Iptu Lasarus Martinus Ahab La’a, SH kepada Warta-Nusantara.com menyebutkan bahwa penemuan tulang-belulang yang diduga tulang manusia itu pertama kali diketahui polisi di Polsek Titehena dari laporan yang disampaikan Sekretaris Desa Lewoingu, Andreas Aneng Hayon melalui telepon ke piket sekitar pukul 07.58 pada Kamis (9/2).
Kasat Martin lebih lanjut menjelaskan bahwa dari hasil oleh TKP diketahui bahwa kondisi korban sudah tidak dapat dikenali lagi. Korban sulit diidentifikasi karena sudah menjadi kerangka.
Walau begitu, Tim Identifikasi Polres Flotim yang dipimpin KBO Reskrim Ipda Dewo Arimbawa yang melakukan olah TKP, dan berdasar keterangan para saksi serta koordinasi dengan anggota keluarga dan temuan barang bukti lainnya di lokasi, temuan tulang manusia itu berhasil diidentifikasi sebagai Gaspar Dopi Iri, laki-laki berusia 34 tahun beralamat di Desa Boru Kedang, Wulanggitang.
“Pihak keluarga meyakini bahwa korban adalah keluarga mereka dengan mengenali ciri-ciri pakaian yang dipakai korban saat terakhir kali sebelum menghilang pada 21 November 2022 yang lalu ketika pulang dari RSUD Larantuka. Semua tulang masih berada dalam baju dan celana yang dipakai korban,” urai Kasat Martin.
Kasat Reskrim Martin juga menjelaskan bahwa pihak keluarga korban menolak untuk dilakukan visum dan autopsi terhadap mayat korban, dan meminta agar jenazah korban langsung dibawa ke rumah korban di Desa Boru Kedang, Kecamatan Wulanggitang. “Keluarga menganggap peristiwa ini musibah yang terjadi di dalam keluarga.”
Polisi juga menjelaskan bahwa dari temuan bukti tali hutan (Kewelu) yang diikat pada pohon Kenila tepat di bawah tempat korban di temukan, polisi menduga korban meninggal akibat gantung diri. Walau demikian, polisi tidak berani menyimpulkan tentang penyebab kematian, kecuali dilakukan autopsi jenazah.
Sekitar pukul 14.30 petang, dengan menggunakan mobil jenazah dari Puskesmas Boru, oleh keluarganya korban dibawa kembali ke Boru Kedang untuk dikebumikan. *)
Laporan Wartawan Warta-Nusantara.com Peren Lamanepa.