Oleh : RD Antonius Prakum Keraf *)
WARTA-NUSANTARA.COM–Oase Kehidupan, Sabtu: 11 Februari 2023|Kej 3:9-24|Mzm 90:2.3-4.5-6.12-13|Mrk 8:1-10|Di manakah engkau? | PERTANYAAN itu menginspirasi kita merenungkan keberadaan kita dalam hubungan dengan ‘yang lain!’ Kita seharusnya tetap ada dan terpantau dalam sebuah lingkaran kehidupan dengan sistem hidup ekologis, saling membutuhkan, saling memperkaya. ‘Di manakah engkau?’ Sebuah alaram peringatan akan bahaya di depan mata kita!
Bukan sebuah pertanyaan biasa sekedar mencari tahu di mana kita berada melainkan sebuah pertanyaan sangat mendalam dan bermakna. Allah sendiri bertanya ‘di manakah engkau?’ Pertanyaan ekologis menukik jauh ke dalam relung hati kita untuk mengoreksi keberadaan kita, relasi-relasi kita!
Sesungguhnya Allah sudah tahu di mana Adam berada, apa yang sedang terjadi dengan dirinya! Pertanyaan itu sungguh menghentak kesadaran, membangunkan Adam dari kelelapannya dalam dosa hancurnya sebuah relasi ekologis dengan Allah, sesama dan alam lingkungannya! Apa yang sangat menarik dari hancurnya relasi ekologis yaitu ‘orang saling melempar kesalahan’.
Orang mencari kesalahan itu di luar dirinya. Ada pembelaan atau pembenaran diri sendiri dengan melempar kesalahan kepada orang lain! Allah tidak membutuh pembenaran diri dari pihak manusia. Dia sendiri adalah kebenaran satu-satunya. Dia sendirilah yang akan membenarkan kita dengan menghapus semua pelanggaran kita, mengampuni semua dosa kita!
Jika Allah bertanya ‘di manakah engkau’ artinya Dia sangat peduli dengan keberadaan diri kita; Ia mencari dan menyembuhkan kita! Jawaban kita satu-satunya adalah sesal dan tobat ekologis; kembali kepada Sumber kebenaran di dalamnya Ia memulihkan dan menyembuhkan jaringan kehidupan ekologis kita yang terluka ka rena dosa tidak taat kepada perjanjian-Nya! (Kej 3:9-24) Apakah pertanyaan ‘di manakah engkau’ sedang menginspirasi kita untuk membangun sesal dan tobat ekologis dalam hidup kita?
Pemazmur membagun kesadaran kita akan Allah sebagai tempat perlindungan. Jika kita sakit kita mesti cari obat, setia minum obat, setia olahraga supaya kesehatan kita pulih! Dosa itu yang membuat kita sakit. Sakit karena dosa tidak akan sembuh dengan minum obat tetapi dengan sesal, tobat dan pengampunan!
Dalam sesal dan tobat kita mulai sadar dan menghitung hari-hari hidup kita, hingga kita beroleh hati yang bijaksana! (Mzm 90:2.3-4.5-6.12-13) Apakah sesal dan tobat serta pengampunan dosa melalui seorang imam menjadi pilihan kita? Apa yang sangat menarik dalam kisah Yesus memberi makan empat ribu orang! Ia memulihkan hidup mereka dengan kuasa belaskasih-Nya tak terhingga!
Dia sendiri adalah roti hidup, kaya multi vitamin yaitu rahmat dan anugerah! Kita sangat membutuhkan makanan jasmani tetapi lebih dari itu santapan rohani bagi jiwa kita adalah roti kehidupan! Kita boleh menyantap roti kehidupan itu dalam misa suci setiap hari! Jika kita tidak memiliki kesempatan menghadiri misa pagi di gereja, kita masih memiliki Kitab suci! Kita dapat membaca dan merenungkan sabda-Nya.
Ia sendiri hadir dalam sabda-Nya. Ia memberi kita kekuatan rohani, tetap bertahan hidup dalam relasi-relasi ekologis di mana Dia hadir memulihkan kita melalui sesama dan alam lingkungan! (Mrk 8:1-10) Apakah saya peduli dengan misa suci, suka mendengarkan sabda-Nya? Sejauhmana pertanyaan ‘Di manakah engkau’ menginspirasi hidup dan karya pelayananku?
(RD Antonius Prakum Keraf, Pastor Paroki Santa Bernadete Soubirous Pukaone, Dekenat Adonara, Keuskupan Larantuka )*