Ika dan Trista serta produk Krispi Jagung dan Abon Pisang
TIMOR : WARTA-NUSANTARA.COM–Indrawati Sonya Mau, seorang mahasiswi Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Kupang dari program studi Ekonomi Pembangunan fakultas Ekonomika dan Bisnis yang sedang menjalankan Kualiah Kerja Nyata-Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) di Kelurahan SoE kabupaten Timor Tengah Selatan, mengolah daging buah alpukat menjadi keripik alpukat.
Produk itu diupayakan oleh Sonya, dan dibantu oleh teman-teman satu kelompok yang ditempatkan di kelurahan tersebut, karena menurut mahasiswi semester 8 ini bahwa masyarakat SoE mempunyai satu hasil alam yakni alpukat, tergolong melimpah dan masih dipasarkan dalam bentuk buah. Pemasaran komoditi tersebut dalam bentuk buah, tentu tidak berdaya tahan simpan yang lama serta rawan rusak.
“Kami melihat bahwa alpukat merupakan salah satu sumber daya alam yang melimpah Wilayah Kota SoE, termasuk di wilayah kelurahan Kota SoE. Jika hasil komoditi yang limpah ini pemasarannya hanya dalam bentuk buah segar, tentu tidak dapat menjangkau pasaran yang luas serta cepat rusak dan dibuang. Harganya pun pasti menurun dari waktu ke waktu jika tertahan lama di tempat penjualan di pinggir jalan.
Karena itu, saya dan teman-teman berdiskusi untuk mencoba mengolah buah tersebut agar menjadi alternatif produk yang lain untuk dipasarkan. Kami pun membuka google dan mencari referensi tentang cara mengolah buah alpukat. Kami peroleh informasi video tutorial di google dan kami pun mencoba. Warga di sekitar tempat kami menginap pun membantu.
Mereka membantu peralatan berupa kompor, kuali, baskom, sutel dan sendok. Kami mencoba dan jadi keripik. Lalu tanggal 13 Februari 2023, kami buat pelatihan bagi ibu-ibu di RT 10 Kelurahan SoE. Pemerintah kelurahan SoE memberikan apresiasi baik karena kami coba hadirkan satu solusi tentang pengolahan buah alpukat ini” demikian Sonya menguraikan saat diwawancara.
Dari desa Maubesi kabupaten Timor Tengah Utara, kelompok mahasiswa KKN-PPM Unwira yang ditempatkan di desa tersebut pun tak kalah berinovasi. Mereka melakukan pelatihan pengolahan buah pisang menjadi abon pisang dan mengolah biji jagung menjadi krispi jagung pada ibu-ibu PKK serta pelaku UMKM di desa tersebut.
Maria Ika Sonya Hale dan Huberta Yosefin Trista Putri Sehadun, dua dari anggota kelompok KKN UNWIRA yang ditempatkan melakukan KKN di desa tersebut, menjadi instruktur pelatihan pengolahan kedua komoditi tersebut menjadi produk yang bernilai jual lebih tinggi.
Keduanya mahasiswi dari program studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNWIRA Kupang ini, setelah berdiskusi dan mencari referensi pendukung maka berinisiatif untuk melaakukan pengolahan pisang dan jagung. Mereka mencoba dan jadi produk seperti yang direncanakan. Lalu bersama anggota kelompoknya, mereka melakukan pelatihan pada tanggal 5 Februari 2023 di rumah ketua RT 09, Fidelis Tas’au.
Dari pelatihan awal tersebut dihasilkan produk awal berupa abon pisang sebanyak 108 bungkus dengan harga jual Rp. 5000.-. “Kami melihat bahwa di desa Maubesi ini ada banyak pisang dan jagung, namun belum ada pengolahan yang bermuara ke industry rumah tangga. Karena itu kami berdua berusaha mencari referenasi lalu mencoba. Teman-teman anggota kelompok pun mendukung kami. Lalu kami ajak mama-mama untuk coba kerja sama-sama”. Demikian Ika dan Trista menjelaskan upaya dan karya yang dilakukan dalam masa KKN tersebut***
(GDT/WN-01)