LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM-Acies Legio Maria Kuria Bunda Allah Waikomo, Dekenat Lembata merayakan Hari Raya Kabar Sukacita dan penerimaan anggota baru dalam sebuah Ekaristi yang dipimpin Pastor Pendamping, Pater Simeon, SVD di Aula Paroki Santu Arnoldus Janssen (SAJW) Waikomo, Sabtu, 25/3/2023.
Perayaan Ekaristi sederhana namun khidmat itu, mengantar tiga anggota baru menyerahkan diri seutuhnya baik jiwa maupun raga dihadapan Bunda Maria dengan Lilin Bernyala. Anggota baru tersebut adalah : Paulus Ua Udak, Fransiska Beding dan Magdalena Wujon. Sebelum perayaan ekaristi, diadakan rekoleksi yang juga dibawakan oleh Pater Simeon,SVD.
Dalam kotbah Pater Simeon, SVD mengatakan, hari ini bertepatan dengan Hari Raya Kabar Sukacita, kita pun bersukacita melalui penyerahan diri kepadaSang Bunda sebagai Legioner. “Perayaan ini mengusung tema : Legio Maria Sebagai Komunitas Perjuangan Yang Membebaskan Melalui Ketaatan Kepada System Legio”.
Tema ini, jelas Pater Simeon, mengingatkan kita bahwa satu-satunya dasar komunitas perjuangan kita ialah Kristus. Komunitas ini dibangun tidak semata perjuangan manusia tapi dibangun oleh tangan Tuhan sendiri. Bahkan Tuhan menjadi Arsitek dan batu sendinya. Semua peraturan dan sistem legio sia-sia, jika Kristus tidak ada dalam diri kita.
Dikatakan, kita semua diberi kesempatan oleh Tuhan untuk merasul dan mengalami sukacita sebagai prajurit Bunda Maria. Sebagai prajurit Bunda Maria, kita dituntut untu taat pada system Legio, sebagai dasar untuk menyalurkan rahmat Allah yang membebaskan. Ketaatan pada system Legio inilah yang menjadi daya dorong dan daya pikat dalam merasul. Untuk itu, butuh kekuatan dan rahmat dari Tuhan.
Pastor Paroki SAJW, Pater Yosep Ola Sabhe,SVD dalam acara Sukacita usai Ekaristi mengatakan, kita semua sungguh bahagia dalam perayaan Hari Raya Kabar Sukacita bersama Legio Maria Kuria Waikomo. Komunitas ini menjadi sangat penting dalam kehidupan menggereja. Legio Maria telah menunjukan peran hidup doa dan merasul. Minimal dalam lingkungan keluarga, tetangga dan umat sekitar. Kita berharap komunitas ini semakin banyak anggota dan berperan menjadi garam dan terang bagi umat Allah.
Acara Sukacita itu menjadi semakin manarik dipandu oleh Perwira, Alfons Wolin dan memberikan kesempatan kepada sejumlah anggota mengisahkan tentang motivasi awal sehingga tertarik masuk menjadi anggota, prajurit dan perwira Legio Maria. Mayoritas anggota Legio Maria adalah kaum perempuan (Ibu-ibu). Namun terlihat juga anggota dari kaum Laki-laki. Antara lain, Aflons Wolin, Wens Muga Wutun, Martinus Hakeng, dan Valentinus Busa.
Wakil Ketua ll Dewan Pastoral Paroki (DPP) SAJW, Karolus Kia Burin, ketika diberi kesempatan sambutan mewakili DPP SAJW menyatakan sangat apresiasi atas kehadiran Legio Maria Kuria Waikomo dimana selama ini telah menjadi Guru, Garam dan Terang bagi umat. Legio Maria merupakan komunitas dan organisasi gerejani terbilang tua dalam catatan sejarahnya.
Menurut Karel Burin, Legio Maria ini didirikan di Dublin, Irlandia oleh seorang awam Katolik bernama, Frank Duff. Ia seorang Pegawai Negeri yang mengabdi di Kemeterian Keuangan Irlandia. Namun ditengah kesibukan tugasnya, Frank Duff mendirikan Legio Maria pada 7 September 1921. Ketika itu, hanya beranggotan 15 orang yakni Frank Duff, Pater Michael Toher dan 13 orang wanita. Tak seorang pun yang sadar bahwa hari yang mereka tentukan membentuk Legio Maria, adalah malam menjelang Pesta Kelahiran Bunda Maria, 8 September.
Terbentuknya Legio Maria di Indonesia, lanjut Karel Burin, dimulai di Jakarta. Seorang pastor berkebangsaan Italia, Pater Vincenzo Salis mendirikan Legio Maria pada tahun 1972 dan akhirnya mulai terbentuk diberbagai tempat bahkan dunia.
Menurut Karel Burin, dengan mengungkap sekilas sejarah Legio Maria mau menunjukan bahwa komunitas gerejani ini telah banyak berperan dalam hidup menggereja, menjadi guru, garam dan terang. Sejumlah senior saya disini yakni Paulus Ua Udak, mantan Anggota DPRD Lembata, mantan Ketua DPP SAJW dan guru, Alfons Wolin, Wens Muga Wutun dan Martin Hakeng yang telah berpengalaman menjadi kepala sekola dimana-mana.
Artinya, urai Karel Burin, para senior ini telah merasul menjadi Guru, Garam dan Terang bagi umat Allah. Mereka selama ini bukan hanya mengajarkan Ilmu Pengetahuan semata. Tapi, mereka juga mengajar Iman, Budiperti kepada para siswa. Karena itu, ketika kini mereka masuk menjadi anggota Legio Maria, dan sekaligus Prajurit dan Perwiwa Bunda Maria, menjadi daya tarik tersediri bagi Komunitas ini.
“Kita berharap Legio Maria ini semakin banyak anggota agar dapat berperan maksimal dalam kehidupan merasul ditengah tantangan Era Digital dan Media Sosial. Kaum muda dan pelajar saat ini banyak waktu digunakan hanya untuk bermain di Medsos hingga larut malam. Suka hidup glamour, minum mabuk pesta pora. Anak muda ikut doa di KBG atau Misa hanya dua jam saja juga betapa sulitnya. Orangtua pusing mengendalikannya. Karena itu, Legio Maria ini harus benar-benar tampil sebagai Prajurit dan Perwira atau Legioner Bunda Maria menjadi Guru, Garam dan Terang bagi umat dan teristimewa kaum muda kita” tandas Karel Burin.
Perayaan Ekaristi dan Rekoleksi penerimaan anggota baru dalam suasana penu sukacita itu, diakhiri dengan santap siang bersama dan sharing pengalaman hidup yang mendorong masuk Komunitas Legio Maria Kuria Waikomo. (WN-01)