Oleh : Germanus S. Atawuwur, Alumnus STFK Ledalero
Kis.8:5-8.14-17; 1 Ptr.3:15-18; Yoh. 14:15-21
WARTA-NUSANTARA.COM-Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih, sesudah Perjamuan Malam terakhir Yesus mengetahui hati murid-murid-Nya. Karena itu Dia berikan peneguhan ini:” Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu.” Peneguhan itu kemudian diikuti dengan janji-janji ini: Aku akan datang kembali kepadamu, .Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran.”
Yesus mengingatkan mereka:” Roh Kebenaran itu hanya dikenal oleh kamu sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” Yesus kemudian menutup kata-kata-Nya:” Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku, dan Aku pun akan mengasihi dia, dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.”
Saudara-saudara, janji Yesus untuk mengutus penolong yang lain, yakni Roh Kudus sudah dijanjikan pada hari ini. Roh Kudus, dalam Injil disebut dalam istilah Yunani “Parakletos”, dan dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan kata “Penolong” atau “Penghibur”.Yesus tahu bahwa manusia itu rapuh lemah, yang gampang pecah dan retak bila menghadap badai dan tantangan. Yesus sadar, bahwa setelah kepergian-Nya, rupa-rupa badai pasti akan datang silih berganti dalam hidup dan kehidupan murid-murid-Nya Oleh karena itu, Yesus menjanjikan muird-murid-Nya bahwa Dia akan mengutus Roh Kudus. Ia memberikan kepastian akan memberikan seorang penolong, penghibur atau pendamping. Roh Kudus itu akan menolong kita di saat kita terjerembab dalam kesulitan hidup, Roh Kudus itu akan menghibur kita tatkala kita tertimpah penderitaan dan Roh itu pulalah yang akan mendampingi kita, dalam seluruh dinamika dan romantika ziarah hidup kita. Maka haruslah kita menyadari kehadiran dan peran Roh Kudus yang begitu besar dalam seluruh perjalanan hidup kita.
Kesadaran akan hadir dan berperannya Roh Kudus di dalam hidup kita, sebagaimana yang ditunjukkan oleh rasul Petrus dan Yohanes, bahwa percaya kepada firman Allah, dan mengakui Kristus belumlah cukup. Harus dilengkapi dengan kehadiran Roh Kudus. Maka dari itu, bergegaslah mereka ke Samaria, sebagaimana dilukiskan dalam bacaan I:” Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke sana. Setibanya di sana kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. Sebab Roh Kudus belum turun atas seorang pun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian Petrus dan Yohanes menumpangkan tangan di atas orang-orang yang percaya itu, dan mereka menerima Roh Kudus.” Lewat doa dan penumpangan tangan Petrus dan Yohanes, orang-orang Samaria menerima Roh Kudus. Pengalaman orang Samaria melewati tiga tahap. Pertama, mereka percaya pada firman Allah , kedua, mereka dibaptis hanya dalam nama Tuhan Yesus dan ketiga, kepada mereka dicurahkan Roh Kudus.
Saudara-saudara, sampai di sini tentu muncul pertanyaan, mengapa pencurahan Roh Kudus itu pertama kalinya dalam Kitab Suci ini, harus terjadi di Samaria? Apa sich hebatnya orang-orang Samaria itu?
Bibit-bibit untuk percaya kepada Yesus, sudah lama terjadi tatkala Yesus berkeliling sambil berbuat baik di Galilea. Yesus kenal baik orang-orang Samaria. Sebaliknya juga demikian. Orang-orang Samaria kenal baik Yesus. Saking kenal-Nya Yesus kepada orang-orang Samaria, sampai-sampai Dia mengangkat dua sosok dalam cerita biblis. Orang Samaria yang baik hati (Luk. 10:25-37) dan Percakapan Yesus dengan seorang perempuan Samaria, di dekat Sumur Yakub (Yohanes 4:5-42). Dua kisah biblis ini, adalah cerita tentang perbuatan baik dua tokoh tanpa nama itu. Kisah pertama, orang Samaria yang bermurah hati, yang menolong seseorang dengan penuh kasih, – tanpa pamrih apapun – yang dirampok para penyamun dan ditinggalkan di pinggiran jalan. Cerita kedua, adalah perjumpaan yang memerdekakan antara perempuan Samaria dengan Yesus. Perjumpaan itu meninggalkan kesan mendalam bagi perempuan samaria itu, yang pada akhirnya dalam kebingungannya ia mengakui, – ia percaya – bahwa Yesus adalah Sumber Air Hidup itu.
Dua kisah orang Samaria ini, adalah representasi dari keberadaan dan karakter sosial orang-orang Samaria umumnya waktu itu. Dua figure ini mencerminkankan keseluruhan ada orang-orang Samaria, bahwa mereka semua adalah orang-orang baik, walaupun dianggap sebagai musuh bebuyutan ideologis oleh orang Yahudi karena mereka dianggap kafir. Kisah dua orang ini, yang jauh-jauh hari sudah menunjukkan eksistensi, karakter social dan kebiasaan baik orang-orang Samaria, pada akhirnya mendapat kepenuhan Roh Kudus pada hari ini, tatkala Petrus dan Yohanes berdoa dan menumpangkan tangannya di atas mereka. Maka lengkaplah sudah tahapan yang mereka lalui: percaya pada firman Allah, percaya pada Kristus Yesus dan mendapatkan pencurahan Roh Kudus membuat mereka disebut sebagai orang Kristen Sejati. Sebagai orang Kristen yang sejati, mereka harus tetap menunjukkan imannya yang militan itu. Dan ekspresi iman mereka ini, ditunjukkan dengan selalu berbuat baik. Karena mereka sadar, bahwa berbuat baik adalah pengamalan, pengejawantahan, perwujud-nyataan, aplikasi dari ajaran Yesus yang sudah sejak lama mereka dengar dari mulut Yesus sendiri:” Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati dan akal budimu dan dengan segenap jiwa ragamu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata-kata ini kemudian ditegaskan oleh Yesus dalam injil hari ini:” Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku, dan Aku pun akan mengasihi dia, dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.”
Saudara-saudara, orang-orang Samaria telah memegang perintah Tuhan dan telah melakukannya. Dari waktu ke waktu, mereka terus berjuang untuk selalu berbuat baik. Karena perbuatan baik itulah pada akhirnya mereka mendapat mahkota iman:” Percaya kepada Yesus dengan bermeteraikan Roh Kudus.” Percaya pada Yesus dan dimeterai oleh Roh Kudus adalah sebuah pengakuan iman bahwa mereka adalah pengikut Kristus, – orang-orang Kristen -. Bahkan mereka adalah pengikut Kristus yang sejati. Maka mereka pun hari ini mendapatkan pemenuhan kata-kata Yesus dalam injil:” Pada waktu itulah kamu akan tahu bahwa Aku ada di dalam Bapa-Ku, bahwa kamu ada di dalam Aku, dan Aku ada di dalam kamu.”
Saudara-saudaraku, kita semua juga beriman pada Tritunggal Maha Kudus: Bapa Putra dan Roh Kudus. Iman akan Trinitaris ini, kita ejahwantahkan hanya dalam perbuatan-perbuatan baik di mana saja kita berada dan kapan pun itu. Dengan demikian, akan tergenapi pula kata-kata Yesus kepada kita:” Kamu ada di dalam Aku, dan Aku ada di dalam kamu.”