LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM-Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Pr mengatakan hari ini kita merayakan syukur 100 tahun Konggregasi Frater CMM berkarya di Indonesia dan Pengikraran Kaul Kekal para Frater CMM. Kelima Yubilaris ini diutus ke tengah dunia menjadi saksi belas kasih Allah dengan rupa-rupa godaan dan tantangan.
Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Pr kettika memimpin Ekaristi, dan mengatakan hal itu dalam kotbahnya pada Perayaan Ekaristi Puncak Yubelium 100 Tahun Konggregasi Frater CMM berkarya di Indonesia yang dirangkaikan dengan Pengikraran Kaul Kekal Para Frater CMM, Sabtu, 20 Mei 2023, di Aula SMAK Frater Santu Don Bosco Lewoleba, Dekenat Lembata. Perayaan Agung itu belangsung dibawah Tema, “Semua Karena Belaskasih Allah : Kita Percaya dan Kita Rayakan”. Uskup didampingi Deken Lembata, Romo Sinyo Da Gomez dan sejumlah Imam Selebran.
Kelima Frater yang mengikrarkan Kaul Kekal adalah : Fr. Vitalis Jawa,CMM, dari Keuskupan Maumere, Fr. Agustinus Bere,CMM, dari Keuskupan Atambua, Fr. Timotius Tara Lamak, CMM, dari Keuskupan Larantuka, Fr. Alfonsius Atok Nahak, CMM dari Keuskupan Atambua, dan Fr, Adrianus Mei, CMM, dari Keuskupan Atambua.
Perayaan Ekaristi itu dihadiri Pejabat yang mewakili Penjabat Bupati Lembata, Donatus Lajar selaku PLT Asisten II Sekda Lembata, Ketua DPRD Lembata, Petrus Gero, Kapolres Lembata, Josephine Vivick Tjangkung dan sejumlah pejabat lainnya.
“Hari ini kita kenang 100 tahun Konggregasi Frater CMM berkarya di Indonesia tentu saja punya pengalaman khusus dan istimewa. Begitu juga paara frater mengalami belaskasih Allah dan menjadi saksi ditengah dunia yang penuh rupa-rupa godaan dan tantangan diniawi. Tapi kita yakin Yesus senantiasa berdoa untuk para muridNya. Kelima Frater telah ikrar janji kaul kekal untuk setia dalam panggilan seumur hidupnya”, ungkap Uskup Frans,
Uskup Frans menerangkan, Yesus selalu berdoa untuk para murid dan tentu juga bagi para yubilaris. Aku berdoa bukan untuk dunia. Tetapi dunia menjadi medan kesaksian hidup. Aku berdoa untuk mereka, yang kuberikan kepadamu agar mampu menghadapi aneka rupa rintanga, dan godaan. Yesus bahkan mengingatkan para murid untuk berada ditengah dunia menjadi saksi belaskasih Allah melalui kekuatan Roh Kudus. Karena itu, yubilaris harus menjadi saksi hidup religius ditengah dunia.
Menurut Uskup Frans, para yubilaris harus menjadi saksi hidup dalam persaudaran, hidup rukun dan damai. Membangun persekutuan hidup dan bersatu dngan sesama manusia. Spiritualitas persaudaraan para frater harus ditampilkan dalam kehidupan doa bersama baik keluar maupun ke dalam Hidup rukun dan damai mulai dari dalam rumah, basis, lingkungan dan paroki.
“Tuhan mengingatkan kita bahwa hidup ini perlu pengorbanan untuk berbuat baik dan berbelaskasih kepada sesama saudara. Kita berkorban dan menderita untuk berbuat kebaikan, daripada kita menderita karena berbuat yang tidak baik atau berbuat jahat. Karena kita dipanggil menjadi saksi mewartakan Sabda Allah. Mari kita berdoa dan berserah kepada Tuhan atas belas kasihnya kepada kita. Hasil 100 tahu konggregasi ini juga karena doa dari Tuhan. Dao bagi kita semua. Karena itu, mari kita berdoa dan bersyukur kepada Tuhan. Semua ini terjadi karena belas kasih Tuhan”, urai Uskup Frans. (WN-01)