Oleh : Germanus S. Atawuwur,
Alunus STFK Ledalero
Kis.1:12-14; 1 Ptr. 4: 13-16; Yoh. 17:1-11a.
WARTA-NUSANTARA.COM–Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih dalam Kristus, setiap tahun, Bapa Suci menyampaikan pesan khusus untuk Hari Minggu Komunikasi Sosial Sedunia yang dirayakan pada setiap Minggu Ke-7 Paskah. Untuk Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-57, pada hari ini, pesan itu telah dipublikasikan pada Pesta Santo Fransiskus de Sales, 24 Januari 2023, dengan tema “Bicara dengan Hati.” Dalam pesannya ini Paus menampilkan sosok penulis atau pujangga Gereja yang pada tahun ini kita rayakan 400 tahun wafatnya, yakni Santo Fransiskus de Sales.
Uskup Jenewa yang meninggal pada 28 Desember 1622. Beliau adalah pelindung para komunikator termasuk para wartawan/ jurnalis. Beliau merupakan seorang intelektual brilian, penulis hebat, dan teolog besar. Beliau hidup pada masa-masa sulit yang ditandai oleh perselisihan sengit dengan Calvinis. Sikapnya lemah-lembut dan manusiawi, serta memiliki kesabaran untuk berdialog dengan semua orang, terutama dengan mereka yang tidak sependapat dengannya. Inilah yang membuat dirinya menjadi saksi luar biasa akan cinta Tuhan yang berbelas kasih.
Salah satu pernyataannya yang paling terkenal, telah mengilhami banyak orang beriman, termasuk Santo John Henry Newman, yang menjadikannya sebagai moto hidup, “cor ad cor loquitur” (hati berbicara kepada hati). “Agar dapat berbicara dengan baik, cukuplah dengan mencintai secara baik”, adalah salah satu keyakinannya. Baginya, komunikasi tidak boleh direduksi menjadi suatu kepalsuan atau berita hoax, tetapi hendaknya komunikasi merupakan cerminan jiwa, permukaan dari inti cinta yang tidak terlihat oleh mata.
Bagi Santo Fransiskus de Sales, justru “di dalam hati dan melalui hati terjadi proses yang intens, hati-hati, dan menyatukan, yang di dalam proses ini kita datang untuk mengenal Tuhan”. Melalui “mencintai dengan baik”, Santo Fransiskus berhasil berkomunikasi dengan Martino yang bisu-tuli, dan menjadi temannya. Oleh karena itu, dia juga dikenang sebagai pelindung bagi penyandang disabilitas dalam berkomunikasi.
Saudara-saudara, Berbicara Dengan Hati, dapat kita jumpai dalam Bacaan I dan bacaan injil hari ini. Bahwa komunikasi dengan hati adalah teladan yang telah diajarkan oleh Yesus sendiri. Ia berbicara dengan hati kepada Bapa-Nya melalui doa yang disampaikan untuk kepentingan murid-murid-Nya dan hanya kepada orang yang percaya kepada-Nya sebagaimana kesaksian Yohanes dalam injilnya hari ini:” Aku berdoa untuk mereka.Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku,sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia,tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satusama seperti Kita.”
Doa Yesus yang terakhir untuk para murid-Nya dan untuk semua yang telah percaya kepada-Nya menunjukkan keinginan-Nya yang mendalam bagi semua orang percaya, baik dahulu maupun sekarang. Doa ini juga merupakan suatu teladan yang diilhamkan Roh tentang bagaimana semua gembala sidang harus mendoakan jemaat mereka, dan bagaimana orang-tua harus mendoakan anak-anak mereka. Dengan berdoa diharapkan: supaya mereka dapat mengenal Kristus dan Firman-Nya, supaya Allah melindungi mereka dari dunia, agar mereka tidak tersesat oleh tipu daya Iblis dan ajaran palsu, supaya mereka senantiasa memiliki sukacita penuh di dalam Kristus, supaya mereka kudus dalam pikiran, perbuatan, dan tabiat, supaya mereka menjadi satu dalam tujuan dan persekutuan sebagaimana halnya Yesus dengan Bapa, supaya mereka dapat menuntun orang lain kepada Kristus, supaya mereka dapat bertekun dalam iman dan akhirnya bersama dengan Kristus di sorga dan supaya mereka senantiasa hidup di dalam kasih dan kehadiran Allah.
Saudara-saudara, hal yang sama, Berbicara dengan Hati, dilakukan juga oleh para murid Yesus bersama saudara-saudara Yesus sebagaimana warta bacaan I hari ini:”Setelah mereka tiba di kota Yerusalem, naiklah mereka ke ruang atas,tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.”
Dalam kedua bacaan suci yang saya kutip di atas, mau mengatakan bahwa Doa, yang adalah salah satu bagian dari komunikasi, merupakan hal yang sangat penting dalam keseharian hidup kita. Kita menggunakan hati dalam berkomunikasi dengan Tuhan maupun sesama. Komunikasi dengan Hati kepada Tuhan dan sesama mendatangkan sukacita sebagaimana digambarkan oleh santu Petrus dalam suratnya yang kita dengar tadi. “Bersukacitalah,supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya. Berbahagialah kamu.”
Sejalan dengan teladan yang ditunjukkan oleh para Rasul dan Yesus tentang Berbicara Dengan Hati, Paus Fransiskus kemudian melanjutkan pesannya pada Minggu Komunikasi Sedunia hari ini bahwa:” Dalam Gereja juga ada kebutuhan besar untuk mendengarkan dan saling mendengarkan satu sama lain. Ini menjadi persembahan yang paling berharga dan menghidupkan, yang dapat kita berikan satu sama lain. Kita harus mendengarkan tanpa prasangka, penuh perhatian dan terbuka, menghadirkan pembicaraan menurut gaya Tuhan, sambil memupuk keakraban, bela rasa, dan kelembutan.” Tatkala terpupuk keakraban, bela rasa dan kelembutan, akan terciptalah sukacita dan kegembiraan. Kegembiraan dan sukacita yang kita dapatkan adalah sesuai dengan bagian yang kita dapat dalam penderitaan Kristus. Suatu prinsip dalam kerajaan Allah ialah bahwa menderita karena Kristus akan memperdalam sukacita orang percaya dalam Tuhan. Mereka yang menderita karena kesetiaan kepada Kristus diberkati dengan cara Roh Kudus akan berdiam atas mereka dengan cara istimewa. Kehidupan mereka akan penuh kehadiran Roh untuk bekerja dalam mereka, memberkati, menolong, dan memberikan mereka panjar dari kemuliaan surga
Saudara-saudaraku, mengakhiri kotbah ini, saya kutip pesan Sri Paus Fransiskus dalam bentuk doa, yang disampaikan pada Hari Minggu Komunikasi Sedunia yang ke-57 hari ini:
“Semoga Tuhan Yesus, Sabda Murni yang mengalir dari hati Bapa, membantu kita berkomunikasi dengan bebas, bersih, dan ramah. Semoga Tuhan Yesus, Sabda yang menjadi manusia, membantu kita mendengarkan detak jantung, menemukan kembali diri kita sebagai saudara dan saudari, dan melucuti permusuhan yang memecah-belah. Semoga Tuhan Yesus, Sabda Kebenaran dan Kasih, membantu kita untuk membicarakan kebenaran dalam cinta kasih, supaya kita dapat merasa seperti menjadi penjaga satu sama lain.” Karena itulah, mulai sekarang ini, kini dan di sini, marilah kita berlomba-lomba untuk Berbicara Dengan Hati.