Oleh : Germanus S. Atawuwur
Alumnus STFK Ledalero
Yer. 20:10-13; Rm. 5:12-15; Mat.10: 26-33
WARTA-NUSANTARA.COM–Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih, pada Minggu Biasa yang XI, kita mendengar Yesus memanggil kedua belas murid-Nya. Kedua belas murid yang dipanggil itu, pada Minggu Biasa XII hari ini, mereka diutus oleh Yesus yang didahului dengan pesan: “ Janganlah Takut!” Yesus tahu benar siapakah kedua belas murid-Nya itu. karena itu, bagi Yesus pesan itu menjadi sangat penting. Pesan ini, bila terus diingat oleh para murid- Nya, maka ini menjadi kekuatan moril bagi mereka, bahwa Tuhan senantiasa ada bersama mereka dalam seluruh pengalaman karya pelayanan mereka: entah dalam kegembiraan maupun harapan, entah dalam duka maupun kecemasan, entah dalam untung ataupun malang, entah dalam kegagalan atau kesuksesan.
Pesan jangan takut yang pertama kali ditujukan kepada para murid-Nya untuk menyadarkan mereka tentang karya Ilahi yang bekerja melampaui kemampuan mereka. Yesus tahu, murid-murid-Nya ini bukan berasal dari latar belakang pendidikan teologi-keagamaan yang hebat, tetapi mereka hanyalah para nelayan kecil yang keseharian mereka adalah menjala ikan. Maka tentu yang sangat dicemaskan para murid, adalah kemampuan mereka untuk memberikan kesaksian. Yesus tahu hal itu akan muncul di dalam diri mereka. Selain takut akan kemampuan diri mereka, mereka juga takut akan kemampuan orang yang jauh lebih hebat dari mereka. Karena ketakutan-ketakutan yang bakal dialami oleh mereka, Yesus pun mendahului ketakutan mereka dengan memberikan pesan itu:” Janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah.” Dengan pesan ini Yesus mau meneguhkan mereka, bahwa bukan kamulah yang berkarya, melainkan Allah sendirilah yang berkarya di dalam kamu. Maka dari itu katakanlah apa yang dibisikan di telingamu. Jangan katakan yang lain! Beritakanlah itu dari atas atap rumah. Beritakanlah itu dari atas rumah. mengandung makna, bahwa sampaikanlah ajaran-ajaran itu dengan penuh iman dalam rasa percaya diri yang tinggi. Karena yang kamu sampaikan itu, adalah kata-kata Allah sendiri.
Jangan takut yang kedua, ditujukan kepada murid-murid, bila mereka menghadapi musuh yang membunuh tubuh. Yesus tahu, bahwa sekalipun kata-kata yang disampaikan oleh para murid adalah ajaran Tuhan sendiri, tentu dapat menimbulkan perbantahan dan bentrokan. Orang-orang bisa saja gelap mata dan membinasakan tubuh para murid. Terhadap realitas yang bakal dijumpai murid-murid dalam karya pelayanannya, Yesus sudah lebih dahulu mengingatkan mereka:” Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamupun terhitungsemuanya.”
Yesus hendak menyadarkan mereka, bahwa karya pelayananmu tidaklah mudah! Misi mereka tidak berjalan mulus. Bahkan nyawa jadi taruhannya. Bila pada akhirnya nyawa jadi taruhan, Yesus sudah katakan terlebih dahulu:” Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.”
Yesus juga meneguhkan mereka, bahwa mereka jauh lebih berharga daripada seekor burung pipit. Burung pipit yang dijual dua ekor seduit itu, seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Burung pipit itu akan jatuh ke bumi bila dikehendaki Tuhan, apalagi manusia citraNya sendiri. Apalagi manusia, makhluk yang jauh berharga di mata Tuhan. Karena itu kepada murid-muridNya Yesus katakan, bila kalian jumpai situasi seperti ini. Janganlah takut! Sepanjang Tuhan bersamamu dan melindungimu, tak seorang pun manusia mampu merenggut jiwa dan ragamu. Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya.
Sementara itu pada pesan Jangan Takut yang ketiga, Yesus mau mengedukasi iman mereka bahwa mereka jauh lebih berharga dari makhluk manapun di dunia ini. Maka dari itu Yesus berkata:” Janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga.”
Bahwa dalam urusan misi menyebarluaskan kerajaan Allah, apapun yang dialami utusan Allah, mereka tetap lebih barharga. Mereka lebih bermartabat. Mereka lebih mulia. Karena itu pilihan Tuhan adalah, mengutamakan utusan Allah dalam kondisi apapun yang sedang dialami. Karena itu, para murid dalam tugas perutusan itu, mereka tidak boleh menjadi pecundang kebenaran. Mereka tidak boleh menjadi pengkhianat.
Saudara-saudaraku, kita harus menyadari diri, bahwa oleh sakramen pembaptisan dan penguatan kita juga adalah murid-murid yang diutus Yesus pada hari ini. Karena itu kata-kata Yesus, “ Jangan Takut” berlaku pula untuk kita. Kata-kata itu hendak mengajarkan kepada kita bahwa kita sebagai anak-anak Tuhan yang setia dalam tugas perutusan sangat berharga bagi Bapa di sorga. Karena itu maka dalam menjalankan misi, Allah menghargai kita dan mengerti keperluan pribadi kita; Ia begitu merindukan kasih dan persekutuan dengan kita sehingga mengutus Anak-Nya untuk mati di salib bagi kita. Kita tidak pernah jauh dari kehadiran, pemeliharaan, dan perhatian-Nya. Ia mengetahui semua keperluan, penderitaan, dan kesusahan kita. Kita sebegitu penting bagi-Nya sehingga Ia lebih menghargai kesetiaan, kasih, dan pengabdian kita daripada apa pun di bumi ini. Pada akhirnya, Iman kita yang kokoh kepada Kristus, yang terbukti di tengah-tengah semua pencobaan dan kesukaran, merupakan kemuliaan dan kehormatan-Nya.
Maka dari itu, Janganlah Takut, mari kita bermisi seturut tugas dan pekerjaan kita, di mana saja kita berada. kita diajak untuk terus-menerus bermisi dalam perbuatan baik secara ekologis, kita harus menghayati hidup yang peduli bersesama, bersatu dalam penderitaan sesama dan manunggal dalam perjuangannya untuk mencapai kemanusiaan yang bermartabat, karena karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit. ***