Oleh : Germanus S. Atawuwur, Alumnus STFK Ledalero
Za.9:9-10; Rm.8:9-11.13; Mat. 11:25-30
WARTA-NUSANTARA.COM–Bapak, ibu, saudara, saudari yang terkasih dalam Kristus, dalam hidup kita jumpai ada orang yang cerdik pandai, dan ada orang kecil dan sederhana. Orang cerdik pandai memiliki sejumlah pengetahuan dan bisa juga keahlian dalam bidang tertentu. Orang-orang seperti itu sering disegani, dihormati dan dimintai pendapat, bahkan nasehat-nasehat bijak. Mereka berkecukupan dalam kehidupan ekonomi, juga diperhitungkan dalam kehidupan bersama. Mereka juga didengarkan ketika mereka menyampaikan ide atau apa saja. Mereka juga punya banyak sahabat, dan bersahabat dengan orang-orang penting dan berkedudukan. Beda dengan orang orang kecil, sederhana, apalagi miskin dan tersingkir.
Mereka justru tidak memiliki apa dan siapa, dan karena itu andalan mereka adalah Tuhan. Mereka menggantungkan harapan dan mimpi-mimpi mereka, kiranya Tuhan selalu memperhatikan dan mendengarkan serta menolong mereka, ketika kesulitan, beban hidup dan penderitaan menghimpit. Mereka kurang mendapat perhatian dan sering tidak diperhitungkan dalam kehidupan bersama. Mereka juga tidak bisa menentukan nasibnya sendiri apalagi nasib orang lain. Itulah kenyataan yang ada dalam hidup kita, juga ada di sekitar kita, sekarang ini, dan di sini.
Bila injil kali lalu mewartakan perutusan awal murid-murid Yesus, maka latar belakang injil hari ini adalah kembalinya murid-murid Yesus dari perutusan awal. Tentu banyak hal yang disampaikan murid-murid Yesus kepada-Nya. Maka begitu mendapatkan informasi tentang misi awal para murid, Yesus merespons itu dengan bersyukur dan sekaligus mengundang. Yesus mengucap syukur kepada Bapa-Nya dengan penggalan doaNya:”Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa,Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.”
Setelah doa syukur dilantunkanNya kemudian Yesus mengundang orang-orang kecil yang berbeban berat. Beban berat itu terjadi karena di satu pihak ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi meletakkan beban yang berat untuk menjalankan hukum Taurat dan pada pihak yang lain, orang-orang romawi menekan mereka.
Bahwa para murid dan orang kebanyakan saat itu memiliki keletihan spiritual karena pengajaran kaum Farisi yang menekankan pemurnian hukum Taurat tetapi mereka justru lalai dalam memperjuangkan kasih dan keadilan. Padahal, Hukum Allah bagi orang Israel bertujuan melindungi orang miskin dan meringankan penderitaan mereka, tetapi Hukum Taurat tersebut sering kali diabaikan. (Amos 2:6) Nabi Yehezkiel mengecam cara orang miskin diperlakukan secara tidak adil. Ia mengatakan, ”Orang-orang di negeri itu terus melaksanakan rancangan untuk berbuat curang dan merampok, dan orang yang menderita dan yang miskin mereka perlakukan dengan kasar, dan penduduk asing mereka curangi tanpa keadilan.”—(Yeh. 22:29). Terhadap orang-orang kecil yang mengalami keletihan spiritual, mereka yang sering diabaikan dan diperlakukan tidak adil inilah Yesus mengundang mereka:” Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku,karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamuakan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”
Perhatian Yesus dalam Injil hari ini tertuju kepada orang kecil dan sederhana. Yesus berpihak, punya kepedulian dan perhatian yang sangat istimewa terhadap orang-orang seperti ini. Karena itu dalam doa-Nya, Yesus bersyukur kepada Bapa atas orang-orang kecil dan sederhana ini. Bagi Yesus, Kerajaan Allah, kesungguhan hidup dalam kebahagiaan yang penuh, tidak diperoleh dan tidak dimengerti oleh mereka yang pintar, yang kuat dalam persaingan, tetapi mereka yang peka akan nilai kehidupan, mereka yang rendah hati, yang tidak mementingkan dirinya sendiri, yang bisa membangun hidup bersama dalam kesederhanaan, dalam kerendahan hati, kepekaan terhadap yang lemah dan yang tak berdaya. Yesus bersyukur kepada Bapa karena orang-orang seperti inilah, yang dalam kesederhanaan dan dalam kesadaran akan kekecilan dirinya di hadapan Tuhan dan sesama.
Saudara-saudara, apakah undangan itu hanya kepada mereka yang miskin dan kecil di zaman Yesus? Tentu tidak! Undangan ini ditujukan kepada semua orang yang mengikut-Nya. Terutama, orang-orang yang letih lesu dan berbeban berat, yaitu orang-orang yang sangat merasa penat sehingga sama sekali tidak berdaya karena beban hidup mereka. Namun sebenarnya, beban berat yang dialami oleh manusia merupakan hal yang wajar karena kejatuhan dalam dosa (Kej. 3:16, 19). Beban berat ini bisa terjadi dalam wujud fisik maupun mental. Dampaknya, seseorang bisa rusak baik secara fisik, mental, maupun rohani.
Karena itu maka Yesus mengundang kita yang isinya adalah Tuhan akan memberi kelegaan. Dengan demikian, bukan berarti tidak ada masalah lagi, tetapi jika ada masalah datang kembali, maka bisa menangani dengan cara yang lebih baik.
Pertanyaannya adalah, bagaimana caranya supaya kita dapat menerimanya undangan itu? Pertama, datanglah dan terimalah undangan Tuhan Yesus dengan iman. Kedua, bereskanlah beban berat itu dengan Tuhan. Jika perlu pengampunan dari Tuhan, mintalah. Jika perlu mengampuni orang lain, lakukanlah. Ketiga, percayalah akan penyertaan Tuhan dalam sepanjang perjalanan hidup kita. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat. 1:23; 28:20). Keempat, rendahkanlah diri di hadapan Tuhan untuk memikul kuk dan belajar dari Tuhan Yesus. Kelima, bersyukur dan percaya bahwa Tuhan Yesus menanggung kuk bersama kita karena kuk dari Tuhan itu baik, berfaedah, dan menyenangkan.
Tuhan Yesus menyampaikan bahwa siapapun yang merasakan beban berat, letih lesu, putus pengharapan, kesesakan dan segala macamnya yang membebani jiwa, maka datanglah kepada-Nya, maka Ia akan memberikan kelegaan, Ia akan memberikan kesegaran (Yer.31:25), seperti gembala yang membawa domba-dombanya ke padang rumput yang hijau dan membaringkan mereka di sana.
Saudara, Hari ini, Yesus mengundang Anda dan saya untuk datang kepadanya, karena Dia saja yang dapat memberikan engkau kelegaan dan kesegaran, yang membebaskan engkau dari semua belenggu yang membebani dan menyesakkan.
Ini adalah undangan yang sangat spesial, undangan yang begitu berharga, undangan yang membawa engkau mengenal Bapa, Sang Khalik, Pencipta langit dan bumi.
Jangan ragu, jangan menunda lagi, terima dan hadiri undangan Tuhan Yesus Kristus. Karena di dalam Tuhan Yesus ada kelegaan dan kesegaran bagi jiwa-mu. ***