Oleh : RD Antonius Prakum Keraf
WARTA-NUSANTARA.COM–Oase Kehidupan, Minggu Biasa XIV: 9 Juli 2023 l Za 9:9-10 l Mzm 145:1-2.8-9.10-11.13cd-14 lRm 8:9.11-13 lMat 11:25-30 l Damai sejahtera lawan kekerasan l DAMAI Sejahtera dalam bahasa kita ‘Bleba Broit’, atau ‘ Sare Dame’. Dulu masyarakat kita terpecah dalam kelompok paji dan demo. Zaman penjajahan memecah belah komunitas masyarakat kita dalam kekerasan dan kebencian antara suku, kampung Paji-demo!
Di zaman kemerdekaan, kemajuan di bidang kehidupan iman, pendidikan dan pengembangan karakter kepribadian dan moral menggusur pergi semua perbedaan, kekerasan kebencian dan balas dendam. Mulai tumbuh kesadaran akan nilai budaya yang mempersatukan kita,
‘Lein lau werang rae, hikun teti wanan lali, uak tukan wai matan’. Dalam budaya ini kita menemukan nilai salib dan pengorbanan yesus raja damai. Bleba Broit itu membentuk semacam salib atau Kuk di bahu kita agar beban menjadi ringan! Persaudaraan dan damai sejahtera akan melenyapkan kekerasan, kebencian dan balas dendam.
Hanya dengan cara itu akan tumbuh komunitas Basis gerejani yang semakin kuat. Gereja akar rumput yatu keluarga dan Komunitas Basis akan menjadi gereja model, contoh dan lebih misioner! (Za 9:9-10) Apakah nilai salib dan pengorbanan dalam budaya kita ‘lein lau weran rae, hikun teti wanan lai, uak tukan wai matan’ dalam semangat bleba broit atau sare dame semakin memperkuat persaudaraan di antara kita?
Melalui semangat Bleba Broit, sare dame, kita mengungkapkan kehadiran Yesus, raja damai! Ia setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya! Ia menopang semua yang jatuh dan menegakkan semua yang tertunduk! Bleba Broit, sare dame sesungguhnya merupakan kekuatan batiniah untuk menggusaur kekerasan dan balas dendam! Kita tidak lagi hidup dalam budaya paji demon melainkan dalam persaudaraan yang semakin merangkul semua orang sebagai saudara!
Pamazmur mengajak kita memuji raja damai yang mempersatukan kita! (Mzm 145:1-2.8-9.10-11.13cd-14) Apakah spiritualitas iman raja damai semakin meresapi persaudaraan kita, semakin melenyapkan kekerasan dan kebencian di antara kita? Kekerasan, kebencian dan balas dendam merupakan ciri hidup dalam daging bukan hidup menurut Roh! Roh itu mendorong kebangkitan dan hidup baru! Roh Allah telah membangkitkan Yesus dari alam maut! Jika Roh Allah hidup di dalam diri kita, Ia akan mematikan perbuatan jahat sehingga kita bangkit dengan hidup baru! (Rm 8:9.11-13) Apakah Roh Allah hidup dalam dirimu setiap hari?
Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai raja damai, lemah lembut dan rendah hati! Ia memberikan Kuk atau Bleba Broit yaitu Salib dan pengorbanan yang merangkul semua orang! Ia mengajak kita pikul salib kita dan ikut Dia dalam semangat Bleba Broit, tetap lemah lembut dan rendah hati dalam pelayanan dengan demikian hatimu akan mendapat ketenangan! Bleba Broit, sare dame adalah semangat orang kecil! Semangat ini tersembunyi di mata orang bijak dan orang pandai! (Mat 11:25-30).
Apakah kita menyadari diri sebagai orang kecil dalam pandangan Yesus untuk menghidupi semangat Bleba Broit, sare dame, ‘lein lau weran rae, hikun teti wanan lali, uak tukan waimatan yang menguatkan persaudaraan di antara kita? Sejauhmana saya mengembangkan damai sejahtera melawan kekerasan, kebencian dan balas dendam? (RD Antonius Prakum keraf)*