Ket. Foto : Bupati Lembata, Matheos Tan dan Para Wartawan Lembata.
LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM–Penjabat Bupati Lembata, Drs. Matheos Tan, MM untuk pertama kali mengelar Konferensi Pers dengan para Wartawan di Kabupaten Lembata. Mengapa ? Tanpa peran Media Massa, pembangunan pariwisata dan promosi destinasi wisata Kabupaten Lembata tak akan pernah bergema di seantero jagat, Bahkan tak dikenal hingga mancanegara. Karena itu, Jumpa Pers merupakan momentum strategis mengelorakan kembali Pariwisata Lembata ketika mati suri akibat Pandemi Covid-19 melanda dunia dan khususnya di Bumi Lembata. Festival Uyelewun : Rally Wisata Bahari Pesona Empat Teluk yang gigelar Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Lembata menjadi langkah teknis menggairahkan kembali Pariwisata Lembata dengan target menghadirkan 1000 Wisatawan domestik dan mancanegara. Penyelenggaraan kegiatan direncanakan pada Tanggal 15-16 Agustus 2023 di Desa Balauring, Kecamatan Omesuri.
Konferensi Pers Penjabat Bupati Lembata, Matheos Tan dengan para Jurnalis Lembata itu berlangsung di Rijab Bupati Lembata, Lewoleba, Sesalasa, 8/8/2023. Hadir Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Lembata, Irenius Suciadi SH. MH., Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Petrus Demong, S.Sos dan Sekretaris Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Anton Lebuan tampil mewakili Kepala Dinas Parekraf , Yakobus Andreas Wuwur, SP., M.si.
Setelah Sekretaris Disparikraf Lembata, Anton Lebuan memberikan pengantar gambaran ringkas tentang urgensi digelar Festival Uyelewun dan Rally Wisata Bahari Pesona Empat Teluk, Penjabat Bupati Lembata, Matheos Tan mengatakan, apresiasi atas kehadiran wartawan. Konferensi pers ini amat penting karena event pariwisata yang digelar ini harus membumi. Wartakan secara bombastis agar publik tahu dan mengambil peran untuk menyukseskan festival dan rally wisata bahari pesona empat teluk ini.
Matheos Tan menjelaskan, pembangunan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan bagian integral pembangunan daerah Kabupaten Lembata. Hal ini jelas sebagaimana dalam Peraturan Bupati Lembata Nomor 44 Tahun 2022 tentang Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Lembata Tahun 2023-2026 yang antara lain dengan salah satu isu strategis daerah; belum optimalnya pemulihan ekonomi untuk menggerakan pariwisata sebagai Leading Sector akibat Covid-19 dan pasca bencana alam. Selanjutnya dalam formulasi misi pembangunan daerah yakni:
- Mewujudkan kemandirian masyarakat berbasis potensi daerah;
- Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pelayanan pendidikan, kesehatan dan infrastruktur daerah; dan
- Meningkatkan daya saing perekonomian untuk penguatan otonomi daerah merupakan pijakan implementasi penyelenggaraan berbagai urusan pemerintahan di daerah termasuk urusan pariwisata dan ekonomi kreatif.
Perkembangan indikator kinerja kunci urusan pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Lembata 5 (lima) tahun terakhir menggambarkan kecenderungan mengalami penurunan yang jauh dan mulai mengalami kecenderungan pertumbuhan positip  dalam 2 (dua) tahun terakhir. Jumlah kunjungan wisatawan pada Tahun 2018 sebanyak 22.900 wisatawan, pada Tahun 2019 meningkat menjadi 25.205 wisatawan, Tahun 2020 mengalami penurunan dengan angka jumlah kunjungan sebanyak 9.334 wisatawan, Tahun 2021 dengan jumlah kunjungan terendah yakni sebanyak 3.913 wisatawan dan Tahun 2022 mulai mengalami pertumbuhan kembali sebanyak 12.496 wisatawan.
Menurut Matheos Tan, perkembangan yang demikian sangatlah dipengaruhi oleh adanya pandemi Covid-19 yang tentu sangat menggoncangkan berbagai aktivitas di dunia. Demikian halnya juga untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, Tahun 2018 sebanyak Rp. 28.376.000,-; Tahun 2019 sebanyak Rp. 45.836.000,-; Tahun 2020 sebanyak Rp. 26.678.000,-; Tahun 2021 sebanyak Rp. 18.144.000,-; dan Tahun 2022 sebanyak Rp. 35.428.000,-. Gambaran perkembangan PAD sektor pariwisata mengikuti pola perkembangan jumlah kunjungan di periode waktu yang sama.
Memperhatikan perkembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebagaimana gambaran di atas, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Lembata dalam menindaklanjuti kebijakan pembangunan daerah sebagaimana dalam RPD 2023-2026, maka melalui Peraturan Bupati Lembata Nomor 47 Tahun 2022 tentang Rencana Strategis Perangkat Daerah Kabupaten Lembata Tahun 2023-2026 telah diformulasikan arahan pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif melalu salah satunya adalah Rally Wisata Bahari Pesona Empat Teluk yakni Pesona Teluk Lewoleba dengan Festival Lamaholot, Pesona Teluk Waienga dengan Festival Nuhanera, Pesona Teluk Balauring dengan Festival Uyelewun dan Pesona Teluk Labala dengan Ekspresi Budaya Ola Nuan. Hal ini sekaligus juga mengkonsolidasikan penguatan desa wisata sebagai model pembangunan pariwisata berbasis masyarakat serta mengoptimalkan berbagai pemangku kepentingan pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Pesona Teluk Balauring dengan Festival Uyelewun sebagai salah satu event daerah didorong untuk membantu menggerakan berbagai elemen pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif sekaligus merupakan ajang promosi pariwisata daerah. Dengan event ini, setidaknya dapat mengaktifkan berbagai atraksi wisata yang menarik serta mampu menarik para wisatawan agar mau berkunjung ke Lembata di tempat tujuan wisata”, ungkap Bupati Matheos Tan.
Festival Uyelewun sebagai bagian utama Pesona Teluk Balauring diselenggarakan dengan maksud untuk menggerakan berbagai potensi pariwisata dan ekonomi kreatif di Kecamatan Omesuri dan Kecamatan Buyasuri baik obyek wisata budaya, obyek wisata alam dan obyek wisata buatan. Tujuannya adalah antara lain :
- Mempromosikan kekayaan alam, budaya dan buatan sebagai obyek wisata yang memiliki daya tarik tertentu;
- Memelihara/merawat aktivitas budaya sebagai aset pariwisata yang terus ditingkatkan daya tariknya;
- Mendorong peningkatan nilai tambah ekonomi dari berbagai aktivitas pariwisata berbasis masyarakat untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama di desa desa wisata dan calon desa wisata.
Kemasan Event Festival Uyelewun dengan Tema: Gelora Bahari, Edang Lestari mengkonfirmasi pesan utama agar kita terus mengoptimalkan sumber daya laut sebagai potensi ekonomi masa depan sekaligus menjadi destinasi wisata unggulan daerah dan budaya masyarakat Kedang/Edang merupakan aktivitas masyarakat yang telah kuat sebagai sebuah peradaban yang juga memiliki kekuatan daya tarik tersendiri. Salah satu alat musik tradisional yakni TATONG sebagai salah satu bagian peradaban Edang/Kedang haruslah menjadi perhatian bersama untuk dilestarikan sekaligus sebagai aset pariwisata yang bernilai.
- Goals; meningkatkan kunjungan wisatawan dan menggerakan ekonomi daerah dengan target perputaran ekonomi yang dihasilkan sebesar Rp. 500 Juta
- Value; *)kegiatan berbasis kultur budaya setempat yang tidak dimiliki di tempat lain; *)kegiatan yang memiliki lokasi di Desa Balauring yang merupakan Desa Wisata; *)kegiatan berbasis ramah lingkungan; *)kegiatan yang menggali potensi lokal dan melibatkan partisipasi warga lokal; *)kegiatan yang memanfaatkan teknologi dan inovasi digital; dan *)kegiatan yang selalu dikunjungi oleh wisatawan.
- Agenda Utama
Dijelaskan, kegiatan yang bakal digelar yakni, Karnaval Budaya, Parade Laut, Opening Ceremony – Fashion Show EtnikPentas seni dan budaya terutama musik tradisional TATONG (pentas musik TATONG kolosal 1.000 pemain TATONG dan penari, Pameran ekonomi kreatif,Lomba dayung tradisional, Lomba renang anak-anak, Pembersihan pantai, dan Penanaman mangrove/bakau. Tempat: kegiatan di Pantai Pojok Cinta, Pantai Reklamasi Balauring, Pantai Balauring, Pantai Desa Wailolong. Melibatkan masyarakat adat, warga lokal, tim kreatif dan pelaksana.
Seusai mendengar pandangan, kritik dan saran para wartawan, Bupati Matheos Tan mengakui even ini harus dilaksanakan meski alokasi anggarannya hanya Rp 147 Juta. Meski even kecil, tapi digelar secara bpmbastis agar diketahui publik dan mampu menyedot wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Target kita 1000 wisataean. Kita berharap hadirnya wisatawan dapat menggerakan roda perekonomian masyarakat karena berbelanja hasil kerajinal dan produk masyarakat serta berbelanja kebutuhan selama berada di Lembata.
Terkait soal waktu pegelaran festival ini berimpitan dengan HUT RI ke-78 warga cenderung aktif ikut apel ketimbang terlibat dalam festival ini. Karena itu, Bupati Tan menerima saran ke depan penetan waktu tak boleh berimpitan seperti ini.
Selain itu, lanjut Matheos Tan, pihaknya memperjuangkan perluasan Bandar Wuno Pito Lewoleba agar didarati Pesawat berbadan lebar. Kalaupun dengan pesawat yang ada, tapi kita tambah trip dan menambah kapasitas penumpang untuk memudahkan kedatangan wisatawan. Karena selama ini, penumpang yang naik pesawat hanya 50 orang, padahal daya angkut pesawat 60 orang. Kendalanya karena luas Bandara kita tak memungkinkan. ***
(Karolus Kia Burin/WN-01)