Oleh : RD Antonius Prakum Keraf
WARTA-NUSANTARA.COM–Oase Kehidupan, Minggu Biasa ke-XXIV :17 September 2023 l Sir 27: 30 -28:9 lMzm 103:1-12lRm 14: 7-9l Mat 18:21-35l Menghidupkan budaya saling mengampuni l KITAB Sirakh menyampaikan satu bencana paling dasyat bukan banjir melainkan dendam kesumat dan amarah! Bencana itu sangatlah mengerikan! Ada keinginan kuat untuk menyakiti orang lain.
Ada perselisian, pertengkaran hebat! Bencana itu menguasai hidup orang-orang berdosa! Dendam kesumat menyebabkan kita sakit! Kemudian kita berdoa mohon Tuhan sembuhkan kita! Tuhan tidak akan menyembuhkan kita karena kita tidak mau bertobat; tidak mau mengampuni saudara-saudara kita!
Setiap hari kita seperti memelihara binatang kesayangn kita yaitu ‘dendam kesumat dan amarah’, binatang kesayangan orang berdosa! Karena dendam kesumat dan amarah sudah menjadi binatang kesayangan orang berdosa maka tidak heran kalau banyak orang tidak mau mengaku dosa! (Sir 27: 30 – 28:9 ) Apakah kita sedang memelihara binatang kesayangan, yaitu ‘dendam kesumat dan amarah’ yang akan menimbulkan bencana sangat mengerikan bagi keluarga kita, saudara-saudara kita?
Dendam kesumat dan amarah menghancurkan hidup kita! Dendam kesumat dan amarah itu membentuk semacam rantai kekuatan! Ada persekongkolan jahat sehingga demdam kesumat dan amarah kemudian melibatkan banyak orang. Kekuatan itu perlahan tetapi pasti menghancurkan hidup orang lain!
Yesus menghancurkan rantai dendam kesumat dan amarah itu dengan menawarkan pentingnya pengampunan berantai, 70 puluh kali tujuh kali! Kita dapat merawat damai sejahtera dalam keluarga kita, menyiapkan satu generasi masa depan yang sehat, bebas dari dendam kesumat dan amarah hanya dengan membangun budaya saling mengampuni, sabar dan berbelaskasih mulai dari dalam rumah kita, Komunitas Basis Gerejani kita, kampung kita!
Mari kita hidupkan budaya saling mengampuni 70 x 7 x (Mat 18:21-35) Apakah kita mulai lebih sehat dengan menghidupkan budaya saling mengampuni? Selamat pagi!
(RD Antonius Prakum Keraf, Pastor Paroki Santa Bernadete Soubirous Pukaone, Dekenat Adonara, Keuskupan Larantuka )*