Oleh : Germanus S. Atawuwur, Alumnus STFK Ledalero
Yes.9:1-6; Tit. 2:11-14; Luk.2:1-14
WARTA-NUSANTARA.COM–Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih, sejarah rencana keselamatan Allah bagi manusia dilukis-tenun begitu indah dan sistematis, bila diikuti secara cermat tanpa putus melalui bacaan-bacaan suci yang diperdengarkan mulai dari Minggu Adven I hingga malam ini. Pada minggu Adven I dan II, kita mendengar nubuat nabi Yesaya tentang “suara” yang berseru-seru di padang gurun untuk meluruskan jalan bagi Tuhan. Pada Minggu Adven III, suara yang dinubuatkan itu adalah Yohanes Pembaptis.


Dia dengan lantang menyerukan pertobatan bagi manusia, sebagai satu-satunya jalan untuk menantikan datangnya Raja Damai. Orang banyak kemudian berbondong-bondong datang untuk mengakui dosanya dan dibaptis. Banyak orang yang dibaptis itu mulai coba “mempertanyakan” siapa sesungguhnya Yohanes Pembaptis. Orang bertanya kepadanya:”Siapakah Yohanes Pembaptis sesungguhnya? Apakah dia adalah Elia? Atau, apakah dia adalah yang ditunggu-tunggu oleh orang Israel?


Di depan banyak orang itu, dia dengan jujur mengakui identitasnya yang sesungguhnya. Dia adalah suara yang berseru-seru di padang gurun sebagaimana nubuat Yesaya. Dia bukan Elia. Dia bukan pula raja yang dinanti-nantikan orang Israel. Dia hanyalah utusan. Dia hanya bertugas menyiapkan jalan bagi Tuhan. Dan, orang yang datang kemudian daripadanya lebih besar dari Elia, lebih besar dari nabi mana pun. Dia yang akan datang lebih berkuasa dari raja manapun di dunia ini. Membungkuk untuk membuka tali kasutnya pun Yohanes Pembaptis tidak berani.


Orang yang akan datang kemudian dari Yohanes Pembaptis, mulai tersingkap identitasnya melalui bacaan Injil pada Minggu Adven IV, yang baru saja didengar pagi tadi. Dia yang akan datang itu dimulai dengan inisiatif Allah mengutus malaekat Gabriel untuk menjumpai Maria, seorang gadis Nazaret. Dia adalah seorang perempuan desa yang bersahaja. Di tengah-tengah kesibukannya mengerjakan pekerjaan rumah tangga, ia dijumpai malekat Gabriel dengan memberikan salam kepadanya. “Salam hai engkau yang diberkati. Tuhan menyertai engkau.” Maka perjumpaan antara yang ilahi dengan yang insani itu diikuti dengan dialog yang pada intinya menawarkan Maria menjadi ibu Sang Juruselamat. Malaekat itu pun menjelaskan bahwa anak yang akan dikandung itu adalah Kudus, Anak Allah. Sebagai perempuan yang tidak bersekolah, yang tidak belajar tentang kitab suci, ia tentu tak paham akan maksud malaekat itu. Apalagi faktanya, ia belum menikah dengan Yusuf, tunangannya. Namun, karya agung Allah mengatasi keragu-raguan Maria . Karya dahsyat Tuhan melampaui apa yang dipikirkannya. Maka, antara batas keragu-raguan dan ketidakpahaman Maria, keluarlah dari mulut Maria pernyataan rela sedia, sebagai ikhlas iman Maria, menghantarnya untuk secara yakin mengatakan:”Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu.”
Ia kemudian mengandung dari Roh Kudus. Dan anak yang dikandungnya itu adalah Kudus, Anak Allah. Fiat Maria inilah berbuah keselamatan bagi seluruh manusia. Dan keselamatan yang datangnya dari Tuhan itulah malam ini kita rayakan dengan rayakan dengan penuh sukacita, dalam kidung Malam Kudus, sebagai maklumat untuk mewartakan bahwa Raja Damai sungguh telah lahir, sebagaimana dinubuatkan oleh nabi Yesaya:”Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.”
Kedatangan Raja Damai itu diwartakan oleh Lukas melalui injilnya sebagaimana kita dengar malam ini. Tatkala Maria sedang mengandung, mereka harus memenuhi perintah Kaiser Augustus untuk mendaftarkan diri di kotanya masing-masing. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, –karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud– supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat para gembala dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat,yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”
Saudara-saudara, lahirnya Raja Damai membuka tabir kegelapan sebagaimana dilukiskan nabi Yesaya:”Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.”
Kelahiran Raja Damai yang menimbulkan banyak sorak-sorai dan sukacita besar, adalah bukti kasih karunia Allah yang datang dalam rupa manusia, bahkan menjadi manusia yang begitu papa karena diletakan di atas palungan binatang. untuk menyelamatkan manusia. Kasih karunia Allah untuk menyelamatkan manusia yang dirayakan malam ini dilukiskan dengan begitu indah oleh Paulus dalam suratnya kepada Titus. “Karena kasih karunia Allahyang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus,yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.”
Saudara-saudaraku, saya mengajak kita semua untuk bersukacita dan bersorak sorai di hadapan Tuhan, sebab seorang anak telah dilahirkan untuk kita. Dialah Yesus, Kristus, Anak Allah yang Kudus. Dialah Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

Selamat Merayakan Sukacita Natal Tuhan tahun ini untuk Bapa, ibu, saudara, saudari sekalian.