JAKARTA : WARTA-NUSANTARA.COM–Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menuturkan revolusi Industri 4.0 dan kemajuan teknologi informasi turut membuat disrupsi di dunia layanan keuangan. Aktivitas ekonomi terus bertransformasi secara cepat menuju digitalisasi dan integrasi. Inovasi teknologi sektor keuangan, aset keuangan digital, dan aset kripto di Indonesia terus menunjukkan perkembangan pesat.
“Perkembangan industri keuangan digital Indonesia perlu semakin ditingkatkan. Penguatan daya saing industri keuangan digital akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif, berkelanjutan dan berkeadilan,” ujar Bamsoet usai menerima Pimpinan Bank Muamalat di Jakarta, Kamis (11/1/24).
Pimpinan Bank Muamalat yang hadir antara lain Senior Executive Vice President – Director Level Enterprise Banking Irvan Yulian Noor, Executive Vice President Head of Global Market Enterprise Banking Moh. Madina Hendrik Soe’oed, Senior Vice President Head of Corporate Affairs Hayunaji, Vice President 2 Head of Government Relations Global Market Enterprise Banking Dendy Awara Rezka Taim dan Senior Manager Government Relations Global Market Enterprise Banking Ratu Ina Febriyani.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM ini menjelaskan, perkembangan industri keuangan digital salah satunya terlihat dari kehadiran bank digital yang memanfaatkan teknologi digital. Melalui bank digital, bank tidak perlu lagi membuka banyak jaringan cabang seperti umumnya bank tradisional. Masyarakat juga diuntungkan karena bank digital mengedepankan kecepatan dan fleksibilitas dalam layanan perbankan sehingga dapat diakses kapanpun dan dimanapun.
“Potensi pertumbuhan bank digital di Indonesia sangat tinggi. Terlebih, pengembangan bank digital didukung penetrasi pengguna internet di Indonesia yang semakin kuat. Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia pada periode 2022-2023 sudah mencapai 215,63 juta orang,” kata Bamsoet.
Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini menerangkan, pengembangan bank digital juga sangat potensial
mengingat masih banyaknya masyarakat termasuk UMKM yang berada dalam kategori unbanked atau belum mengakses layanan perbankan. Data Bank Dunia menunjukkan, setidaknya terdapat 97,74 juta orang dewasa di Indonesia yang masuk kategori unbanked. Setara dengan 48 persen dari populasi dewasa di dalam negeri.
“Keuangan digital memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan aktivitas ekonomi, menciptakan pertumbuhan nilai investasi, dan membuka kesempatan lapangan kerja baru. Selain itu, aktivitas keuangan digital sangat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat dari aspek kenyamanan, kemudahan, kecepatan dan efisiensi,” pungkas Bamsoet. (*/WN-VM)