PURBALINGGA : WARTA-NUSANTARA.COM– Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum FKPPI/Kepala Badan Bela Negara FKPPI Bambang Soesatyo mengajak para kader FKPPI untuk terlibat aktif membantu TNI-Polri dalam mengantisipasi potensi ancaman terorisme, yang bisa jadi akan semakin menguat menjelang Pemilu 2024. Berkaca pada Pemilu 2019 lalu, setidaknya ada 6 aksi serangan teror, peristiwa tersebut tidak boleh terjadi di Pemilu 2024.
“Pada 25 Januari 2024, Densus 88 Polri berhasil mengamankan 10 orang terduga teroris di Solo Raya. Pada November 2023, Densus 88 Polri juga berhasil mengamankan empat orang terduga teroris di Rokan Hulu, Riau. Serta pada Oktober 2023, berhasil mengamankan 59 terduga teroris. Para terduga teroris tersebut, diduga kuat berencana membuat kekacauan dalam tahapan penyelenggaraan Pemilu 2024,” ujar Bamsoet dalam Sosialisasi 4 Pilar MPR RI hari ke-13 dalam kunjungannya ke Dapil-7 Jawa Tengah bersama keluarga besar FKPPI Kabupaten Purbalingga, Selasa (30/1/24).
Turut hadir antara lain, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Purbalingga Tenny Juliawaty, Ketua pengurus daerah XI keluarga besar FKPPI Jawa Tengah Erry Sadewo, dan Ketua FKPPI Kabupaten Purbalingga A.Y. Buntoro.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, masih besarnya potensi terorisme di Indonesia, tidak lepas karena pengaruh masih kuatnya organisasi teroris global seperti Al Qaeda dan ISIS. Ditunjukan dengan masih adanya berbagai serangan teror yang terjadi di Timur Tengah dan Afrika.
Posisi sosial demografi bangsa Indonesia yang terdiri dari beragam suku, agama, ras, dan dipisahkan dengan 17 ribu lebih pulau, serta posisi geografis Indonesia yang melintasi jalur perdagangan global dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, telah menempatkan Indonesia pada posisi yang sangat rentan terhadap serangan teroris yang menginginkan bangsa kita terpecah.
“Kini ditambah kondisi Pemilu, yang seringkali menyisakan residu di kehidupan bermasyarakat, semakin membuat teroris dengan mudah memiliki celah dalam melancarkan aksinya. Pembelahan yang terjadi pada Pemilu 2019 lalu dengan terminologi Cebong, Kampret, dan Kadrun, tak boleh terjadi lagi pada Pemilu 2024. Sejarah membuktikan, karena kuatnya ikatan kebangsaan, hingga hari ini Indonesia masih tegak berdiri. Namun kita juga tak boleh terlena, karenanya kewaspadaan harus tetap dikedepankan,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini juga mengapresiasi kinerja TNI – Polri, didukung masyarakat sipil serta organisasi kemasyarakatan seperti FKPPI dalam meredam aksi terorisme. Serangan teror terhadap Indonesia cenderung telah menurun sejak tahun 2022. Sepanjang tahun tersebut, serangan teror terjadi sebanyak 7 serangan, lebih rendah dibanding tahun 2021 sebanyak 24 serangan teror.
“Pada tahun 2023, relatif tidak ada serangan teror, karena para teroris berhasil diamankan terlebih dahulu. Hingga akhir tahun 2023, Densus 88 Polri berhasil menangkap 142 teroris dari berbagai kelompok. Penangkapan tersebut, di sisi lain menunjukan bahwa kelompok teror tak pernah berhenti membangun jaringannya. Kita pun juga tak boleh lelah melawan dan meredamnya,” pungkas Bamsoet. (*/WN-VM)